- Dalam bahaya

427 99 12
                                    

"JENDRA,"

Merasa terpanggil, Jendra membalikan badannya dan mendapati Jasmin sedang berjalan menghampirnya. Setelah Jasmin berdiri di hadapannya, Jendra dibuat bingung karena wajah Jasmin terlihat sangat tidak bersahabat.

"Kamu tuh kenapa sih?"

Jendra mengerutkan dahi bingung. "Gue? Kenapa?"

"Kamu kan lagi sakit, kenapa bisa-bisanya kamu nunggu di depan kost aku dua jam begitu kemarin?"

"Soalnya gue tau lo pasti takut, lagian bahaya juga. Lain kali kalau ada yang ngikutin gitu lo jangan sungkan ya bilang sama gue."

"Iya, tapi kamu juga harus mikirin diri kamu sendiri. Buat apa kamu jagain aku, tapi kamu jaga diri kamu sendiri aja gak bisa?"

"Yaudah nanti kalau gue sakit tinggal gantian, lo yang jaga gue. Iya kan?" ujar Jendra bercanda. "Udah sih santai aja. Lagian itu kemauan gue sendiri."

"Tapi tetep aja aku merasa gak enak."

"Kasih kucing aja kalau gak enak."

"Gak lucu?" protes Jasmin.

"Duh galak amat sih," balas Jendra. "Yaudah oke, gue minta maaf. Tapi gue gapapa kok, nih buktinya gue masih bisa rapat."

Jasmin menghela nafasnya pelan, kemudian mengeluarkan sesuatu dari dalam kantung bajunya. "Nih."

Jendra melirik sekilas, sebelum akhirnya bertanya, "Buat apaan?"

"Buat jaga kesehatan kamu." balas Jasmin, namun Jendra tidak kunjung mengambil Vitamin-C yang Jasmin berikan membuat Jasmin jadi kesal sendiri.

Jasmin menarik tangan Jendra dan menaruh Vitamin-C pemberiannya pada telapak tangan Jendra, lalu kembali mengomel.

"Tinggal ngambil aja gak bisa ya?!"

"Iya ini diambil. Makasih ya Jasmin galak." balas Jendra setengah meledek. "Gue mau ke kantin dulu, lo mau ikut? Atau masih harus rapat divisi?"

"Duluan aja, aku nanti."

"Emang udah makan apa?"

"Belum."

"Yaudah sih makan dulu aja. Ayo sama gue."

Setelah menimang beberapa detik, Jasmin akhirnya setuju untuk pergi makan dengan Jendra.

"Ayo deh."

Jendra tersenyum puas, lalu menarik pergelangan tangan Jasmin untuk pergi membeli makanan.

Seorang lelaki secara tiba-tiba saja datang ke hadapan mereka berdua dengan langkah tergesa. Raut wajahnya seperti siap meledak kapan saja. Jendra dapat merasakan Jasmin langsung bersembunyi di belakangnya.

Jendra kebingungan.

Semakin dibuat bingung ketika lelaki itu tiba-tiba menarik tangan Jasmin untuk keluar dari perlindungan Jendra dan membentak Jasmin begitu saja.

"Bener lo yang namanya Jasmin Saputri?"

Jasmin menganguk takut. "Iya, bener. Ada apa ya?"

Lelaki itu tertawa mendengar jawaban Jasmin. "Lo gak tau malu ya? Setelah lo bunuh pacar lo, terus lo masih berani buat tampilin muka lo disini?"

Jendra menarik Jasmin, membuat lelaki itu kini melirik ke arah Jendra.

"Oh, udah punya pacar baru juga? Hebat, hebat, cewek hebat lo."

"Maksudnya apa ya? Tolong jangan asal ngomong. Kalau memang ada masalah bisa dibicarakan." kata Jendra berusaha membela Jasmin.

"Gausah ikut campur lo, urusan gue cuma sama ni cewek pembunuh."

[PROSES REVISI] JanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang