Draco mengutuk dirinya sendiri saat tidak mendapati Theresia di tempat persembunyiannya. entah kapan ia pergi, Draco tak tau.
kini ia benar-benar sendiri setelah Pansy pergi meninggalkannya.
'mungkin ia mendengarnya' bati Draco. entah sejauh mana ia mendengar tapi Draco yakin gadis itu tak mendengar 100% perdebatannya dengan Pansy.
flashback
Draco POV
"aku tau kau menyukainya"
"aku-"
"aku tau Draco ! kau tidak bisa berbohong"
"aku mohon Pansy" kata ku memelas.
"ia tidak pantas""apa maksudmu ?"
"Ia tidak pantas mendapat hukuman Pansy. itu pilihanku!" jawabku tegas.
"Ia halfblood Draco. darah penghianat"
"aku tau Pansy"
"jangan mempersulitnya Draco" aku melihat tatapan Pansy sangat serius kali ini.
"hatiku memilihnya Pansy! kau bahkan tau" aku terdiam sejenak. "I never have choice"
"Aku tau. tapi bagaimana jika Mr. Malfoy mengetahui bahwa anaknya berkencan dengan seorang penghianat"
"aku selalu berharap ia tidak akan tau. kecuali seseorang memberi tahunya" kataku tegas menatap Pansy. ia nampak sedikit kaget.
"Tentu saja tidak akan. kecuali kau memenuhi keinginanku"
"Kau memanfaatkan ku"
"Tidak Draco. ini adalah timbal balik. aku menjaga rahasiamu dan kau menuruti keinginanku"
aku menghela nafas. dasar gadis licik!
aku tau ia menyukaiku sejak awal dan kini ia memanfaatkan kelemahanku untuk mendapatkan ku."apa yang bisa aku lakukan ?"
"pergilah dengan ku ke Yule Ball"
---
Draco berjalan menyusuri lorong yang cukup ramai. hari ini hari pertama pertandingan Triwizard dimana semua peserta akan melawan naga.
namun Draco tidak tertarik, pikirannya terfokus pada Theresia dan sangat ingin memberi penjelasan kepadanya.
"Hei mate! apa yang kau lakukan ?" Blaise memanggilnya. disebelah Blaise nampak Pansy yang tersenyum kepadanya.
"ah tidak ada" jawabnya asal. sangat tidak mungkin ia memberitahu mereka berdua jika ia sedang mencari Theresia.
"ayo cepat atau kita akan kehabisan tempat duduk di tribun"
"ya. kau benar"
mereka bertiga pergi namun mata Draco masih mencari rambut hitam milik Theresia.
Tribun memang sudah ramai tapi syukurlah Draco, Blaise, dan Pansy memdapat tempat duduk yang strategis.
Draco pada awalnya sangat malas dan tidak berniat menikmati acara tersebut sampai matanya terfokus pada satu titik di tribun Gryffindor. itu dia ! Theresia. sedang menikmati pertandingan dan terlihat sangat bahagia.
tanpa sadar itu membuat Draco juga merasa bahagia dan mulai menikmati pertandingan hingga selesai.
---
Sudah beberapa hari setelah malam itu ia tak berbicara bahkan tak bertemu dengan Draco.
besok akan ada acara pesta dansa dan ia belum menemuka pasangan untuk pergi ke pesta tersebut.
'apa aku harus mengajak Draco ?'
'ah tentu saja tidak'
'mungkin dia sudah menemukan pasangan. mengingat banyak orang yang mengincarnya'
'tapi aku tidak mungkin pergi sendiri'ia terus berkutat dengan pikirannya. ia kini duduk di Greathall bersama Hermione dan Ginny di meja Gryffindor.
"bagaimana denganmu Thesa ?" tanya Ginny. namun nampaknya orang itu sedang sibuk dengan pikirannya.
"Theresia Matthew!" panggil Hermione dengan menaikkan satu oktaf suaranya.
"ada apa Hermione ?"
Hermione dan Ginny saling pandang. "aoa kau sudah mendapatkan partner untuk pergi ke pesta ?" tanya Ginny.
"ah ya.. soal itu. aku rasa aku tidak akan pergi"
"kau tidak bisa begitu. professor McGonagall akan memotong point Gryffindor"
"Hermione benar"
"aku hanya tidak ingin mempermalukan diri karena datang tanpa pasangan"
"kau hanya perlu menemukannya!"
"ah tentu saja Hermione. bagaimana denganmu. siapa laki-laki yang beruntung mendapatkanmu ?"
Hermione nampak tersipu dengan pertanyaan Theresa. "Viktor Krum" bisimnya
Theresia terkejut bukan main. baik Hermione dan Viktor Krum adalah orang yang beruntung dan sangat ...
cocok."awesome!! lalu bangaimana denganmu Gin?"
"aku yah.. Neville mengajakku"
"kalian beruntung sekali. tak satupun yang mengajak-"
ucapan Theresia terhenti ketika seseorang memanggil namanya. "Theresia" panggil orang itu. ia sedang berjalan menuju ke tempat tiga gadis tadi bergosip. "bisa bicara sebentar ?"
"bicaralah disini" jawab Theresa. Hermione dan Ginny hanya menatap laki-laki Hufflepuf yang sedang mencoba berbicara dengan temannya.
"em- ini sedikit privasi"
"baiklah. mari bicara diluar"
mereka berdua berjalan keluar greathall. dan dibalik pintu besar itu, mereka berhenti. disana tak begitu ramai. hanya ada beberapa siswa yang jaraknya pun cukup jauh dari tempat mereka berada.
"apa yang ingin kau bicarakan ?"
"ah ya! Aku Aidan Gallagher" katanya sambil menyodorkan tangan kanannya.
"senang bertemu dengamu Mr. Gallagher. aku Theresia Matthew" jawab Theresia dan membalas jawbatan tangan Aidan
"panggil saja Aidan supaya terkesan akrab"
Theresia terkekeh kecil. "baiklah Aidan. senang bertemu denganmu"
Aidan tersenyun dan menampakkan lesung pipi di kanan dan kirinya. "aku harap aku belum terlambat untuk ini". ia terdian sejenak. "adalah sebuah kehormatan jika kau mau pergi bersamaku ke Yule ball besok" katanya tanpa ragu.
ia bahkan sedikit membungkukkan badan dan menyodorkan tangan kanannya. seperti seorang pangeran yang mengajak seorang putri berdansa.
Theresia kembali terkekeh. ia lalu menekuk sedikit lututnya dan menunduk sambil menarik sedikit sisi kanan dan kiri roknya. seperti seorang princess.
"aku bahkan tidak punya alasan untuk menolakmu"Baik Aidan maupun Theresia kembali ke posisi awal dan tak bisa menyembunyikan perasaan senangnya.
"terimakasih banyak"
"terimakasih kembali"
"boleh kuantar ke meja mu?" tanya Aidan dan Theresia mengangguk.
mereka berjalan menuju tempat Hermione dan Ginny.
"terimakasih sudah mengizinkan Theresia berbicara denganku"
"sama-sama Aidan" jawab Ginny.
Aidan kemudian meninggalkan Theresia bersama temannya. Ia juga mengedipkan sebelah matanya pada Theresia.
Oh Tuhan. wajahnya sudah semerah tomat rebus.
setelah Aidan hilang dari balik pintu, Theresia langsung merangkul bahu Hermione dan Ginny.
"sepertinya aku harus memilih gaun terbaikku"
bahkan rasa senangnya membuat ia tak sadar dengan sepasang manik hijau sedang mengamatinya dari seberang meja.
---
Panas gak ?
Panas gak ?
Panas gak ?
Panaslah masa enggak 🤪yuk jangan lupa tinggalkan jejak dan komen 😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Found You [Draco Malfoy]
Teen Fictionmemasuki tahun keempat, Draco mulai ogah-ogahan untuk kembali ke Hogwarts. setelah insiden wajah tampannya itu dipukul oleh seorang mudblood dan itu melukai harga dirinya. beruntungnya ia ketika Mr. Malfoy tidak mengetahui hal tersebut. namun siapa...