Part 5

15.9K 1.6K 59
                                    

Malam harinya. Rain telah siap dengan pakaian serba hitamnya. Ia memakai celana jeans yang sobek dibagian lutut, baju kaos hitam di tutupi jaket kulit serta topi dan sneaker hitam. Perlahan ia menuruni tangga dan berjalan ke arah ayahnya yang berada di ruang keluarga.

"Yah, rain pamit mau ke luar bareng temen" ucapnya menatap ayahnya.

"Ini udah malem nak, gak baik anak cewek keluyuran malam malam" balas ibu vera. Dari arah tangga vera turun dengan menggunakan dress selutut berwarna pink."ayah bunda vera pamit mau ke perpustakaan" ucapnya.

"Tuh contoh adik kamu. Malam gini masih mikirin pelajaran" ujar ibu vera sambil menatap anaknya lembut. Pipi vera memerah malu mendengar pujian ibunya.

"Kamu boleh pergi vera" ucap ayahnya kemudian menatap rain."kamu gak usah keluar kalau gak penting" lanjut ayahnya dingin.

"Ayah apa-apaan sih! Ayah pilih kasih tau gak!!" Teriak rain dan berlalu tanpa mendengar panggilan ayahnya.

"RAIN KALAU KAMU KELUAR SELANGKAH SAJA DARI RUMAH INI, JANGAN PERNAH KEMBALI LAGI UNTUK SELAMANYA" teriakan ayahnya menghentikan langkahnya. Rain berbalik menatap ayahnya tak percaya.

"Mas kamu gak boleh ngomong kayak gitu sama rain" ucap ibu vera menenangkan ayah rain.

Rain tersenyum tipis menatap mata ayahnya."ok kalau itu kemauan ayah. Rain gak bakal pulang ke rumah ini lagi!" Ucap rain dingin dan keluar dari sana tanpa membawa sepeser uang atau pun barang-barang berharga lainnya termasuk motor yang baru ayahnya belikan tadi pagi.

Rain berjalan kembali kearah pintu tanpa masuk ke dalam. Tangannya merogoh saku celananya dan mengambil handphonenya kemudian melemparkannya ke hadapan ayahnya."ayah tenang saja rain gak bakal bawa apa pun dari rumah ini. Dan untuk semua yang rain pakai hari ini, ini baju jessie jadi aku gak harus lepas ini juga kan? Selamat tinggal tuan Gilbert" ucapnya kembali berlalu dari sana.

Jantung ayahnya seakan di tusuk ribuan jarum. Tidak ia tidak boleh membiarkan anak dari istri yang sangat dicintainya pergi meninggalkannya. Ia berlari mengejar rain tapi telat rain telah pergi bersama para sahabatnya. Ayah rain jatuh terduduk di depan pintu.

Di belakangnya kedua ibu dan anak saling menatap kemudian tersenyum miring. Ibu vera berlari menuju ke arah suaminya." Mas rain pasti cuma becanda doang. Dia pasti kembali, mas yang tenang ya" ucapnya membantu ayah rain masuk ke rumah.

"Bun vera berangkat dulu ya, reyhan udah dateng"ucap vera dan berlari keluar rumah.

"Ayok" ucapnya setelah menaiki motor reyhan.

Di rumah Jessie, Rain, leon, aliya dan eka telah berkumpul."Leon gw boleh minjem motor lo gak buat balapan nanti?kalo gw menang nanti hasilnya kita bagi dua" Tanya rain.

"Emang motor lo kemana ra?" Tanya eka bingung.

Rain termenung sesat."gak papa kok, gw cuma gak mau orang ngenalin motor gw" ucapnya berbohong.

"Beneran? Bukan karena ada apa-apa kan?" Tanya aliya curiga.

"Beneran gak papa" balas rain tersenyum.

"Lo boleh minjem kok ra. Hasilnya gak usah dibagi" timpal leon." Yaudah ayok berangkat, entar kita telat datangnya" lanjutnya.

Ketiga sahabatnya berjalan memasuki mobil sedangkan rain akan bersama dengan leon mengendarai motor.

Antagonist Or Protagonist (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang