"Hai sepupu, kita ketemu lagi, gak nyangka ya?"
...
Hyunjin langsung masuk ke kamarnya, mengunci pintu lantas tubuhnya langsung merosot ke lantai.
Tangisannya sudah tak dapat ditahan lagi, pikirannya campur aduk saat ini.
Padahal tak ada hal yang menyedihkan, tapi entah kenapa saat ini Hyunjin hanya ingin menangis.
Ia tak mengerti dengan dirinya sendiri yang bersikap aneh, menghindari orang orang tanpa alasan, Hyunjin merasa bingung dengan dirinya sendiri.
Bayang bayang kejadian mengerikan itu terus menerus memenuhi pikirannya, memori itu terus menerus terputar membuat kepala Hyunjin semakin berdenyut nyeri.
Tidak sadar saja kalau sebenarnya yang Hyunjin butuhkan adalah sebuah sandaran, sebuah rumah penuh kehangatan yang bisa Hyunjin jadikan tempatnya berlindung, seseorang yang bisa Hyunjin bagikan keluh kesahnya ketika ia merasa bimbang.
Tapi Hyunjin tidak tahu siapa yang harus Hyunjin jadikan sandaran.
Itu lah yang tanpa sadar membuatnya semakin menjauh dari kenyataan, bahwa ia sebenarnya memiliki banyak orang orang yang bisa menyayanginya dan melindunginya senantiasa.
Tentang Seungmin? Hei, Hyunjin tak pernah merasa dekat dengan pemuda itu, malahan pemuda itu yang terus menerus mengikuti serta mendekatinya, jujur Hyunjin sungguh merasa risih.
Entah apa motivasi pemuda itu tiba tiba mendekati nya.
Memaksa mengantar pulang, terus menghampirinya saat ia sedang sendiri, berbicara banyak padanya -yang padahal Seungmin adalah orang yang terkenal dingin-, membawa Hyunjin ke tempat tempat hiburan, dan masih banyak lagi.
Hyunjin seperti melihat sisi lain dari diri Seungmin.
Dan karena Hyunjin malas menanggapi ia jadi membiarkan saja pemuda itu bersikap sesukanya.
Hyunjin menggelengkan kepalanya, menetralkan nafasnya yang sempat memburu lalu memilih bangkit dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Sudah cukup dirinya bersikap kekanakan dan terlalu larut dalam masa lalu, ia harus belajar melupakan itu semua dan kembali bersikap semula.
...
Hyunjin keluar dari kamarnya, mengintip sedikit keadaan sekitar, lantai atas sepi, apakah Minho sedang dibawah?
Aroma masakan sedikit demi sedikit mulai tercium oleh indra penciuman seiring langkah Hyunjin menuruni tangga.
Dapat Hyunjin lihat Minho sedang berkutat di dapur, mendadak ia merasa gugup entah kenapa.
"Anjir, kenapa gue deg degan. Huft~ atur ekspresi lo Hyunjin, cukup bersikap kayak biasanya" monolognya.
Setelah menyiapkan diri, Hyunjin mulai melangkah ke meja makan.
Mendudukkan diri di salah satu kursi, pandangan Hyunjin tak lepas dari sang tunangan yang masih sibuk memunggunginya.
Eh, tunangan ya? Apakah Hyunjin sudah mulai menerima perjodohan ini?
Hyunjin kembali gugup saat Minho berbalik badan, membawa semangkuk sup dan sepiring nasi ke meja makan lantas langsung duduk di hadapan Hyunjin tanpa menghiraukan keberadaan Hyunjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] My Ceo || Hyunho
Teen FictionHwang Hyunjin, siswa SMA bar-bar berusia 16 tahun. Dijodohkan oleh ayah nya dengan seorang CEO muda kaya raya. Hyunjin menolak? Pasti nya! Ia melarikan diri ke rumah sang sahabat. Tapi apa daya nya? Ia berhasil diculik oleh para suruhan sang ayah da...