Part 35

8.1K 552 6
                                    

Terhitung sejak di tangkapnya Eva, kejadian janggal mulai rain rasakan. Mulai dari hampir terjatuh dari tebing, tertembak, di tabrak mobil dan kejatuhan pot. Semuanya mengarah pada keselamatan rain.

Kejanggalan itu tidak terjadi sekali atau dua kali tapi kejanggalan itu terjadi setiap harinya. Penjagaannya pun mulai di perketat oleh Reyhan dan Gilbert.

Keduanya kompak memberikan bodyguard yang bisa melindungi rain. Namun seakan semuanya sia-sia, rai tetap bisa terkena bencana.

Seperti saat ini, entah datang dari mana. motor menyerempet rain mengakibatkan kepala rain terbentur trotoar jalan. Para bodyguard langsung mengejar sang pelaku namun langsung kehilangan jejak. Rain telah dibawa kerumah sakit untuk di periksa.

Para sahabat rain dan juga sahabat reyhan sudah berada di luar kamar pasien. Dan jangan lupakan sosok sang ayah yang sekarang tengah gelisah, takut anaknya kenapa napa.

Tidak ada yang tahu kenapa semua ini bisa terjadi. Intinya sejak semua rahasia terbongkar dan pelakunya mendapatkan hukuman, hal ini mulai terjadi.

Bukannya mendapatkan hidup bahagia namun malah sebaliknya.

Tak dipungkiri semuanya merasa cemas dengan keselamatan rain.

Reyhan masih mengingat semua perkataan rain di rooftop beberapa minggu sebelum semua ini terjadi.

Flashback.

"gw itu bagaikan awan. Kenapa? Karena awan memiliki dua sisi berbeda, awan memiliki sisi gelap dan sisi terang. Awan akan menggelap ketika beban yang di tampungnya telah mencapai batas dan awan akan menurunkan hujan untuk meringankan bebannya. Sedangkan sisi terangnya akan muncul saat beban itu telah ia keluarkan bersamaan dengan munculnya pelangi." Ungkapnya sambil menunjuk awan di langit.

Laki-laki yang ada disampingnya masih tetap memandangnya dengan wajah datarnya.

"Awan sangat setia kepada langit mau itu pagi atau malam,awan akan tetap mendampingi langit tak peduli seberapa kencang angin meniupnya untuk menjauh. Tapi di saat lo ngeliat awan telah menghilang dari langit, percayalah awan telah lelah akan kesetiaannya yang tak pernah di hargai."

"Dan gw gak akan pernah ngebiarin awan ninggalin langit" laki-laki itu akhirnya membuka suara meskipun dengan nada dingin. Perempuan itu menatapnya dan tersenyum.

"Awan telah pergi dan kini saatnya angin yang menggantikannya. Angin telah berhasil meniupnya hingga awan tak lagi bisa kembali pada langit. Awan akan mencari tempat dimana ia bisa dihargai dan tentu saja tanpa angin yang bisa membuatnya menjauh dari kebahagiaannya."

"Awan mencintai langit tapi langit mencintai angin. Awan takkan pernah bisa menggapai langit yang tinggi tapi angin bisa menggapainya." Lanjut perempuan itu dan berlalu meninggalkan laki-laki yang masih setia memandangnya.

"Gw gak akan pernah ngelepasin lo Rain. Kini saatnya langit yang mengejar awan." Ujar laki-laki itu dingin.

Hal yang Reyhan tak tahu, langit tidak akan pernah bisa bergerak sekalipun ia berusaha keras karena apa? Karena yang bergerak dan berjuang keras adalah awan bukan langit. Langit tetap berada disana meskipun malam telah tiba, langit tidak akan meninggalkan tempatnya sekalipun meteor jatuh ke bumi karena hakikatnya langit memang tak tersentuh oleh apapun.

Kembali ke masa kini.

Reyhan sadar perkataan rain menyindirnya dan untuk itu reyhan berusaha untuk membuat rain kembali kepada nya namun takdir berkata lain.

Takdir seakan-akan tidak merestuinya, terbukti kan semua hal yang rain alami seakan takdir ingin mengambil rain dari dunia ini.

Rain sudah mulai menerima dirinya kembali namun takdir? Ingin sekali reyhan menentang takdir namun selalu saja, segala cara yang reyhan lakukan untuk menentang takdir tidak ada yang berhasil.

Tidak akan ia biarkan rain pergi darinya.

Setelah beberapa saat, pintu terbuka dari dalam. Dokter keluar menemui keluarga pasien guna memberitahu kondisi sebenarnya.
"Dengan keluarga pasien?"

Gilbert maju mendengarkan perkataan sang dokter. "Bagaimana keadaan putri saya dok?"

Dokter menghela nafas."beruntung putri anda segera dibawa kerumah sakit tepat waktu. Putri anda kehilangan banyak darah. Sekarang kondisinya telah membaik dan mungkin akan sadar dalam beberapa jam kedepan"

Setelah mengatakan semuanya, dokter kemudian berlalu meninggalkan semua orang disana.

Semua orang menghela nafas lega mendengar ucapan dokter. Kali ini semua orang harus lebih waspada terhadap keselamatan rain.

Setelah beberapa jam menunggu, kelopak mata rain mulai bergerak. Perlahan matanya terbuka, pandangannya yang kabur berangsur membaik setelah beberapa saat.

"Air"

Gilbert yang berada didekat anaknya langsung memberikan air kepada rain. Meskipun sempat terkejut namun dengan cepat ia segera tersadar.

Kini semua orang mengelilingi rain. Menatap rain prihatin.

"Gw gak papa, gak usah natap kek gitu. Lagian gw gak mat-"

Sebelum rain menyelesaikan ucapannya, aliya menutup mulut rain dengan tangannya"Shut gak boleh ngomong kek gitu"

Rain sadar, semua kejadian janggal yang di alaminya pasti berhubungan dengan jalan cerita di novel.

Kematian vera yang tidak tertulis di novel, tertangkapnya Eva karena kasus pembunuhan dan sang antagonis yang harusnya mati malah hidup sampai sekarang. Ini sangat bertolak belakang dengan jalan cerita aslinya.

Rain berfikir, setelah semua yang terjadi maka kehidupannya akan tenang. Namun tidak! Semuanya mulai kacau seakan takdir menginginkan kematiannya.

"Apa memang ini adalah akhirnya? Alur novel berubah seutuhnya. Dan mungkin hidup ku juga tak akan lama lagi, mengingat semua kejanggalan ini. Mungkin ini karma karena dengan seenaknya mengubah alur novel seseorang"

Lamunan rain buyar karena guncangan dari Eka.

"Lo kenapa ra?"

Rain menggeleng."gapapa"

Gilbert beranjak dari duduknya lalu menatap putrinya."ayah akan membelikan mu makanan, tunggu disini"

Setelah kepergian ayah rain.

"Jangan mati sebelum jadi istri gw dong" celetuk Daniel memecahkan suasana.

Tak

Daniel mendelik tak terima."shh apaan sih lo! Sakit tau"

Zein menatap datar sahabatnya itu."omongan lo gak berfaedah"

"Orang nya aja gak berfaedah apalagi omongannya." Sambar bima

"Dih, gini-gini gw juga sahabat kalian" daniel memandang mereka semua dengan wajah sombongnya.

"Sejak kapan lo jadi sahabat kita?" Celetuk dewa. Skak mat! Daniel tak tahu apa lagi yang harus ia katakan, matanya memandang ke arah rain meminta pertolongan namun sang empu memalingkan wajahnya tak peduli.

"Mulai sekarang, jangan pernah pergi sendiri. Apa gunanya para bodyguard kalau tuannya keras kepala ingin pergi sendiri. Jangan keras kepala lagi! Ini juga demi keselamatan mu rain" setelah diam beberapa saat, reyhan akhirnya membuka suara.

Mendengar ucapan Reyhan, semua yang ada diruangan itu mengangguk setuju.

"Kalo nasib sial lo udah pergi, baru deh semua bodyguard yang ada di sekitar lo di usir" ucap eka

"Di usir pala mu" daniel membalas ucapan eka.

"Suka-suka gw dong"

"Suka gw gak?"

"Gak, najis amat suka sama lo"

Daniel mendelik tak terima dengan ucapan eka. Di luar sana banyak loh yang ngantri buat jadi pacarnya.

Pintu ruang terbuka, gilbert masuk membawa makanan. Setelah makanannya di bagi, mereka makan dengan sesekali candaan dari daniel.

Antagonist Or Protagonist (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang