cie baru seminggu keknya, ni w udah up lagi
.
.
Tim baca jam berapa nih?
.
.𓃹 Lecturer Around Me 𓃹
Gue menangis tersedu-sedu ketika Mami mengusap punggung gue sambil melontarkan permintaan maaf berkali-kali. Bahkan Pak Doyoung nggak bergeming di tempatnya. Beliau hanya diam sembari menunduk memikirkan sesuatu.
"Mami kok tega sama Reya? Reya nggak bisa ngikutin perintah Mami, karena Reya cintanya sama Pak Doyoung, bukan sama pilihan Mami. Toh ya nanti yang ngejalanin kehidupan itu Reya Mi... Bukan Mami... Jadi Reya berhak memilih." Gue berucap sembari sesenggukan kemudian bangkit dan jalan menuju Pak Doyoung.
"Mi, mau bagaimanapun mami minta..." Gue mengehela napas sejenak karena jujur, sesak banget.
"Reya tetap sama Pak Doyoung.. Reya nggak mau dijodoh-jodohin... Sekarangㅡ" Ucapan gue terhenti lantaran ada orang yang sedang menginterupsi di tengah kesedihan gue saat ini.
"Permisi..."
Yang permisi cuma perwakilan, tapi yang datang gerombolan.
Ada tamu.
Mami menghapus sisa air matanya dan tersenyum merekah ketika tamu itu sedang menghampiri mami.
"Kok cepat sekali perjalanannya. Macet nggak?" Intonasi mami berubah sepersekian detik ketika menyalami tamu.
Tunggu,
Gue kok kek kenal sama wanita paruh baya yang ada di depan mata gue ini?
"Masuk aja ya kak.. Mami lagi ada tamu. Nggak apa-apa kan?" Ajak gue ke Pak Doyoung sembari menggenggam tangannya erat. Gue berusaha menyakinkan Pak Doyoung bahwa hubungan kita akan baik-baik aja.
Akhirnya gue sama Pak Doyoung pergi meninggalkan mami yang sedang menyalami tamu dan masuk ke dalam ruang keluarga.
"Loh, Reya?" Demi Allah gue kenal banget suara ini. Suara yang ngebuat gue bangkit lagi dan mau memperbaiki hubungan gue sama Pak Doyoung yang terancam putus dulu.
Gue menghentikan langkah dan berbalik untuk melihat apakah suara ini memang pemilik aslinya seperti apa yang ada dipikiran gue sekarang?
"Om Johan?" Gue menganga kaget dan segera menyalami Om Johan. Pun tak lupa tante Sica.
"Om Johan apa kabar? Jeno ada disini loh om, lagi main di rumah Reya." Gue berucap antusias kemudian melirik Pak Doyoung yang sedang kebingungan di samping gue. Dan, tangan gue tiba-tiba ia raih untuk digenggam lagi.
"Oh ya? Anak Om ada disini?" Tanya Om Johan sembari netranya melirik Pak Doyoung.
"Reya, kamu kenal sama mereka?" Pertanyaan Mami tiba-tiba menginterupsi kegiatan gue yang hendak memperkenalkan Pak Doyoung dengan Om Johan. Ya daritadi lirik Pak Doyoung, kali aja Om Johan pengen kenalan.
"Kenal lah, Mi. Tuh anaknya aja di dalem." Gurau sembari menyuruh Pak Doyoung bergeser ke sisi gue.
"Maksud kamu apa sayang?" Gue mengabaikan pertanyaan Mami dan tetap melanjutkan niat gue tadi.
"Ini Om kenalin, Kak Doyoung. Yang pernah Reya ceritain waktu itu. Dan Om Johan ngasih semangat ke Reya biar bisa memperbaiki hubungan sama Kak Doyoung." Gue memperkenalkan Pak Doyoung ke Om Johan dengan menyenggol sedikit pahanya dengan telunjuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
LECTURER AROUND ME
Fanfiction[ㅡSELESAI] "Nurut sama saya, Reya." "Bisa nggak sih itu kata ajaibnya diganti? Bosen aku denger kakak bilang itu mulu dari kemarin. Bahkan nih ya, sehari udah denger lima kali." "Tiga, Reya." "Iya maksudnya tiga." "Lima sama tiga jauh." "Deketin don...