Hari senin, hari yang paling mengesalkan bagi sebagian murid atau mungkin semuanya. Hari yang membuat bedak para badut luntur. Kegiatan upacara yang awalnya dilaksanakan pada saat mendung membuat semua murid merasa senang namun entah kenapa saat giliran pidato kepala sekolah, matahari tiba-tiba bersinar terang."Ni matahari gak lagi ngerjain kita kan? Tadi mendung sekarang malah terik. Mana teriknya pas kepsek ngoceh lagi." Ocehan Eka.
"Yaudah lo tinggal jadi awan buat halau sinar mataharinya. Gampang kan?" Balas aliya
"Ndas mu,"
"Maybe rain gada jadi hujan gak turun" timpal suara yang beberapa hari ini menghilang entah kemana.
Ketiganya menoleh menatap orang itu."leon?"
Leon tersenyum."ya?"
"Dari mana aja lo? Gw kira lo udah mati"ceplos eka.
"lemes amat mulut lo"
"Biarin sih,mulut mulut gw"
"Gak usah bacot,dengerin tuh"tegas jessie. Akhirnya keduanya kembali menatap ke arah depan dimana kepala sekolah sedang berbicara panjang kali lebar.
Satu jam kemudian...
"Hufft pegel banget nih kaki, tuh kepsek mau kita jadi ikan asin apa? Pake dijemur segala. Dia mah enak, bicara panjang kali lebar di tempat teduh. Lah kita? Dilapangan serasa neraka."omel eka setelah ia duduk dibangku yang berada di depan kelas.
Tanpa disadari,. orang yang tengah dibicarakannya sedang lewat tepat di belakangnya.
"Ekhm""Psst psst tuh" bisik aliya.
"Terus enak banget tuh kepsek jadiin kita hangus kek gini. Liat aja tangan gw jad-"
"Sst sst" bisik aliya sekali lagi. Jessie memutar bola matanya malas melihat ketidak pekaan sahabatnya yang satu itu.
"Apasih al, gw kan emang bener. Tuh kepsek emang maunya nyaman sementara muridnya dibiarin jadi ikang panggang."
"Serah lo dah ka, gw udah bilang nih ya. Jangan salahin gw kalau lo di hukum entar"batin aliya.
"Terus nih ya satu lagi"
"Apa itu" ucap suara dari belakang eka. Eka masih belum ngeuh dan tetap melanjutkan gosipnya."katanya pak kepsek punya simpanan lagi" aliya dan jessie melotot terkejut dengan perkataan eka. Bisa-bisanya ia membicarakan masalah itu di depan pak kepsek langsung.
"Mampus lo ka". Batin mereka berdua.Jessie dan aliya saling melirik satu sama lain lalu mengangguk.
Jessie beranjak dari duduknya."Gw ketoilet dulu"ucapnya kemudian berlalu dari sana, sebelum itu ia menyempatkan diri menunduk ke arah pak kepsek."gw juga ikut" timpal aliya lalu mengikuti langkah jessie.
Tersisa eka seorang diri."huh mending masuk kelas." Eka beranjak dari duduknya. Saat berbalik betapa terkejutnya ia melihat pak kepsek yang sedang tersenyum psyco ke arahnya."eh bapak. Bapak sehat? Saya ke kelas dulu ya pak" eka berjalan pelan melewati pak kepsek.
"Mau kemana kamu? Sekarang kamu bersihkan seluruh wc di sekolah ini. Kalau sampai saya tahu kamu bolos, saya akan keluarkan kamu dari sekolah ini. Mau?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonist Or Protagonist (END)
FantasíaTerjebak di dunia novel hanya dengan mengandalkan ingatan yang samar. mampukah rain bertahan?