Hera menjalani teatrikal bersama profesornya sendiri. Menipu banyak orang dengan status hubungan mereka. Tetapi apakah akan baik-baik saja dengan perasaan keduanya?
***
Semuanya berawal dari pura-pura. Meminta tolong untuk menjadi kekasih tipuan. "...
Heya... Ya heya akhirnya aku kembali membawa Epilog yang kalian tunggu sebagai penutup APP ini. Sekali lagi Terimakasih untuk kalian yang selalu mendukung penuh atas tulisan ini, Pokoknya kalian terhibur dan memberi vote sudah membahagiakan hati saya.
Sekali lagi maaf jika ada salah kata atau apapun dalam tulisan ini. Baiklah jangan lupa tetap di rumah saja dan jaga kesehatan. Aku sayang kalian Loverus!!
Happy Reading, semoga menghibur :)
🌾
Tahun telah berganti tanpa disadari, surat-surat bahkan paket dari Paris selalu berdatangan tiap bulannya, bahkan notifikasi di chat selalu hadir di tiap pagi dan malam. Tidak kenal waktu terkadang terlalu pagi atau malam sekali hingga membuat Hera tidak cepat membalasnya jika sudah sangat lelah mengerjakan tugas akhirnya.
Di bulan Januari, Hera sudah menjadi sarjana. Dengan nilai cumluade yang dia dapatkan dengan pujian. Semuanya senang dan bangga, sampai-sampai membuat air mata. Banyak bunga yang berdatangan padanya baik papa, mama, Sora, Hoseok bahkan Haeun yang datang bersama dengan Jimin. Hanya saja Aerin tidak bisa datang kendati pendirian Seokjin yang tidak ingin kembali. Keduanya menetap di Jepang setelah melangsungkan pernikahan empat bulan lalu. Mungkin Seokjin masih menyesali perbuatannya, malu akan semuanya.
"Hera selamat" Haeun datang membawakannya buket bunga tulip kuning. Hera suka tulip sekaligus mawar jadi hari wisudanya dia mendapatkan kedua bunga itu di jok belakang mobilnya. Wisudanya yang meriah, benar-benar menyenangkan sekali. Namun Hera masih sedih perihal Yoongi yang tidak memberikan pesan dari kemarin malam dan itu membuat Hera kesal bukan main.
"Hera-ah" kali ini Jungkook juga datang dengan dua buket bunga yang berbeda. Dengan deru nafas yang mencekat, Jungkook memberikan kedua buket bunga itu. "Tulip merah dari Yoongi hyung—dia menyuruhku untuk memberikannya padamu."
"Minum air dulu Jung" Haeun yang melihat adiknya kelelahan itu langsung memberikan sebotol minuman yang di bawa Jimin.
Hera tampak senang sekali mendapatkan satu buket bunga dari Yoongi, ternyata pesannya telah dibaca. Pasti pria itu sedang banyak pekerjaan dan tugas. Mencium bau tulip yang harum, sekilas Hera melihat satu surat berwarna merah muda yang terselip diantara bunga dan mengambilnya. Surat dari Paris, terlihat jelas perangko Floral dengan tulisan perancis. Segera Hera membukanya, dia sangat antusias sampai-sampai meninggalkan keluarga dan teman-temannya guna membaca surat itu.
Membaca tiap kata yang indah dan membuatnya senyum sendiri. Dari bait kalimat ucapan selamat sampai bait kalimat yang membuatnya menangis. Itu bukan menangis karena sedih tapi Hera menangis bahagia sebab Yoongi berjanji akan kembali ke Korea secepatnya. Tiga atau lima bulan, itu rentang yang Yoongi janjikan padanya. Di siang yang menyejukkan bersama wangi bunga-bunga, Hera memeluk surat itu seperti dia memeluk Yoongi. Ia masih menunggu, selalu menunggu sampai saat itu tiba.
Bulan berganti, dari bulan Januari hingga ke bulan Maret. Menunggu memang hal yang dia benci seumur hidupnya, tapi dari menunggu Hera manjadi wanita yang hebat dalam menjaga perasaan, mungkin keduanya yang selalu memberi kabar.
Di lapangan balaikota, acara mewarnai festival anak-anak di adakan. Hera menjadi juri di acara festival itu berlangsung. Berputar-putar menilai sebuah karya anak-anak yang sangat unik baginya. Yoongi tidak datang kah? Gelisahnya sebab menjelang akhir bulan tidak ada tanda-tanda dari pria itu untuk kembali. Hera sempat pupus harapan, padahal kemarin dia sudah berandai jika Yoongi akan datang disaat hari ulang tahunnya kemarin lalu, berpikir jika pria itu mengejutkannya. Namun sampai tanggal 30, pria itu tidak mengatakan apapun padanya.
"Nona Hera?" tanya seorang pria yang tidak Hera ketahui tengah memegang sebuah buket bunga mawar. Hera hanya mengangguk sebagai jawaban. "Ah ada bunga untuk anda" ucap pria itu memberikan bunga itu padanya sebelum berlalu. Jujur saja Hera bingung dengan pemberian secara tiba-tiba ini, itu membuat dua juri lain menatapnya seraya tersenyum. Hera mengabaikan keduanya, dia meletakkan papannya dan mencoba menemukan surat atau apapun di buket itu.
Nihil. Tidak ada nama pengirim atau surat apapun disana.
"Nona bisa saya bantu?"
Suara seorang pria mengintrupsinya yang sedang mencari sebuah surat atau apapun di dalam buket bunga. "Tidak perlu" tolak Hera sambil bergumam umpatan. Ah menyebalkan sekali. Sudah berharap lebih malah dijatuhkan dengan kiriman bunga misterius dari seseorang.
Hera tidak tahu siapa yang hendak membantunya, suara pria itu ada di belakangnya. Sampai kedua juri yang tadi bersamanya tengah datang padanya dan menyuruhnya untuk berbalik. Melihat isyarat juri perempuan itu Hera langsung membalikkan badan. Tanpa di sadari dan membuatnya benar-benar terkejut sekaligus kesal.
Bagaimana tidak seorang yang tunggu kedatangannya tengah tersenyum padamu setelah melakukan prank kecil. "Sialan kau Min Yoongi!" umpatnya pelan namun tetap memberikan pelukan rindu. Dia rindu sekali dengan pria ini, berbulan-bulan lamanya bahkan berganti tahun. Hera sabar menanti.
Pria itu terkekeh, membuat Hera kesal padanya adalah hal yang menyenangkan. "Sudah kukatan aku akan kembali bukan?"
Hera mendongakkan kepalanya dan mengangguk kecil. " Kau suka bunganya Honey? Tapi bagaimana jika kau lebih menyukai ini" tanya Yoongi.
Kening Hera berkerut ketika pria itu melepaskan pelukannya. Perlahan melangkah menuju buket bunga mawar, Yoongi seolah mencari sesuatu disana. "Ya Tuhan!" pekik Hera saat sebuah cincin ada diantara tangkai bunga.
"Kau harusnya butuh bantuan untuk mencarinya." menyelipkan cincin berlian Ruby itu di jari manis Hera. Yoongi menatap mata wanita itu bertanya-tanya perihal cincin ini. Mungkin tahun lalu Yoongi memberikannya kalung dengan berlian Ruby yang sama sekarang cincin. Mungkin memang sepasang." Menikahlah denganku" Ajakan yang membuat Hera kaku.
Menikah?
"Dan hidup bersama di kota yang tidak kau suka ini, sesuai janjiku menemanimu"
Hera tidak bisa berkata apapun lagi. Selain ingin rasanya menangis. "Iya" jawab Hera tanpa ragu.
Akhirnya kepingan Puzzel yang menjadi sempurna. Menyatu dalam hati keduanya, erat bahkan tidak dapat di pisah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[]
END
Thank to loverus and army love!💕
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.