OWL

539 81 7
                                    

"awal yang mengerikan tidak menjamin akhir yang tidak bahagia"

🌹🌹🌹

Theresia POV

Setelah kejadian hari itu, dimana kami anggota Dumbledore Army tertangkap dan mendapat potongan point sementara tim peneylidik mendapat tambahan point, ditambah lagi Dumbledore yang menghilang dan menjadikan Umbridge sebagai kepala sekolah sementara, aku menjadilebih fokus untuk OWL ku saja.

ada lagi, aku dengar si kebar Weasley, Fred and George kabur dari Hogwarts dengan sapu terbang saat Umbridge akan memberi hukuman cambuk kepada mereka berdua.

aku kini lebih banyak berkutat dengan buku, catatan, golden trio, dan sesekali aku melukis disaat senggang. bahkan aku sendiri jarang bertemu dengan Draco. kami hanya bertukar pandang di greathall saat jam makan atau saat di kelas.

seperti sekarang. aku lebih memilih membaca buku di perpustakaan. sejujurnya aku malas melakukan ini. maksudku, aku tidak seambisius Hermione yang ingin menjadi yang terbaik di semua kelas. aku hanya tidak ingin mengulang. itu saja.

"kau tampak stress menjelang OWL. itu akan mempengaruhi badanmu"

aku mencari siapa yang bicara dan mendapati Aidan yang duduk di bangju sebelahku. sudah lama sekali aku tidak bertemu dengannya.
"aku tak pernah gagal dalam pelajaran sejak tahun pertama. rasanya mengerikan jika aku sampai gagal"

ia terkekeh, "kau tak akan gagal"
aku sedikit terkejut saat ia mengelus rambutku.

"aku pikir perpustakaan bukan tempat untuk pacaran" kali ini bangku disebelah kananku tertarik dan sosok dengan rambut platina duduk disana.

"kami tidak sedang pacaran Mr. Malfoy. kecuali dia menerimaku sebagai kekasihnya" kata Aidan sambil mengedipkan sebelah matanya.

aku dan Draco otomatis memdelik ke arahnya. "hey, santai saja kalian berdua" sambungnya lagi.

Draco pun tak mau kalah, "aku pikir walau kau menyatakan cintamu, dia tidak akan menerimanya"

"bagaimana kau tau Mr. Malfoy ?"

"aku yakin gadis seperti Theresia memiliki selera yang lebih tinggi"

"apa maksudmu utu seperti Potter atau bisa ku sebut, the chosen one. maksudku, aku lihat Potter cukup menyukaimu Theresia"

aku sedikit terkejut dengan penuturan Aidan. maksudku, aku dan Harry hanya sahabat layaknya ia dan Hermione.

"bukan urusanmu Gallagher" sahut Draco.

"aku tak bicara denganmu Malfoy"

dapat dilihat jika Aidan lebih mampu mengontrol emosinya dibanding Draco. tangan Draco kini mengepal kuat sementara Aidan masih bisa tersenyum santai.

"baiklah. aku pikir perpustakaan adalah tempat untuk membaca" ucapku pada akhirnya.

kami bertiga mencoba fokus pada bacaan masing-masing. namun aku benar-benar tidak fokus karena Aidan dan Draco sesekali menatapku bergantian.

Aidan tiba-tiba menyelipkan rambutku yang sedikit turun dan membuatku refleks menoleh ke arahnya. "maafkan aku. tapi rambutmu menutupi kecantikanmu" katanya mencoba merayu ku.

Draco yang nampaknya sudah tidak tahan segera bangkit sambil menggebrak meja dengan keras. membuat seisi perpustakaan menoleh ke arah kami bertiga. kini Aidan juga ikut berdiri.

"apa masalahmu Malfoy ?"

"Hey Galagher ! jauhi tanganmu dari kekasihku !"

aku terkejut bukan main. aku lihat Aidan juga berekspresi sama seperti ku.
Draco menyebutku sebagai kekasihnya ? Demi Merlin ! Salazar Slytherin akan bangkit kembali !

Found You [Draco Malfoy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang