Hari yang dinanti telah tiba, tepat pada hari ini hasil dari tes DNA rain dan ayahnya akan keluar.
Keduanya kini berada di tempat yang telah mereka sepakati. Hasil tes sudah berada ditangan Gilbert.
Sesaat setelah kertas berisikan hasilnya dibuka, mata gilbert langsung menatap sang anak yg juga kini menatapnya penuh tanya.
"Apa hasilnya?"
Gilbert tersenyum senang, firasat dan perasaannya benar. Rain memang anaknya yang telah tiada dalam kecelakaan di jurang waktu itu. Berarti anaknya tidak tewas dalam kejadian itu, anaknya selamat. Firasat seorang ayah tidak akan pernah salah, walaupun firasat ibu lebih kuat.
Rain menunggu jawaban dari ayahnya, meski tanpa diberitahu pun gadis ini sudah mengetahuinya lebih awal bahkan sebelum tes DNA ini dilakukan.
"Kecocokannya 99,9%. Itu berarti kau putriku. Kau benar-benar putriku" Gilbert membawa rain kedalam pelukannya. Senyum bahagia terbit di wajah gilbert.
Disisi lain.
"Apa ini bagus untuk rencana rain?"
"Ya"
"Tapi..rain bahkan belum mengingat sahabat dan orang yang pernah ia cintai. Terutama ingatan tentang kehidupannya sebagai rain Abraham."
"Kita lihat perkembangan selanjutnya dari kondisi rain. Tugas kita hanya untuk membantu nya pulih dan mengingat semua hal di dua kehidupannya"
"Satu-satunya harapan agar aku bisa kembali ke alam sana dengan tenang"
"Rain gabakal senang"
"Jangan lupa Stefan, aku disini karena keinginan rain. Maka dari itu setelah rain mengingat tentang perasaannya pada reyhan. Kecil kemungkinan dia akan melupakan ku"
"Kau masa lalu rain, justru rain tidak akan melupakan mu. Bahkan saat ia baru memasuki dunia ini saat ia sakit, hal yang diingat hanya kau dan kedua orangtuanya. Kau lupa?"
"Justru karena aku masa lalunya, aku tidak ingin mengganggu masa depan rain."
"Sudahlah jangan membahas hal ini lagi. Lebih baik urus arwah tersesat itu"
"Kau juga arwah"
"Dengan badan yang utuh" sambung revan.
•••
Gilbert membawa rain pulang ke rumahnya. Ayah dari rain sangat yakin bahwa kedua istri dan anak tirunya akan sangat senang dengan ini. Tak tahukah ia, bahwa hal menggemparkan akan segera terjadi bersamaan dengan masuknya rain kedalam kediaman itu?.
"Vera!! Mah!! Lihat siapa yang ayah bawa pulang"
Suara berlari terdengar menuruni tangga. Bibir rain tersenyum tipis saat merasakan kehadiran kedua orang itu.
Ibu vera menunjuk rain dengan alis terangkat."Siapa dia mas?"
"Dia rain." Rona bahagia terukir jelas di wajah Gilbert.
Vera terbata-bata membalas ucapan ayahnya."Ra rain? Bukannya rain udah meninggal?"
"Sembarangan! Rain putri ku tidak pernah meninggal. Dia selamat di kecelakaan itu"
Rain dengan wajah dibuat sepolos mungkin, berbalik menatap kedua wajah yang sangat di bencinya. "Halo"
Kepala gadis cantik ini mendongak menatap sang ayah."Pah mereka siapa?"
Gilbert mengusap kepala rain lembut." Mereka ibu dan saudara tiri mu"
"Kenapa mereka menatapku seperti itu? Apa mereka membenci ku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonist Or Protagonist (END)
FantastikTerjebak di dunia novel hanya dengan mengandalkan ingatan yang samar. mampukah rain bertahan?