*panjang bgt. Serius. Awas bosen
𓃹Lecturer Around Me𓃹
Setelah diobati Jeno, gue dijemput sama Mark dan Jaemin, kita berempat akhirnya lanjutin jalan ke mipa. Gue dibonceng Mark pake motor dia, sedangkan Jaemin bonceng Jeno yang make motor Jeno. Jadi tadi Mark dateng dengan bonceng Jaemin dibelakangnya.
Gue mengerutkan kening begitu udah sampai di parkiran fakultas. Sedikit merapikan tatanan diri, gue mulai meledek ke arah mereka berduaㅡJaemin dan Markㅡ yang tumben banget udah berangkat.
"Korang tumben banget dah berangkat. Kenapa dah? Biasanya pas kelas aja nelat terus." Tanya gue ketika Mark dan Jaemin selesai memarkir motornya.
Sambil berjalan beriringan berempat, Jaemin berucap, "Sekarang kan nggak kelas. Jadinya nggak nelat."
"Ho? Apakah itu namanya pilih kasih?"
"Kalo pilih kasih sih enggak juga, Rey. Toh waktu kelas kan ada toleransi keterlambatan. Kenapa nggak dipake aja daripada dibuang sia-sia?" Timpal Mark begitu kita telah sampai di kanopi hijau. Tempat kitaㅡ termasuk ada Haechan, Renjun, Jisung jugaㅡ biasanya berkumpul secara formal atau pun nonformal. Mulai dari ghibah, kerkom, bagi-bagi tugas, bukber, bikin proyek, diskusi, makan-makan, dan masih banyak lagi. Kenapa kok di kanopi hijau?
Selain deket dari gedung fisika, tempatnya gratis. Deket kantin pula. Intinya, strategis lah ya.
Begitu sampai, kita berempat segera mengeluarkan apa-apa aja yang diperlukan. Wetss, pasti ngiranya kita mau ngapain gitu ya kan? Padahal kita mau ngerjakan PUH sama desain proyek buat Multimedia. Soalnya hari ini ada matkul fisika matematika, jadinya PUH dikerjain.
Sebenarnya gue sih udah setengah, tinggal 1 soal lagi, cuma mereka bertiga belum dua-duanya, dan minta diajarin. Katanya waktu ngitung nggak nemu-nemu. Dengan baik hati gue mau-mau aja. Asal dijemput kaya tadi. Insiden di dekat fakultas sastra tadi abaikan aja. Kalo bisa ocehan Jeno pas ngolesin salep ke lutut gue, juga abaikan.
Ngomong-ngomong soal Pak Doyoung, beliau udah berangkat workshop tadi pagi. Setengah tujuh udah harus tiba disana. Makanya gue nggak sempet ketemu dulu sama beliau. Lagian Pak Doyoung berangkatnya dari rumah, bukan dari kampus. Katanya sih biar nggak bolak-balik aja.
"Rey! Kok bengong?"
"Oh.. Hehe.."
"Dipanggilin juga. Ngelamun apa sih?"
"Jodoh." Celetuk gue asal kemudian membuka laptop dan mulai mengajari mereka bertiga PUH yang nantinya akan dikoreksi. Gue udah pernah bilang belum kalau PUH tuh artinya Pra-Ujian Harian. Jadi, kita belajar dulu materi yang belum diajarkan di rumah, habis itu udah ada soal yang telah ditentukan dari bapak dosennya (biasanya kesepakatan kelas juga kalo misal bapaknya belum memilih soal dari modul), terus dikerjain juga di rumah, dan pada pertemuan yang akan membahas materi itulah, tugas ini akan dikoreksi plus masuk salah satu nilai tugas yang berpengaruh buat hasil UAS nantinya.
Gue berdeham sejenak, kemudian memastikan kalo tiga curut ini tau soal mana yang harus dikerjakan. Karena percuma mereka minta diajarin tapi belum baca soalnya bahkan belum tau mana soal yang akan dipakai.
"Sebelum itu, lo pada udah baca soalnya?"
"Udahlah, Rey. Kita kan bukan Haechan."
"Bagus kalo gitu. Jadi, PUH kita ngerjakan soal empat titik satu kan yang nomor satu? Nah, Maksudnya tuh gimana coba.."
KAMU SEDANG MEMBACA
LECTURER AROUND ME
Fanfiction[ㅡSELESAI] "Nurut sama saya, Reya." "Bisa nggak sih itu kata ajaibnya diganti? Bosen aku denger kakak bilang itu mulu dari kemarin. Bahkan nih ya, sehari udah denger lima kali." "Tiga, Reya." "Iya maksudnya tiga." "Lima sama tiga jauh." "Deketin don...