Kabur

433 57 1
                                    

"we cant trust anyone"

🌹🌹🌹

The Borrow nampak sepi malam itu. hanya ada Theresia, Ginny, dan Molly di sana.
Theresia memang pergi kesana setelah perdebatan dengan ibunya dan calon ayah barunya. ia menulis surat untuk Tonk dan meminta wanita itu mengantarnya kesana. mengingat dunia sihir sedang kacau balau, pergi sendirian tentu bukan pilihan yang baik.

Tonks menyuruh gadis itu untuk tetap tinggal sementara dirinya ikut dalam misi penyelamatan Harry. perdebatan sempat terjadi karena Theresia keras kepala ingin ikut menyelamatkan sahabatnya sementara Tonks tetap kekeh mengatakan jika akan jauh lebih baik jika ia tetap disini bersama Molly dan Ginny untuk melindungi rumah bertingkat itu agar tetap aman. secara tidak langsung ia juga ikut menyelamatkan nyawa seseorang.

Siang tadi, Theresia mengirimkan surat untuk Vanessa agar tak usah mengiriminya surat selama setahun serta tidak usah terlalu memikirkan tentangnya. disurat itu Theresia juga menulis tentang penyeselannya bersikap kasar pada Rexy dan memberi izin kepada mereka untuk menikah meski jauh dalam lubuk hatinya ia tak siap jika harus memiliki anggota keluarga baru. namun ia juga tak se-egois itu dan masih memikirkan tentang kondisi ibunya bilamana ia tak bisa kembali dalam keadaan bernyawa.

suara benda jatuh terdengar dari kejauhan. ditutupi oleh padang rumput setinggi dada orang dewasa. Molly buru-buru keluar mengecek siapa yang datang pertama. itu Harry dan Hagrid dengan motor besar milik Hagrid. kondisi mereka cukup buruk dengan pelipis Harry mengeluarkan darah.

"astaga Harry, kemarilah" kata Molly berlari mendekati Harry dan membawa anak itu masuk ke rumah.

baru diambang pintu, suara benda terjatuh kembali terdengar. Harry diserahkan kepada Theresia sementara Ginny dan Molly mengecek siapa yang berikutnya datang.

Theresia cukup telaten untuk mantra penyembuhan, maka luka sebesar ibu jari itu bukanlah masalah besar.

"maaf aku tak ikut dalam ini Harry" ucapnya menyesal.

"jangan menyesal Thesa. terimakasih sudah menjaga rumah ini tetap aman"

"kau tau, para pelahap maut harusnya tak kemari karena tujuan utama mereka adalah kau"

"ya. mereka hanya tak tau. jika mereka tau, pastinya tempat ini sudah diserang dari tadi. dengan begitu aku tak punya tempat lain untuk bersembunyi"

Theresia tersenyum kikuk mendengar jawaban Harry. gadis itu memeluk sahabatnya dalam posisi duduk menyamping.

Arthur dan George masuk dalam kondisi mengenaskan. dahi bagian kirinya terluka parah dan darahnya mengalir dengan deras membasahi separuh wajahnya. Theresia dan Harry memberi ruang untuk George berbaring disana. Molly dan Fred menangis disisinya sementara Theresia buru-buru menyiapkan kain bersih untuk membersihkan luka milik George.

"Mad-eye mati. kita dihianati" ujar Arthur.

semua diam, menunduk, dan merenung.

sesaat kemudian, anak-anak diharuskan memasuki kamar mereka sementara orang dewasa berdiskusi di bawah.

"cukup mengerikan bukan ? maksudku, kita sudah tak bisa mempercayai siapa pun" ujar Hermione menyampaikan pendapatnya yang sedari tadi ia pendam.

Theresia tak mengindahkan pendapat Hermione, ia hanya termenung menatap keluar jendela. itu membuat itu sedikit tersinggung. langkah kakinya mendekat ke arah Theresia dengan hati-hati, takut bila gadis itu sedang dalam mood terburuknya.

"kau baik-baik saja ?"

Theresia sedikit terkejut saat Hermione menyentuh bahunya pelan.
"maaf"

Found You [Draco Malfoy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang