17 tahun kemudian....
"Eomma, Jeno pergi ke sekolah dulu ya" ucap Jeno dengan memberi salam pada rosé.
"Iya nak, hati hati ya" ucap rosé dari arah kamar mandi.
17 tahun ini rosé hanya hidup berdua dengan putranya, tidak ada yang berubah dari kehidupannya, hanya saja Jeno kini semakin besar dan dia sangat tampan, tapi anak itu sedikit pendiam jika dengan orang lain, dan akan manja dengan rosé.
Rosé ,17 tahun ini bekerja sebagai apa saja, mulai dari tukang cuci gosok baju, membuat kue, dan kadang rosé tukang angkat beras di daerah pasar, tapi setelah Jeno besar rosé tidak melakukan itu lagi, karna Jeno melarangnya, jadi dia hanya menjadi tukang cuci gosok pakaian orang.
*
Jeno kini sudah menjadi remaja tampan yang sedikit pendiam, kenapa Jeno pendiam, karna dia di sekolah di kucilkan oleh teman temannya karna dia anak beasiswa dan pekerjaan orang tua nya yang menjadi faktor dia yang di kucilkan oleh teman temannya.
Seperti saat ini, ketika jam istirahat anak anak akan meramaikan kantin tapi Jeno hanya duduk di meja nya sambil membaca buku pelajaran nya, dia tidak meminta uang saku kepada eomma nya, dia tidak ingin menyusahkan orang tua nya,karna Jeno mengerti ekonomi keluarganya serba kekurangan.
Ketika sedang asik membaca, Jeno di kejutkan oleh suara pintu yang di dobrak oleh teman sekelasnya.
"Hey miskin, belikan aku bakso di kantin" ucap dia
Sedangkan Jeno hanya mengangguk.
"M-mana duit nya Mark" pinta Jeno
"Nih, bakso ku jangan pedas" ucap Mark
"Baik Mark" setelah itu Jeno berjalan menuju kantin.
Ketika di kantin pun Jeno menjadi pusat perhatian, orang orang melihat dia dengan tatapan orang rendahan, Jeno jalan dengan menundukan kepalanya hingga dia menabrak sesuatu
Bruk
Prang
"Anjing si miskin ini, lu punya mata ga si hah" ucap orang itu
"M-maaf haechan, aku tidak sengaja"
BUGH
BUGH
BUGH
Haechan meninju wajah Jeno hingga babak belur setelah itu haechan meninggal kan Jeno dengan keadaan kacau, orang orang hanya melihat dan tertawa ketika si miskin menderita.
Jeno berjalan menuju untuk membelikan bakso untuknya, setelah itu Jeno kembali ke kelasnya dan menemukan Mark yang sedang duduk di mejanya.
"Mark ini bakso mu" ucap Jeno
BUGH
Mark bukannya mengucapkan terimakasih tapi malah meninju nya
"Lu lama amat si anjing hah, gua udah kelaperan dari tadi ngerti ga si luh" ucap Mark dengan mencekik leher Jeno
"M-maaf T-tadi saya B-bertemu haechan" ucap Jeno dengan kesulitan berbicara
"Gua tak mau tau, kau sudah memancing emosi ku" ucap Mark setelah itu mencekik leher jeno
"T-tolong l-lepaskan aku tak b-bisa bernapas" pinta Jeno agar Mark melepaskan cekik kan nya.
Setelah itu Mark melepaskan cekik kan nya dan berjalan meninggalkan Jeno.
Kini hanya Jeno yang berada di kelas sendirian, karna ini masih jam istirahat jadi teman teman nya masih berada di kantin.
Kenapa Jeno tidak membalas perbuatan mereka semua, karna Jeno hanyalah murid beasiswa jika Jeno mengadu pada guru maka Jeno lah yang harus keluar dari sini, karna pasti orang tua si pelaku akan membayar sekolah untuk memutar balikan fakta.
Jadi karna itu Jeno diam saja, jika Jeno tidak mengingat eomma nya yang mati Matian untuk bisa menyekolahkan Jeno.
*
Bel pulang sekolah pun tiba, Jeno ingin segera bergegas menuju tempat kerja part time nya, dia bekerja di sebuah kafe pinggir jalan, hitung hitung dia membantu perekonomian keluarganya.
Setelah sampai di kafe itu, Jeno segera berganti pakaian sekolahnya dengan pakaian kerja nya.
"Oh Jeno kau sudah datang" tanya taeil selaku pemilik restoran itu.
"Iya uncle, maaf Jeno sedikit terlambat" Jeno meminta maaf atas keterlambatannya.
"Tak apa Jen, uncle juga mengerti, mungkin kau ada tugas yang harus di selesaikan dulu di sekolah" ucap taeil
"Iya om, terimakasih banyak ya" ucap Jeno
Setelah perbincangan itu, kini Jeno melakukan tugas nya sebagai barista, dia bekerja dari pulang sekolah hingga pukul 8 malam.
Setelah jam kerja selesai, Jeno segera berberes dan bersiap untuk pulang,ketika sudah sampai rumah Jeno mulai memasuki rumah nya dan mencari eomma nya.
"Eomma Jeno pulang" ucap Jeno
"Oh kau baru pulang nak, mau eomma buatkan teh" tanya Rosé
"Kenapa dengan wajahmu, kau habis berantem ya jen, katakan pada eomma nak, apa yang terjadi di sekolahan mu"
"Tak perlu eomma, Jeno akan buat sendiri saja, eomma isirshat saja jangan terlalu capek nanti sakit, untuk luka ini, Jeno tadi menolong orang tua yang ingin di copet, jadi eomma tak perlu khawatir ya" ucap Jeno
"Baiklah, tapi kau juga perlu menjaga kesehatan mu nak, seharusnya kau juga di usiamu sekarang sedang menikmati waktu mu, tapi kau sekarang malah bekerja keras" ucap rosé.
"Aku tidak mau menghabiskan masa muda ku hanya untuk buang buang uang eomma" ucap Jeno.
"Yasudah kalau gitu Jeno mau masuk kamar aja ya eomma, Jeno besok harus datang lebih pagi agar bisa membaca buku" Jeno berpamitan pada rosé untuk masuk ke kamarnya.
"Istirahatlah yang nyenyak sayang" ucap rosé.
Kini Jeno sudah berada di kamarnya dia sebenernya berbohong pada eomma nya bahwa ia ingin tidur. Tapi dia sekarang malah sedang menangis. Dia merindukan appa nya, meskipun eomma nya tidak pernah memberitahu tentang appanya sedikit pun, tapi Jeno sudah mengetahui nya dari catatan diary milih eomma nya yang tak sengaja ia temui di kamar eommanya.
Jung jaehyun
Itu nama ayahnya, setelah ia cari tau bahwa Jung jaehyun adalah pemilik perusahaan Jung crop, siapa yang tidak tau Jung crop, perusahaan no 1 di Korea, tak hanya Jung jaehyun saja yang menjadi sorotan, tapi keluarganya juga, Jung chaeyeon dan Mark Jung.
Ya secara tidak langsung Jeno dan Mark bersaudara tiri.
"Appa, Jeno kangen, apakah appa memikirkan aku, aku ingin seperti Mark, dia selalu mendapat kan kasih sayang Appa, aku sengaja pulang terlambat untuk melihat appa, aku hanya mampu melihat appa dari jauh" ucap Jeno sambil menatap atap kamar tersebut, air mata keluar tanpa di duga, Jeno sangat sakit, sakit hatinya dia capek selalu menjadi bahan Bullyan.
Bersambung.....
.
.
.
.
.
.
.Jangan lupa vote and komen ✊🏻