"aku bersimpuh di sebelahnya, mengepalkan tangan dengan kuat hingga akhirnya tangisanku pecah"
🥀🥀🥀
Theresia POV
aku menunggu dengan gusar bersama yang lain di ujung jembatan. menunggu Neville yang berada di ujung satunya untuk mengecek keadaan.
bisa kulihat jika para profesor, siswa, dan anggota Orde sudah memasang perlindungan yang tak bisa ditembus oleh sihir biasa. namun itu tentu tak menjamin kita bisa menang dengan mudah kecuali Harry bisa menemukan sisa horcrux dengan tepat waktu.
sebenarnya bohong jika aku bilang aku tak memikirkan Draco hingga saat ini, tapi aku memilih bungkam dan berusaha meletakkan Draco di sisi otak yang lainnya. kini prioritasku hanyalah hogwarts dan Harry. bahkan aku sudah tidak terlalu peduli dengan mom dan paman Rexy yang mungkin sudah menikah. hatiku terlalu kebas untuk sekedar meratapi nasib menyedihkan seorang anak berumur 17 tahun.
kilatan-kilatan cahaya seperti kembang api mulai bermunculan di langit. kalau saja situasinya berbeda, aku pasti sudah terkagum-kagum, tapi ini beda ! kilatan itu bukan berarti hal yang baik. perlahan dinding cahaya yang dibuat oleh yang lain mulai memudar.
"pertunjukan akan segera dimulai" ucap Aidan disebelahku.
aku masih memandang langit dan mengangguk paham."itu Neville!" seru Ginny sambil menunjuk ke jembatan. disana Neville berlari dan dibelakangnya ada puluhan, bahkan ratusan pelahap maut dengan bermacam-macam bentuk muka tengah mengejarnya.
"quick Neville !" teriakku menyemangatinya.
kuamati jika selain berlari ia juga menyerang pelahap maut dengan mengayunkan tongkatnya kebelakang tak menentu.
oke. jika aku boleh berkomentar, itu keren. tapi tak efective karena dengan sangat mudah para pelahap maut itu menangkisnya."Neville, jembatannya !" teriakku kagi mengingatkan rencana yang sempat kami susun sebelum sampai disini.
syukurlah Neville mendengar. ia mengarahkan tongkatnya ke sisi kanan dan kirinya mengenai tiang jembatan.
jembatan yang tua tapi kokoh itu meledak dan terputus, membuat pelahap maut yang mengejar Neville saling bertabrakan dan terjatuh.Neville sampai tepat waktu dengan bantuan aku dan Aidan menariknya hingga ia menimpa kami berdua.
"bagaimana keadaanmu kawan ?" tanya Seamus.
"luar biasa ! tak pernah sehebat ini !" katanya semangat. tak pernah aku lihat Neville semembara ini. "thanks Thesa, Gallagher" katanya lagi beralih pada kami.
"ayo. kembali ke kastil !" ajak Ginnya dan kami setuju.
tak ada yang lebih buruk lagi saat mendapati pelahap maut telah berhasil menjajah kastil. kobaran api dimana-mana, raksasa yang membawa gawang Quidditch sebagai senjata, dementor yang berterbangan di langit-langit, dan korban yang mulai berjatuhan.
kami memutuskan berpisah. Neville, Ginny, dan Seamus ke dalam kastil. aku dan Aidan membantu diluar.
terlalu banyak hal tak terkendali, bahkan para death eater menyerang beberapa siswa secara membabi buta.
Tash!
sebuah mantra yang hendak menyerang mereka berdua berhasil di tangkis oleh Aidan namun sebuah mantra kembali meluncur tepat dari arah depan dan Theresia berhasil menangkisnya.
posisi mereka kini saling membelakangi dan mengambil kuda-kuda untuk siap menyerang."bersikap sok jagoan gadis kecil" ucap Alecto Carrow yang berada di depan Theresia.
"well, aku memang gadis kecil, setidaknya aku bukan orang dewasa yang jahat seperti kalian !"
KAMU SEDANG MEMBACA
Found You [Draco Malfoy]
Teen Fictionmemasuki tahun keempat, Draco mulai ogah-ogahan untuk kembali ke Hogwarts. setelah insiden wajah tampannya itu dipukul oleh seorang mudblood dan itu melukai harga dirinya. beruntungnya ia ketika Mr. Malfoy tidak mengetahui hal tersebut. namun siapa...