2.2 [Moments Together]

3.2K 320 30
                                    

Suara tuts dari keyboard komputer menjadi satu satunya suara yang mendominasi ruangan gelap yang berada di lantai tertinggi gedung itu.

Jam sudah menunjukkan pukul 3 dini hari, tapi pria itu nampaknnya masih betah duduk dikursi kuasanya dengan tangan yang sudah sangat kebas masoh saja terus mengetik kata demi kata.

Secangkir kopi yang masih sisa setengah sudah menemaninya selama berjam jam, ia raih cangkir itu lalu mulai menyesap cairan berwarna hitam kecoklatan yang padahal sudah tak lagi hangat, ia tak perduli karena ia sudah sangat malas menggantinya dengan yang baru.

Matanya yang sudah sayu terasa sangat amat berat, kali ini ia terpaksa kerja lembur karena sudah tak masuk kantor selama dua hari, alhasil kerjaan yang memang sudah menumpuk itu menjadi semakin banyak dan tak ada pilihan lain selain menyelesaikannya sekarang kalau tidak ingin terus menumpuk.

Tak!

Tuts terakhir ditekan dengan sedikit lebih bersemangat.

"Selesai!" serunya sambil merengangkan semua ototnya sembari menunggu pekerjaannya tersimpan.

Ia menghela nafas lantas bersandar pada kursi, kaca mata yang sedari tadi tak pernah lepas bertengger diatas hidung bangirnya ia lepas, setelah itu mulai memijat keningnya yang terasa pening.

Ia baru teringat kalau belum mengecek ponselnya sendiri jadi langsung saja ia raih benda pipih persegi panjang itu yang berada agak jauh darinya.

Baru ia hidupkan data selulernya sontak saja berbondong bondong pesan langsung masuk.

Pandangannya berhasil terpaku pada salah satu pesan dengan nomor yang sengaja ia pin paling atas.

20 unread messages from My Wife

...

Minho menyesal sudah mensilent mode ponselnya sejak kemarin sore.

Rentetan pesan dari istrinya yang menanyakan kapan dirinya pulang kerumah membuatnya merasa bersalah sekarang.

Ia mengendarai mobil dengan laju membelah jalanan yang sepi diwaktu subuh seperti ini.

Jujur rasa kantuknya sungguh sangat mengganggu, tapi ia coba untuk fokus agar tak terjadi hal yang tak diinginkan.

Yang ia inginkan saat ini hanyalah memeluk tubuh istrinya sembari mengucapkan beribu ribu maaf.

Matanya sesekali terpejam secara tak sadar, tapi secepatnya ia menggeleng mencoba mengusir kantuk.

Tak biasanya ia pulang sepagi ini, kalaupun lembur biasanya ia akan menginap dikantor. Tapi sekarang ia sadar kalau ia memiliki tanggung jawab lain, yaitu menjaga istrinya. Rasanya kasihan saja kalau dia sendirian dirumah.

Sret!

Mata Minho sontak melotot saat seorang wanita berambut panjang tiba tiba muncul dihadapannya, secepatnya ia injak rem dan bunyikan klakson.

Ckiiit!

Tubuh Minho hampir saja membentur setir mobil, untungnya berhasil ditahan oleh sabuk pengaman yang ia pasang.

Nafasnya memburu, buru buru ia lepas sabuk pengamannya lalu turun dari mobil untuk mengecek keadaan wanita tadi.

Ia lihat wanita tadi berjongkok dan meringkuk di depan mobil yang berada beberapa senti di depannya.

"Anda tidak apa apa nona?" tanya Minho khawatir. Sigap membantunya untuk bangkit.

Wanita itu mendongak sedikit menatap Minho. Mata Minho seketika tercelang menatap wajah yang sepertinya tak asing diingatannya.

[✔] My Ceo || HyunhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang