"sebuah senyuman,
sebuah pertemuan,
sebuah pertemanan"🌹🌹🌹
Musim dingin telah tiba. Kini semua siswa hogwarts bisa mengunjungi hogsmade termasuk Theresia, Harry, Hermione, dan juga Ron. Cuaca sedikit badai dan berangin. Benar-benar dingin.
“hey professor, mau ke three broomstick ?” sapa professor Slughorn kepada professor Flitch.
“sayang sekali aku harus melatih klub paduan suara” balasnya.
“hey, ada yang mau butterbear ?” tanya Harry sambil melirik ketiga temannya.
Dan disinilah mereka. Tempat butterbear atau lebih tepatnya three broomstick. Merema berempat memilih tempat duduk yang menghadap ke arah Ginny dan Thomas. Mereka berdua nampak mesra bahkan berciuman. Astaga, di tempat seperti ini.
“sudahlah Ron, mereka hanya berciuman” kata Theresia menenangkan Ron. Tangan lelaki itu mengepal di atas meja dengan sangat kuat.
“hanya berciuman katamu ? lihatlah mereka menjijikan. Bukan begitu Harry ?”
“professor Slughorn”
Bukannya membalas pertanyaan Ron, Harry malah menyapa professor Slughorn yang menghampirnya.
“ah Harry anakku. Aku membuat jamuan makan malam untuk beberapa siswa dan aku mengundangmu”
“tentu professor. Aku akan datang”
“tentu aku juga mengundang Miss Matthew dan kau, Miss Granger”
Hermione nampak sedikit tersentak. “sebuah kehormatan untukku professor”
Slughorn tersenyum dan beralih ke Theresia. “terimakasih undangannya, professor”
“senang bertemu denganmu, Mr. Weasley”
Setelah itu Slughorn pergi dan minuman mereka berempat datang. Nampak menggiurkan dengan topping cream di atasnya.
“aku akan ke toilet sebentar” pamit Theresia. Ia benar-benar tak tahan, terlebih lagi cuacanya sedang dingin diluar sana.
Selepas keluar dari bilik kamar mandi, Theresia menemukan Draco disana. Tak ada bilik yang mengkhusukan laki-laki dan perempuan, jadi Draco tak salah disana. Namun yang membuatnya aneh adalah, ia berdiri dengan jarak yang sangat dekat dengan Katie Bell.
“Draco ?” ingin rasanya Theresia mengumpat karena membuat laki-laki itu menyadari kehadirannya.
“apa yang kau lakukan disini ?” tanya Draco sementara Katie diam saja dengan tatapan lurus.
“menurutmu aku melakukan apa disini ? berbuat mesum ?”
Draco menatap gadis itu. Tatapan yang mengerikan. “Dimana Aidan ?”
“mengapa menanyakannya ?”
“tak ada” harusnya jawaban dengan pertanyaan itu sudah cukup membuktikan jika Theresia memang tak bersama Aidan.
Draco melenggang pergi meninggalkan dua gadis itu di dalam. Langkahnya tergesa-gesa.
“hai Katie”
Namun yang disapa hanya diam dan segera menyusul meninggalkan Theresia. Kini gadis itu hanya diam dan mencerna apa yang terjadi.
Theresia kembali ke mejanya namun tak ada Harry, Ron ataupun Hermione. Kini meja itu diisi oleh Aidan. Apa ia pergi selama itu sampai teman-temannya meninggalkannya ?
“Aidan ?” laki-laki itu menoleh dan tersenyum
“Hai. Teman-temanmu sudah pergi”
“kemana?”
“entahlah. Mereka tak bilang”
“mereka menyebalkan”
“tidak juga. Itu membuatku memiliki waktu denganmu”
Theresia tak menjawab. Ia memilih untuk meminum butterbeer miliknya dengan cepat. Membuat bibirnya kotor karena cream di gelas itu. Aidan hanya tertawa dan memajukan wajahnya. Ia menghapus jejak putih di atas bibir gadis itu. Sekali lagi, Theresia tak mengelak.
Dua orang itu kemudian memutuskan untuk berjalan-jalan ke honeydukes untuk membeli coklat atau permen. Theresia nampak antusias dan melupakan rasa kesalnya kepada Golden Trio karena meninggalkannya bersama Aidan.
“Aidan, lihatlah. Ini sangat lucu”
Tunjuknya kepada sebuah botol berbentuk kelinci berwarna merah muda. “kira-kira apa isinya ?”
Aidan melihat dengan seksama keterangan yang ada dibawah benda itu. “yogurt. Yogurt dengan strawberry”
“aku akan membelinya. Lagipula botolnya bisa dijadikan pajangan”
“dari banyak hal, kau memilih botol bekas sebagai pajangan kamarmu ?”
Gadis itu mengangguk dengan polosnya lalu mengambil 4 botol yang berwarna pink, ungu, kuning, dan hijau.
“untuk apa membeli sebanyak itu ?” tanya Aidan heran.
“untuk temanku. Tentunya”
“bagaimana denganku ? apa aku bukan temanmu ?”
Theresia mengedikkan bahunya kemudian melenggang untuk membayar. Awalnya ia sempat bingung kenapa Aidab tak mengikutinya, namun ia memutuskan untuk tetap berjalan ke meja kasir. Disana gadis itu kembali melihat barang yang menarik dan memutuskan untuk membelinya.
“maaf lama menunggu” ucap seorang dengan syal kuning-coklatnya.
“ya. Kau membuatku membeku disini” jawab lawan bicaranya itu.
Mereka berjalan dengan tujuan akan kembali ke hogwarts karena hari sudah sore. Berjalan dalam keheningan dan cuaca yang teramat dingin. Tak ada satupun yang memulai pembicaraan karena tak tau topik apa yang harus dibicarakan. Langkah kaki mereka berdua meninggalkan jejak dibelakang serta saling mencoba menghangatkan diri.
Tak terasa mereka kini tiba di halaman depan hogwarts. Syukurlah, cuacai disini sedikit hangat.
“aku akan mengantarmu ke asrama” kata Aidan.
“aku akan langsung ke greathall saja. Aku yakin temanku ada disana”
“kalau begitu aku akan mengantarmu kesana dan menemanimu jika tak ada temanmu”
Theresia tak protes. Ia hanya mengangguk dan Aidan mengikutinya. Hening kembali sepanjang perjalan hingga mereka tiba di greathall. Cukup ramai orang dengan mainan yang mereka beli di hogsmade namun Harry, Ron, dan Hermione tak ada disana. Mereka berdua akhirnya memutuskan duduk di sebelah Neville yang sibuk dengan pot berisi tanah.
“hey Aidan, aku tadi melihat ini dan aju rasa kau akan menyukainya” ucap Theresia sambil menyodorkan sebuah tabung kecil dengan panjang 30 cm dan diamerter 3cm. Disalah satu ujungnya, ada mainan kodok menaiki mobil yang menempel disana. Bungkusnya berwarna hijau dengan bintang-bintang berwarna ungu.
“mainan ?”
Theresia menggeleng. “ini permen coklat. Isinya 30 dan kau harus memakannya satu hari satu biji. Konon katanya setiap warna permen yang keluar adalah warna keberuntunganmu”
Aidan mengangkat sebelah alisnya. “itu tahayul”
“baiklah jika kau tak mau. Aku akan memberinya pada Harr-“
“aku tak bilang aku tak mau” sarkasnya lalu mengambil permen yang tadinya dibawa Theresia. “terimakasih”
“sama-sama”
“aku juga punya sesuatu untukmu”
Mata Theresia berbinar menanti dan menerka-nerka apa yang akan Aidan berikan padanya.
“tutup dulu matamu Princess”
Gadis itu mengangguk dan menuruti kata lelaki itu.
“TARAAA~”
“KEREN !” Jerit Theresia saat melihat hadiah itu ada di depan matanya.
Itu adalah mainan berbentuk bola kaca dengan ornamen boneka salju berserta salju yang dapat berterbangan jika bola itu digoyangkan. Benda itu terdapat penyangga sehingga tak dapat mengelinding.
“kau menyukainya ?” tanya Aidan.
“sangat”
Mereka saling berpandangan dengan senyumannya masing-masing. Bahkan Aidan nampak mengikis jarak diantara keduanya dan melupakan fakta bahwa mereka berada di greathall. Hanya saja Theresia tak terlalu peka dengan jaraknya yang semakin dekat dengan Aidan.
“sepertinya kita mengganggu mereka” suara seseorang berambut merah membuat keduanya sadar dan menoleh ke belakang.
“kau merusaknya, Ron” kata Hermione yang mengambil posisi di depan mereka bersama Harry. sementara Ron berada di sebelah Theresia.
“baiklah. Karena teman-temanmu sudah datang, aku akan pergi” pamit Aidan lalu menuju ke meja Hufflepuff.
“apa itu ? kalian sudah berkencan ?” goda Ron yang mendekat ke arah Theresia. Namun sial, lelaki itu malah mendapat cubitan yang keras di pinggangnya.
“kau kasar sekali”
“itu mewakili kekesalanku kepada kalian karena meninggalkanku di three broomstick”
“kenapa hanya aku ?” protes Ron yang diacuhkan oleh Theresia.
“oh. Ini untuk kalian”
Theresia memberikan teman-temannya yogurt yang tadi ia beli di honeydukes. Masing-masing satu. “botolnya bisa dijadikan pajangan”
Mereka semua mengucapkan terima kasih. Dan kembali ke topik serius tentang Katie Bell yang terkena kutukan dan harus dirawat di hospital wing.
“jadi kau curiga Dra- maksudku Malfoy yang melakukannya ?” jelas Theresia yang merasa jika Harry sedari tadi menyudutkan Draco.
Laki-laki berkaca mata itu menjawab, “aku ragu membicarakannya. Mengingat kau adalah mantan kekasih Malfoy”
“biasakan dirimu. Aku sudah putus dengannya” ‘walau aku belum bisa melupakannya’ lanjutnya dalam hati.
Mereka kembaki berdiskusi dengan serius hingga tak terasa jika makan malam telah tiba.
Theresia tak nafsu makan. Pikirannya melayang memikirkan teori yang Harry buat. Ia tau jika Draco adalah pelahap maut dan ia tak ingin menyebarkan rahasia itu. Ia lebih memilik diam dan membiarkan Harry dan yang lainnya mengetahui kebenaran itu nanti. Tapi soal Katie Bell, ia takut jika jawaban yang ia terima nantinya adalah ‘iya’
---long time no see guys ❤
btw maaf ya kalo updatenya kelamaan karena aku harus membagi otak antara nulis dan ujian.btw minta doanya guys 🥺
aku mau ujikom dan sampe kebawa mimpi dong 😭😭
semoga dilancarkan akunya 🥺
KAMU SEDANG MEMBACA
Found You [Draco Malfoy]
Teen Fictionmemasuki tahun keempat, Draco mulai ogah-ogahan untuk kembali ke Hogwarts. setelah insiden wajah tampannya itu dipukul oleh seorang mudblood dan itu melukai harga dirinya. beruntungnya ia ketika Mr. Malfoy tidak mengetahui hal tersebut. namun siapa...