- Jangan yang pertama

763 125 31
                                    

"SUDAH punya pacar belum?"

"Izin menjawab Kak, belum. Terakhir suka sama cewek, saya malah ditikung temen saya." jawab Jendra dengan suara lantang.

Seluruh orang yang hadir pada ospek jurusan saat itu menertawai jawaban Jendra.

"Ingat peraturannya, peserta gak boleh tertawa yang boleh tertawa hanya panitia."

Ruangan kembali hening ketika panitia mengingatkan kembali aturan main acara hari ini, atensi para peserta ospek jurusan dan juga para panitia kembali pada sosok Jendra yang tengah berdiri di hadapan mereka seorang diri.

"Bagus kalau gak punya. Sekarang silahkan pilih satu orang yang menarik perhatian kamu, saya beri kamu waktu sepuluh detik, bisa?"

Jendra seketika bingung, namun tetap menjawab. "Siap, bisa Kak."

Kalau Jendra sekarang sedang berkuliah di Jurusan Farmasi atau Kesehatan, Jendra sih senang-senang saja jika disuruh memilih yang menarik perhatiannya. Tapi, ia berada di Jurusan Teknik Elektro ... Tidak ada yang bisa Jendra pilih karena rata-rata yang duduk di hadapannya saat ini adalah kaum Adam.

Maka dengan ragu, Jendra bertanya, "Kak maaf, izin bertanya. Ini Kakak tanpa langsung suruh saya jadi homo atau bagaimana?"

Ruangan kembali dipenuhi oleh gelak tawa. Beberapa peserta bahkan panitia sampai mengakui kalau Jendra menjadi MVP hari ini karena setiap kalimat yang keluar dari mulutnya, tidak ada yang gagal untuk mengocok perut.

Setelah dua jam lebih saling adu urat antara peserta dan panitia, mendirikan Jendra di depan sebagai hiburan ternyata pilihan yang sangat bijak.

"Kan masih ada yang cewek walau gak banyak. Coba lah pilih dulu, siapa tau jodoh." sahut panitia lainnya.

"Yaudah, kalo gitu saya pilih Teh Dara aja."

"Widih."

"Disuruh milih peserta malah milih panitia, pinter."

"Dar, dipilih Dar, asik."

Sosok yang dipilih oleh Jendra hanya tertawa kecil di pinggir lapangan, tanpa memberikan respon lebih lanjut.

Jendra menunduk malu.

Bukan tanpa alasan mengapa Jendra memilih Dara sebagai orang yang dianggapnya menarik, karena sejujurnya sejak pertama kali bertemu Dara, Jendra seperti sedang dejavu. Perasaan yang pernah hadir ketika dirinya bertemu dengan Jihan—perempuan yang sebelumnya Jendra sebutkan diatas, muncul meruak begitu saja ketika dirinya bertemu Dara.

Kagum, tidak bisa berkedip, dan deg-degan.

Namun sayang, diantara Jihan dan Dara, keduanya memiliki persamaan, yaitu sama-sama tidak bisa Jendra miliki.

Untuk kasus Jihan, sudah jelas tidak bisa dimiliki karena gadis itu berujung memiliki hubungan spesial dengan sahabatnya, Harfi. Sedangkan untuk Dara, Jendra bahkan tidak berani untuk menatap mata gadis itu. Alasannya tentu karena Dara adalah seorang Kakak tingkat, Jendra merasa segan hanya dengan memikirkan dirinya bersanding dengan Dara.

"Kalau gitu kamu saya kasih tugas individu. Tugasnya kamu harus dapat username Instagram Dara, tapi harus kamu yang minta langsung sama Daranya," jelas salah satu panitia. "Kalau kamu udah follow duluan tapi ternyata kamu gak minta langsung ke Dara, kamu kena hukuman ya? Deal?"

Jendra terdiam.

"Diam kamu saya anggap setuju. Kalau gitu silahkan kembali ke barisan, kita tutup acara hari ini." lanjut panitia ketika tidak mendapatkan respon dari Jendra.

Jendra berjalan gontai, kembali masuk kedalam barisan kelompoknya. Seketika Jendra dibuat bingung dengan tugas individunya yang tidak masuk akal. Kalau tau akan seperti ini, Jendra lebih baik memilih secara acak laki-laki dari angkatannya saja. Tidak perduli dirinya akan di cap penyuka sesama jenis atau apa lah itu, Jendra tidak perduli.

[PROSES REVISI] JanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang