Keduanya berdiri dan bertumpu pada pembatas rooftop, menghirup udara malam yang bercampur dengan aroma air laut.
Arav menoleh ke arah Kai. "mau coklat?"
"boleh." ujar Kai seadanya.
pemuda tampan itu lantas menyodorkan dua bungkus coklat Belgia. "ini manis."
"seperti kamu." ujarnya pelan tepat di telinga kiri Kai.
Kai mengernyit. "bilang apa?"
"ndak ada, saya tadi melihat ada untaian benang di rambut mu." ujar Arav pelan.
pemuda Janari hanya mengangguk patuh dan mulai memakan coklat yang Arav kasih dalam diam.
sunyi menemani keduanya selama beberapa menit setelahnya, tak ada yang membuka suara.
"saya suka kamu.” bisik pemuda tinggi tiba-tiba pada telinga kiri Kai.
Kai, pemuda yang dibisikkan kata-kata tadi terperanjat dari acara melamunnya.
“apa?” tanya-nya heran.
“saya suka kamu.” kata Arav dengan bisikan.
pemuda berparas tampan nan manis itu lantas mendengus.
“Arav. telinga kiri aku tuli.”
Kai sedikit meringis saat harus mengatakan tentang kekurangan untuk yang kedua kalinya.
telinga kirinya tuli akibat kecelakaan tunggak yang ia alami saat masuk ke jenjang sekolah menengah pertama.
Arav tersenyum kecil seraya menggeleng. “saya suka seseorang.”
“dan suka atau tidaknya dia sama saya, itu jelas tidak penting.” tambah Arav.
Kai mengernyit. "kenapa begitu?'
“karena konsekuensi dalam mencintai itu ada banyak, salah satunya adalah mencintai tanpa dicintai.”
Kai mengerjap. kali ini memilih untuk menoleh ke arah pemuda yang seumuran dengannya itu.
“maka dari itu, saya tidak akan mempermasalahkan perasaannya. jika tidak cinta, ya sudah. itu tidak akan menjadi masalah bagi saya.” tambah Arav
Kai menghela napas berat, mendengarkan cerita dari salah satu teman angkatan cukup membuatnya terkejut.
karena baginya, mengecap rasa indahnya cinta pun ia tak pernah. mungkin karena ia tak menarik.
dan tak akan ada satu manusia dari belahan bumi manapun yang akan jatuh hati pada dirinya.
“dari banyaknya insan di dunia, mengapa harus dia?” tanya Kai yang akhirnya bersuara.
Arav menoleh, seraya tersenyum. sedikit membenarkan posisi kacamata miliknya yang merosot.
“mata-nya selalu tampak hidup dengan bibir yang siap merekah seperti bunga dahlia di perkebunan. sangat indah dan menyejukan pandang.” balas Arav.
Kai tersipu tanpa alasan yang jelas, sedikit merutuki diri yang dengan lancang merasa tersanjung.
padahal pemuda tinggi itu jelas tak mendeskripsikan dirinya namun ia takjub karena Arav cukup lihai dalam menyusun diksi yang menggetarkan jiwa.
“aku juga ingin jatuh cinta. kata bapak rasanya itu begitu dahsyat.” balas Kai pelan.
pemuda manis itu menghela napas pelan. "dan aku juga ingin bisa mendengar bisikan cinta pada telinga kiri, karena kata orang akan lebih cepat untuk sampai di hati."
keduanya lantas diam, larut dalam pikiran masing-masing. menikmati hembus angin yang bertiup kencang.
“ARAV AYO PULANG.” teriak Ayah dari bawah.
keduanya menoleh ke tempat tadi keluarga mereka berkumpul yang ternyata telah kosong.
Arav mendengus seraya menatap rintik air yang perlahan turun ke bumi.
“saya pulang dulu ya. hujan akan segera turun, maka cepatlah berteduh.”
kaki panjang itu mulai berlari, meninggalkan Kai yang masih betah duduk bersandar pada tiang pembatas rooftop.
namun Arav berhenti di ambang tangga, membuka jaket miliknya yang terpasang apik.
lalu berbalik dan meletakkannya pada bahu lebar milik Kai seraya mendekat ke sisi kiri wajah pria itu.
“sekali lagi, saya suka kamu.” bisiknya pelan.
lalu berbalik tanpa sepatah katapun yang terucap dengan cepat berlari menuruni tangga, meninggalkan Kai yang mematung.
hatinya sedikit bertanya dan menerka apa yang Arav bisikkan pada telinga kirinya yang tak bisa mendengar itu.
ia lantas mendengus, menunduk dalam karena hatinya sedikit kacau karena Arav yang bercerita tentang orang yang ia sukai.
“hebat. semesta tahu bagaimana cara membuat ku sengsara hanya karena satu umat manusia.” bisik Kai lemah.
Kai jelas jatuh tersungkur dengan mengenaskan ke dalam jurang tak berujung yang dinamakan cinta dalam sekali pandang yang mungkin sepihak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Telinga Kiri [✔️]
FanfictionKaili tak bisa mendengar pada telinga kirinya dan Arav, sang pengecut yang selalu berbisik kata cinta pada telinga kiri Kai. ⚠️lokal ⚠️bxb ⚠️hajeongwoo