19

2.8K 711 126
                                    

Susana pagi cukup menyengakan dengan dua anak Adam yang sibuk menggoes sepeda masing-masing dan berjalan berdampingan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Susana pagi cukup menyengakan dengan dua anak Adam yang sibuk menggoes sepeda masing-masing dan berjalan berdampingan.

"bagaimana tidur mu, nyenyak?" tanya Arav.

Kai mengangguk, "lumayan, bagaimana dengan tidur mu?"

"sedikit terganggu namun bukan masalah besar," ujar Arav.

pemuda Janari menoleh heran sekilas dan memfokuskan pandangan kedepan, "kenapa terganggu?"

"ada kamu yang terus muncul di pikiran" kata Arav.

Kai tergelak canggung, pipinya lagi-lagi menghangat, "bisa saja"

"itu fakta adanya, rasanya sulit untuk terpejam karena tak ingin melewatkan kamu yang bertandang ke pikiran" ujar Arav lagi.

Kai menggelengkan kepalanya ribut dan membelokkan sepeda masuk ke gerbang utama.

"Kai, saya ndak tau caranya bagaimana agar kamu bisa menjadi kekasih" bisik Arav tepat disebelah Kaili.

yang dibisikkan terperanjat, dan meneguk ludahnya kasar, "maksud mu?"

"saya suka kamu, tapi bagiamana cara meminta mu untuk menjadi pendamping? pengisi hati? atau kekasih hati? saya ndak tau caranya" ujar Arav kaku.

Kai mengigit bibir bawahnya pelan dan menunduk, "bukankah Arav pernah jatuh cinta sebelumnya? maka bagaimana cara Arav meminta orang yang dicintai agar menjadi kekasih?"

"kamu yang pertama" bisik Arav malu.

pemuda Janari lantas menggaruk tengkuknya malu, "m—mungkin seperti ini, mau jadi pacar ku ndak?"

"o—oh nanti ku coba, sekarang masuk ke kelas. bell telah berkumandang" usir Arav cepat.

Kai tanpa pamit langsung berlari masuk kedalam kelasnya, meninggalkan Arav yang masih saja kaku di parkiran sepeda.

"begitu ya caranya" monolog-nya pelan.

pemuda tampan itu lantas berbalik, berjalan menuju arah kelasnya yang berbeda arah dengan kelas Kaili.

dalam perjalanan, tiba-tiba sebuah tangan datang merangkul yang sedikit membuat Arav terkejut.

"wajah mu cerah sekali?" tanya Mario, sang teman sekelas.

Arav tergelak, "wajah ku mengikuti cuaca yang cerah."

"terlihat seperti dimabuk cinta" ejek Mario.

"berbicara tentang cinta, pernah berpacaran?" tanya Arav penasaran.

Mario menoleh dan mengangguk acuh, "satu sekolah tahu jika sudah banyak gadis yang telah ku kencani. lantas mengapa bertanya?"

Arav tergelak, "lalu bagaimana cara mu meminta para gadis menjadi kekasih mu?"

"aku tak pernah meminta Arav, mereka datang dan kita secara tak langsung menjalin kasih tanpa kejelasan" ungkap Mario acuh.

"tak pernah ada yang serius? yang kamu cintai dengan tulus tanpa ada ikatan nafsu di dalamnya?" tanya Arav.

Telinga Kiri [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang