"JENDRAA!"
Jihan melambaikan tangannya dengan semangat, berusaha untuk memberi tau Jendra untuk mendekat kearahnya. Jendra yang baru saja memarkirkan motor, segera bergegas turun dan berlari kecil untuk menghampiri gadis itu.
"Udah lama nunggu?" tanya Jendra ketika dirinya sudah berada di hadapan Jihan.
Jihan menggeleng pelan sebagai balasan, "Ini kita mau makan di kantin aja, atau mau keluar cari makan ke daerah Beji?"
"Di kantin sini aja, jauh-jauh amat ke Beji." balas Jendra.
"Btw, katanya lo mau bawa temen lo kesini?" tanya Jihan penasaran. "Gak jadi?"
"Engga jadi, dia ada kelas."
"Cewek ya? Iya sih gak mungkin cowok, nanti yang ada lo di amuk Harfi."
"Nah, itu tau." balas Jendra. "Anaknya baik, gue mau minta tolong aja lo temenan sama dia, soalnya dia keliatan malu-malu kalau mau temenan."
"Iya boleh banget, nanti janjian lagi aja ya. Kenalin gue ke dia." balas Jihan. "Lo mau makan apa? Biar gue pesenin."
"Samain aja. Eh, ini lo gak ada kelas kan abis ini?"
"Iya engga, lo juga kan?"
"Engga. Yaudah nanti balik gue anter ya."
"Oke," Jihan setuju. "Mesen makanan dulu ya."
Jihan pergi beberapa saat untuk memesan makanan, tidak lama setelahnya Jihan kembali dan duduk di hadapan Jendra seraya menatap Jendra penasaran.
"Lo ngapain tiba-tiba ngajak ketemu?"
"Disuruh Harfi," aku Jendra jujur. "Katanya lo kok sering ilang-ilangan. Ngapain sih lo? Udah tau Harfi rewel kalo gak ada kabar dari lo."
"Gue lagi bete sama dia," balas Jihan. "Tempo hari lo ada liat snapgram Wulan?"
"Engga, apaan emang?"
"Ya pokoknya gue bete gara-gara itu. Lagian gue juga lagi sibuk, jadi gak terlalu sering megang hape."
"Lo kenapa gak daftar Mufest?"
"Lo daftar?"
"Iya."
"IH GAK BILANG, tau gitu gue daftar juga."
"Lah lagian kenapa gak daftar."
"Gue takut gak punya temen, itu yang panitianya dari semua jurusan. Iya kan?" tanya Jihan.
"Iya makanya ikut biar dapet temen baru."
"Iya, nyesel deh." kata Jihan. "Harfi ada cerita apa lagi ke lo?"
"Gak ada, yang akur deh lo berdua gue juga punya cerita cinta gue sendiri yang harus gue urus."
"Emang lo udah punya pacar?"
"Belum sih," jawab Jendra pelan. "Ya tapi gak akan punya pacar kalo hidup gue cuma buat ngurusin urusan percintaan lo sama Harfi."
"Yaudah sih, jangan mau kalau disuruh Harfi samperin gue lagi," balas Jihan gak kalah sewot. "Lagian lo sombong banget, kita masih satu kampus aja lo jarang ngajak main. Apalagi kalo beda kampus ya, lo lupa kayanya gue siapa."
"Apa sih lebay."
"Iya kok bener, fakta."
"Teknik sibuk."
"Lah emang gue gak kuliah juga?"
"Iye nanti disamper sebulan sekali, kunjungan rutin."
"Nah gitu dong," sahut Jihan berpuas diri. "Ntar nyamperin gue bawa gebetan lo juga, biar gebetan lo tau temen lo satu-satunya di kampus ini cuma gue."

KAMU SEDANG MEMBACA
[PROSES REVISI] Jangan
FanfictionJangan takut jatuh cinta lagi, apalagi kalau itu bersama Rajendra. ©bcnzie11 2021