27

2.7K 678 76
                                    

Setelah pertemuan di toko roti, Janna maupun Arav memang sering bertukar sapa jika berpapasan namun Kaili tak mengetahui hal tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah pertemuan di toko roti, Janna maupun Arav memang sering bertukar sapa jika berpapasan namun Kaili tak mengetahui hal tersebut.

baru hari ini, ia melihat sosok Janna yang menyapa Arav tengan senyuman lebar yang begitu menawan.

"pagi Arav" sapa Janna semangat dan berhenti dihadapan keduanya.

Arav balik tersenyum, "pagi juga Janna"

Kai menoleh menatap Arav dan Janna secara bergantian, "siapa?" tanya-nya penasaran.

Arav tersenyum, mencubit pipi coklat itu sekilas dan berkata, "ini Janna kakak tingkat 3 yang ku temui di toko roti kemaren"

"oh halo, aku Kaili" kata Kai ramah dan mengulurkan tangan.

Janna tersenyum gemas, menyambut uluran tangan tersebut dan memperkenalkan diri, "Janna"

"salam kenal" kata Kai ramah.

"kamu manis" ujar Janna memuji paras Kaili.

Arav tergelak dan mengangguk menyetujui, "memang manis sekali"

"sampai ketemu di lain waktu ya, kelas ku sebentar lagi dimulai" kata Janna yang mulai pergi dari hadapan.

Kai menatap Arav, "cantik ya"

"iya cantik" kata Arav.

si coklat Belgia mengangguk, dan berjalan dengan menarik lengan Arav terlebih dahulu.

"tapi ada yang lebih cantik dari Janna" katanya pelan.

Kai menoleh, "bunga mawar?"

"bukan" sangkalnya malas.

"jadi apa?" tanya si coklat bingung.

Arav berhenti, menatap wajah manis itu lekat dan terkekeh, "kamu"

Kai tergelak, menepuk pipi Arav main-main, "aku ini tampan ya"

"oh tampan ya? tapi bagi saya kamu itu manis seperti coklat" katanya entang.

pemuda manis itu lantas tersipu malu dalam perjalanan keduanya menuju perpustakaan kampus.

"tapi Arav" panggila Kai pelan.

Arav menoleh, "kenapa?"

"aku ndak bakal nyuruh kamu buat jauhi Janna tapi jangan terlalu dekat boleh?" pintanya sopan.

"mengapa demikian?"

"entah lah, rasanya ada yang tak mengenakan di dada saat melihat kalian bersitatap dengan lembutnya" bisik Kai.

Arav tergelak, "Kai cemburu?"

"mungkin begitu" katanya jujur.

tubuh tinggi itu lantas menarik si Kai ke dalam pelukan erat khas dirinya, dan Kai pun membalas pelukan tersebut.

"gemas sekali, rasanya saya bisa gila karena kamu" bisik Arav heran.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Telinga Kiri [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang