"MAAF ya temen-temen kita jadi harus rapat lagi padahal kemarin baru aja rapat. Tapi gue harap rapat hari ini bisa berdampak positif buat keberlangsungan acara kita nanti. Thanks semua, kalian boleh bubar, hati-hati pulangnya."
Dara langsung menoleh pada Jendra ketika sekumpulan panitia sudah bangkit dan berjalan keluar dari ruang rapat.
"Balik bareng?" tanya Dara, Jendra mengangguk, kemudian keduanya ikut bangkit dan berjalan keluar ruangan.
"Mau mampir makan dulu gak?" tawar Jendra.
"Engga deh kayanya, gue mau masak di kost aja."
"Yaudah, lo tunggu sini dulu gue yang ambil motor."
Dara hanya mengangguk pelan sebagai jawaban, lalu menyender pada tembok, menunggu Jendra mengambil motornya dari parkiran.
Seorang gadis berambut panjang tiba-tiba keluar dari dalam gedung dan berdiri tidak jauh dari tempat Dara berdiri. Sebenarnya Dara tidak yakin siapa gadis itu, namun ketika gadis itu menurunkan maskernya, membuat Dara langsung berjalan ke arahnya dengan yakin.
"Hei," sapa Dara.
Jasmin yang kala itu tengah memakai earphone, sontak melepasnya dan menatap Dara dengan tatapan bingung. "Yaa?"
"Sorry kalau lancang, tapi kalau boleh tau lo punya pacar gak?"
Jasmin semakin dibuat kebingungan. "... Aku gak punya."
"Maaf, gue kira lo pacarnya temen gue, soalnya lo mirip banget sama pacarnya temen gue, Gion."
"Sergion maksudnya kak?"
"Iya, lo kenal?"
Jasmin tersenyum kecil. "Kalau maksud kakak Sergion Teknik Elektro, iya kak aku kenal. Aku dulu pacarnya Gion."
"Tuh kan bener! Soalnya gue kenal muka lo banget," balas Dara. "Gue turut berduka ya atas meninggalnya Gion, dulu waktu semester dua gue pernah satu kelas sama Gion. Kita lumayan akrab, dan beberapa kali gue pernah liat foto lo di handphone Gion, jadi gue kenalin lo."
"Makasih kak." balas Jasmin seadanya.
"Lo anak akutansi kan? Panit Mufest juga?"
"Iya kak, aku anak akutansi. Panit Mufest juga, di divisi logistik."
"Kalau ada apa-apa lo bisa tanya gue ya, eh, btw nama lo siapa?"
"Jasmin kak."
"Oke, kenalin, gue Dara."
Suara klakson motor membuat atensi kedua gadis itu menjadi teralihkan, menuju sesosok lelaki yang kini tengah duduk di atas motor maticnya, menunggu salah satu dari mereka datang menghampirinya.
"Teh, ayo." kata Jendra.
"Jasmin, gue duluan ya. Lo balik naik apa?" tanya Dara pada Jasmin.
"Aku naik ojek kak."
"Hati-hati ya."
"Iya kak, makasih."
Dara tersenyum kecil sebelum akhirnya berjalan meninggalkan Jasmin sendiri. Selagi menunggu Dara naik keatas motornya, Jendra sempat bertatapan dengan Jasmin untuk sesaat. Jendra tersenyum kaku, pun Jasmin.
Dan ketika Dara sudah naik ke atas motornya, Jendra langsung melayangkan satu pertanyaan untuk Dara.
"Lo kenal cewek itu teh?"
___
Jasmin berakhir pulang dengan angkot.
Ia turun tepat di depan gang kostnya, membayar angkot, kemudian berjalan kaki memasuki gang tempat kostnya berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
[PROSES REVISI] Jangan
FanfictionJangan takut jatuh cinta lagi, apalagi kalau itu bersama Rajendra. ©bcnzie11 2021