Part 21

10.8K 1K 28
                                    


Vera terbangun dari pingsannya. Penglihatannya yang masih buram ia paksakan menelusuri isi tenda yang memang di khususkan untuk siswa yang sakit.

Hingga matanya menangkap sosok yang tengah tertidur dengan kepala menumpu pada tangannya. Dia rain, rain tertidur saat menjaga vera.

Hei meskipun rain membenci vera tapi bukan berarti ia bisa meninggalkannya disaat sakit. Hati nurani rain menolak dengan keras.

Hati vera memanas saat mengingat kejadian tadi, dengan cepat ia turun dan menghampiri rain lalu melayangkan tangannya pada wajah rain.

Plak

Rain terjatuh dari kursi, bukan karena tamparan yang diterima melainkan keterkejutannya. Hei dirinya sedang tidur! Siapa yang berani menampar dirinya hah?!.

"Kau! Karena kau!" Jari telunjuk vera mununjuk tepat di wajah rain."lo kan yang buat reyhan kek gitu!. Lo yang nyuruh reyhan mutusin gw! Iya kan!!"

Tangan vera mengambil sebilah bambu yang tergeletak di rumput lalu tanpa ampun memukuli tubuh rain."karena kau, aku putus dengan reyhan! Dasar jalang! Kau harusnya mati dengan ibu sialan mu itu!!"

Rain tak bisa menghindar, tangannya ia jadikan sebagai tameng. Rasa amarah menguasai dirinya saat ibunya di hina.

"Gak usah menghina ibu gw bangst"

"Kenapa? Ibu lo itu pelacur sama kek lo" vera terus memukul rain. Darah telah keluar dari lengan rain.

"BERENTI SETAN!!!"

Suara teriakan rain menggema.

***

Dewa menghampiri Reyhan yang sedang menyendiri."Rey lo kenapa?"

"Gapapa"

Dewa menghela nafasnya kasar."rey jangan gini, kita ini sahabat. Sudah seharusnya sahabat saling mempercayai. Sekarang cerita masalah lo sama gw!" Paksa dewa.

Reyhan mendongak menatap bulan yang bersinar terang ditemani bintang yang selalu ada di sekelilingnya."gw salah, selama ini gw salah"

Dewa diam memberikan ruang untuk reyhan mencurahkan semua bebannya."gw gak tau ternyata orang yang selama ini gw benci gak salah. Gw terlalu menutup mata sampai kebenaran yang nyata pun bisa lewat."

"Awalnya gw menjauh dan dia juga ikut menjauh, gw mikirnya dia menjauh karena kesalahannya itu dan gw gak pernah mikir kalau dia ikut menjauh karena gw yang menjauh darinya."

"Gw emang benci sama dia tapi gw gak pernah rela dia disakiti oleh siapapun. Gw juga gak rela dia dekat dengan pria lain, dada gw sesek wa. Gw satu-satunya laki-laki yang dekat dengan dia! Bisa lo bayangin sakitnya gw saat dia tertawa dengan pria lain selain gw."

"Disaat hati gw pengen balik kek dulu lagi tapi ego dan rasa benci gw gak ngijinin gw. Gw selalu tanamin rasa benci meskipun ujungnya hati gw yang sakit"

"Hingga masuk SMA, dia perlahan kembali mendekat tapi dengan tatapan mata dan penampilan yang berubah drastis. Dia seakan bukan dirinya, sifatnya yang suka membuli orang lain terutama adiknya sendiri. Itu semua buat gw muak. Apalagi dengan lontaran kata cinta nya itu."

"Tapi sekali lagi gw tutup mata tak ingin tahu apa alasannya melakukan itu semua. Hingga akhirnya orang lain yang buat gw sadar. Gw nyesel wa gw nyesel, kenapa gak dari awal gw nyari tahu inti permasalahannya."

Antagonist Or Protagonist (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang