"Jangan mikir yang aneh aneh. Saya cuman mau ambilin selimut di jok belakang"
...
Hyunjin menguap pelan, perlahan matanya mengerjap, menyesuaikan sinar cahaya matahari yang menyambut tubuhnya dengan kehangatan.
Pandangannya masih sedikit buram, tapi sedikit demi sedikit ia mulai bisa memperjelas pandangannya.
Hyunjin memutar tubuhnya dari terlentang menjadi menghadap ke samping, lalu tangannya bergerak memeluk bantal guling kesayangannya.
Tunggu...
Sejak kapan bantal guling nya terasa sangat hangat dan kaku(?)
Dan sepertinya Hyunjin baru menyadari bahwa bantal gulingnya mempunyai wajah yang tampan dengan hidung yang mancung.
Eh?
Wajah tampan? Hidung mancung?
Apa bantal guling kesayangannya sedikit berubah?
Hyunjin meraba wajah tampan itu, dari mata, pipi, bibir dan hidung. Terasa sangat nyata, dan...
Bernafas?
Apa hanya halusinasi Hyunjin? Atau bantal gulingnya memang bernafas?
Wait! What?!
BERNAFAS?!!
"AAAAAA!!!"
...
Bruk!
Minho meringis kesakitan, sambil menguap pelan ia mengusap bokongnya yang terasa sakit karena mendarat dengan tidak elit di lantai.
Siapa yang berteriak pagi pagi begini?
Apa Daehwi si sekretaris gilanya itu datang ke rumahnya? Sepagi ini? Tidak biasanya.
Tapi kenapa suara nya berbeda?
Minho bangkit seketika ketika mengingat sesuatu, dengan terburu buru ia keluar dari kamar nya, berlari menuju kamar di samping kamar miliknya lalu membukanya dengan kasar.
Brak!
"Hyunjin? Ada apa?!" tanya Minho panik.
Dua orang pemuda yang saling menghindari satu sama lain menyambut pandangannya.
Di pojok ranjang sebelah kanan ada Hyunjin yang terlihat shok, dan di pojok sebelah kiri ada seorang pemuda yang terlihat tak kalah shoknya.
"LO SIAPA?!"
"LO YANG SIAPA?"
"KENAPA LO ADA DI KAMAR GW?"
"HEH! INI KAMAR GW!"
"ENAK AJA, INI KAMAR GW!!!"
Minho menyumpal telinganya seketika.
Astaga. Pagi pagi sudah disuguhi suara suara tak manusiawi:(
"Hyu-"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] My Ceo || Hyunho
Teen FictionHwang Hyunjin, siswa SMA bar-bar berusia 16 tahun. Dijodohkan oleh ayah nya dengan seorang CEO muda kaya raya. Hyunjin menolak? Pasti nya! Ia melarikan diri ke rumah sang sahabat. Tapi apa daya nya? Ia berhasil diculik oleh para suruhan sang ayah da...