"Well, that's it for today. Nice to work with you guys. Good afternoon"
Semua orang dalam ruangan itu keluar setelah berpamitan
Kecuali si pemuda berjas putih, ia nampak sedang menata ulang rambut pirang hampir sebahunya yang sedikit lembab karena keringat, setelahnya bernafas lega karena akhirnya kulit lehernya mendapatkan sedikit udara dingin dari pendingin ruangan
Ada keinginan dalam dirinya untuk memotong rambut, tapi ada juga rasa tidak rela jika rambut panjangnya dipotong
Kedua tungkainya dibawa melangkah mendekati jendela, mengamati padatnya jalanan kota London menjelang malam
Hari ini cukup melelahkan baginya yang sudah bekerja seharian, ia ingin segera pulang
Matanya melirik pada arloji yang terpasang apik di pergelangan tangannya, sudah hampir jam 7
Ah, pasti malaikat kecilnya sudah menunggu dirumah
Mengingat itu senyum tipisnya terukir
Pin kamar apartemen ia ketik dengan lesu
"Papa~ papa~"
Ketika pintu terbuka sebuah suara cempreng dari arah dalam langsung menarik perhatiannya
Sebuah buntalan berlari kearahnya dengan kedua kaki mungilnya membuatnya langsung merentangkan tangan menyambut
Bruk!
Ia melotot kaget saat buntalan menggemaskan itu jatuh ke lantai dengan suara yang cukup keras
Melihat si kecil yang sudah siap menangis membuatnya langsung menghampirinya lalu memeluknya untuk menenangkan
"Cup cup cup, jangan nangis sayang. Ada yang sakit? Sini papa tiupin"
"Noouuuuu! Da ada yang atit, Ji kuat!" ucap si kecil sambil menghapus air matanya menggunakan kedua kepalan tangan yang sontak saja membuat sang papa menjawil hidung mancungnya gemas
"Papa Jinie tenapa lama cekayi puyang? Ji bocan unggu" tanya si kecil dengan wajah marah yang mana terlihat sangat menggemaskan
"Maaf sayang, tadi pekerjaannya banyak sekali. Papa bahkan ga sempat makan siang tadi"
Mata si kecil berkedip dengan wajah polos, "Papa da cempat mam?"
"Hu'um"
"Iihhhh! Papa nda boleh gitu! Papa halus inget mam! Nanti ambung na nangis!" omelnya pada sang Papa
"Sowwy baby. Papa janji ga ngulangin lagi"
"Dandi?"
Ia terkekeh saat si kecil menyodorkan jari kelingking mungilnya, balas menautkan jari kelingkingnya, pinky promise
"Janji!""Now, let's eat! Ji mau mam apa?"
"Ji mau mam utis yang anyak!"
"Otay! Makan malam hari ini kita makan sosis kesukaan baby Ji!"
"Yeay!!"
Keduanya tertawa senang sambil berjalan menuju ruang makan
Tapi bunyi bel membuat langkahnya terhenti, sontak ia menoleh ke arah pintu
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] My Ceo || Hyunho
JugendliteraturHwang Hyunjin, siswa SMA bar-bar berusia 16 tahun. Dijodohkan oleh ayah nya dengan seorang CEO muda kaya raya. Hyunjin menolak? Pasti nya! Ia melarikan diri ke rumah sang sahabat. Tapi apa daya nya? Ia berhasil diculik oleh para suruhan sang ayah da...