Hutan yang menjadi tempat perkemahan kini di penuhi oleh beberapa tim sar dan juga para bodyguard yang Reyhan perintahkan untuk mencari rain.
Matahari telah berada tepat di atas kepala mereka dengan sinar yang terik. Namun itu semua tidak meluluhkan semangat semua orang demi mencari keberadaan rain.
Ayah rain yakni Tuan Gilbert tengah menangis meratapi anak dari istri yang sangat ia cintai sebelum perselingkuhan itu terjadi.
Ibu vera kini tengah berusaha menenangkan suaminya dengan kalimat penenang. Lain di mulut lain di hati. Itulah yang ibu vera lakukan. Mulutnya mengatakan ikut bersedih tapi hatinya malah mengatakan sebaliknya.
Sedangkan vera juga ikut menangisi kepergian rain ralat pura-pura menangis."maafin vera ya, vera gagal menjaga kak rain hiks harusnya vera saja yang jatuh kesana hiks."
"Tenanglah nak, ini semua takdir yang maha kuasa" ucap sang ibu.
Dendra juga turut hadir mencari keponakannya. Ia tak bisa membiarkan keponakannya pergi begitu saja.
"Dimana kau sayang"
***
Jam sudah menunjukkan pukul 16:37. Pencarian dihentikan, tim SAR mengatakan bahwa kemungkinan rain telah di bawa binatang buas dan kemungkinan buruknya telah dimangsa.
Reyhan tak mempercayai hal itu."Tidak! Rain masih hidup! Saya tidak akan percaya sebelum menemukan jasad bahkan sekalipun tulang belulangnya!"
Ketua dari tim SAR mencoba memahami kondisi saat ini."tenanglah nak, ini hanya kemungkinan. Bisa jadi juga rain terbawa arus sungai ataupun setelah terjatuh ia bangkit dan mencari pertolongan. Kemungkinan rain masih hidup 3%, karena kita tahu sendiri di bawah jurang itu dipenuhi hewan buas yang siap memangsa siapapun."
Semuanya terdiam mendengar penjelasan tersebut.
Jessie berpikir sejenak."sebentar pak! Kemungkinan rain dibawa oleh binatang buas itu sedikit tidak masuk akal"
Ketua tim SAR tadi mengernyit heran mendengar penyangkalan dari salah satu siswi yang tidak ia ketahui namanya."kenapa?"
"Bapak pikir saja, jika rain dibawa oleh salah satu hewan buas. Maka akan ada jejak darah ataupun bekas seretan di tanah. Tapi yang kita lihat tadi, jejak darah rain berhenti tepat di salah satu pohon. Bapak lihat sendiri kan noda darah dari batu disamping pohon tadi." Jessie menjeda kalimatnya. Semua orang mulai menatap ke arahnya.
Ketua tim SAR tadi mengangguki ucapan jessie. Perkataan nya memang benar.
"Itu artinya rain tidak dibawa oleh binatang buas. Adapun kemungkinan yang kedua soal rain yang terbawa arus itu pun sedikit janggal. Karena pohon tempat rain berakhir masih berada di tengah jurang. Belum mencapai dasar jurang. Jadi saya pikir kemungkinan itu juga salah."
Jessie menatap para sahabatnya." Tapi kemungkinan ketiga... Tidak, akibat benturan keras itu memungkinkan seseorang tidak akan bangun selama dua hari. Jadi kemungkinan kecilnya ada seseorang yang menolong rain saat kejadian. Itu hanya pemikiran saya."
Ketua tim SAR itu memuji kecerdasan dari siswi yang masih belum dikenalinya."perkataan siswi itu benar pak" timpal salah satu rekannya.
"Jadi apakah anak saya masih hidup pak?" Ayah rain bertanya.
"Anak itu memang benar, tapi kita belum bisa menyimpulkan rain masih hidup ataupun tidak. Jasadnya belum ditemukan. Lebih baik kalian semua pulang"
"Kami akan melanjutkan proses pencarian esok hari. Jika 3 hari ke depan rain masih belum di temukan maka kami akan menyatakan saudari rain telah meninggal. Karena tidak mungkin bertahan selama itu dengan kondisi yang tidak baik"
Semuanya berbalik pergi."jes rain pasti baik-baik saja kan?" Aliya menatap kedalam hutan.
"Semoga saja" jessie ikut memandang ke dalam hutan. Ya semoga saja rain baik-baik saja. Karena jika tidak dia tidak akan pernah memaafkan dirinya sendiri.
Eka menahan tangisnya."rain gw harap lo bisa kembali ke sini. Secepatnya"
Ketiganya berpelukan saling menyemangati. Setelah nya mereka meninggalkan tempat itu.
Disisi lain. Reyhan menarik tangan Vera ke belakang pohon. Tangannya mencekik leher vera."lo! Pasti lo dalang dibalik semua ini kan! Lo yang dorong rain sampai jatuh kejurang kan?! Jawab!!"
Nafas vera tercekat."rey ukhuk bu-bukan a-aku. A-aku jjuga sedih rey ukhuk. To-tolong lepas rey, aa-aku bisa ma-mati.""
"Gw gak peduli! Lo mati apa enggak!!" Tangannya semakin kuat mencekik leher vera.
Tangan seseorang memegang pundak Reyhan."berenti rey. Gada gunanya lo bunuh dia sekarang". Reyhan melepaskan vera dan beralih menatap Jessie yang menatapnya datar.
"Sekarang tugas kita mencari rain sebelum waktu 3 hari" setelah mengucapkan itu jessie kembali pada kedua sahabatnya. Di perjalanan tadi matanya tak sengaja melihat yang dilakukan Reyhan.
Reyhan juga pergi meninggalkan vera yang sedang memegang lehernya."ukhuk ukhuk gw pastikan kalian tidak akan menemukannya dalam 3 hari ataupun 2 hari hahaha karena gw yakin dia sudah mati! Dimangsa hewan buas." Vera melihat ke arah hutan dan tertawa kesetanan.
***
Tiga hari berlalu. Tim SAR menyatakan bahwa Rain Gilbert telah tiada. Semua orang berduka cita tapi tidak dengan kedua ibu dan anak yang sedang tersenyum bahagia. Akhirnya kekayaan keluarga Gilbert akan mereka kuasai sepenuhnya.
Proses pemakaman telah dilaksanakan meskipun tanpa jasad rain. Semuanya berakhir dalam tiga hari.
Sahabat yang kehilangan salah satu sahabat yang mereka sayangi.
Ayah yang kehilangan sosok cahaya nya.
Laki-laki yang kehilangan sahabat kecil serta cinta pertamanya.
Si sad boy yang semakin merasa sedih.
Dan si ceria yang kehilangan senyumnya.
Hari ini RAIN GILBERT telah meninggalkan semuanya. Akhir yang begitu tragis untuk arwah yang terdampar kedalam dunia novel.
Arwah rain Gilbert yang asli? Entahlah ia juga ikut menghilang bak ditelan bumi.
Tapi apakah semua ini memang sudah berakhir ataukah belum? Ya! Semuanya berakhir. Ucapkan selamat tinggal pada rain dan juga dunia novel ini.
"Bangunlah... Pelangi mu telah kembali"
End.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonist Or Protagonist (END)
FantasiTerjebak di dunia novel hanya dengan mengandalkan ingatan yang samar. mampukah rain bertahan?