3O

5.2K 781 113
                                    

Khusus pada malam hari ini Arav membawa sang kekasih untuk duduk melihat bintang di taman asrama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Khusus pada malam hari ini Arav membawa sang kekasih untuk duduk melihat bintang di taman asrama. tak banyak orang disana karena lebih memilih untuk menghabiskan waktu berbaring pada ranjang.

mengingat sudah memasuki pukul 9 malam yang artinya pintu utama asrama akan ditutup satu jam lagi membuat beberapa mahasiswa enggan untuk keluar.

tapi tak berlaku bagi Arav yang tengah bersandar pada sebatang pohon besar dengan Kaili yang bersandar pada dadanya.

buku terbuka di paha, ah malam ini merupakan ajang dirinya mendongeng tentang luar angkata pada Kai yang tampak begitu antusias.

"kenapa bumi itu berputar tapi kita tidak ikut terputar" tanya Kai heran.

Arav tersenyum, "karena ada gaya gravitasi"

"benar sih" kata Kai yang terdiam seketika.

buku besar itu mulai ditutup, mengundang tatapan protes milik si coklat belgia yang begitu manis di mata Arav, ah Kai memang akan selalu manis.

"kenapa ditutup?" protes Kai.

Arav tersenyum, tak menjawab namun mulai menaikan kancin jaket hijau milik Kai karena udara semakin dingin sekarang.

"lihat bintangnya" kata Arav memerintah.

Kai mengangguk, "terang ya"

"kamu jauh lebih terang" kata Arav lembut.

si coklat diam-diam tersipu malu dan mendorong bahu Arav main-main. ia masih saja sulit terbiasa akan gombalan dari sang kekasih yang sering membuatnya malu tanpa sadar.

pemuda Dikhara terkekeh, "tapi memang kamu jauh lebih terang dari bintang, bulan maupun matahari kai"

"itu perumpamaan aneh" bisik Kai malas.

"dan kamu jauh lebih manis di banding makanan manis apapun, termasuk coklat belgia!" kata Arav gencar menggoda.

wajah coklat itu memerah sampai ke telinga, membuat suasana sekitar mendadak begitu panas bagi Kaili yang tengah dilanda malu.

jantungnya berdegup tak karuan, wajahnya memanas dan memerah serta diri yang salah tingkah adalah tontonan menyenangkan bagi seorang Arav.

Kai mendongak, "aku—"

"saya sayang kamu" kata Arav.

si coklat mengangguk dan terkejut saat Arav mendekatkan bibirnya pada sisi kiri wajahnya, berhenti tepat di depan telinga dan melantunkan kalimat yang tak bisa Kaili dengar pada awalnya.

"Halo Kaili Asoka Janari, coklat belgia manis kesayangan saya" bisiknya.

Kai terdiam, bergeming tanpa akibat hal yang ia dengar. ia dengar. ditelinga kiri, ia mendengar bisikan Arav oh atau mungkin ia tengah berhalusinasi.

Telinga Kiri [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang