Asik up lagi. Suka nggak?
.
.Tim baca jam berapa nih?
.
.Ayo ramein biar semangat ngetik, haha. Situasi mulai memanas!
.
.𓃹 Lecturer Around Me 𓃹
.
Sampailah gue di depan kosan. Karena Mark pakai motor, jadinya sekalian sama kendaraannya bisa masuk di gang kosan. Coba bawa mobil, kayanya gue cuma dianterin sampai depan gang doang. Haha.Gue pun turun dari motornya dan nyopot helm yang gue pakai lalu nyerahin ke Mark, "Makasih ya, Mark." Gue berucap pelan sembari tersenyum masam.
"Sebenarnya, gue sama Jeno tau perasaan masing-masing kok. Cuma ya, gue nggak bisa jadi ceweknya Jeno, dan Jeno nggak bisa jadi cowok gue. Sesimpel itu sebenarnya. Dan Jeno juga tau kok, kalau gue nganggep dia temen, nggak lebih. Lebih tepatnya sih sosok yang selalu ada buat gue dari semester satu. Bahkan kehadiran Pak Doyoung di kehidupan gue pun, dia nggak akan mengubah posisi itu." Ujar gue sembari menahan tangis.
"Sini, peluk." Mark merentangkan tangannya sembari tersenyum lebar ke arah gue. Disitu, gue memeluk Mark dengan erat sembari terisak pelan.
"Iya, gue paham kok, Rey. Kemarin gue juga ada di posisi baik Jeno ataupun lo. Tapi, buktinya gue bisa move on."
Gue memukul dada Mark pelan, "Bisa-bisanya lo. Tapi, selamat. Semoga lo dapet cewek yang lebih lebih dari gue."
"Pasti, Rey." Ucap Mark sungguh-sungguh sembari tangannya mengusak kepala gue gemas. "Masuk gih, besok long weekend. Puas-puasin me time ya, Rey.. Haha." Lanjutnya lagi sambil mengusap pipi gue dengan pelan.
"Mark..."
"Hm?"
"Makasih banget. Makasih, karena lo udah bisa ngeikhlasin gue. Makasih. Gue berharap, ada Mark kedua dan ketiga."
"Maksudnya, Rey?"
"Jeno sama Renjun."
Mark membasahi bibirnya dengan menjulurkan lidahnya, "Kok?"
Gue tersenyum melihat ekspresi Mark saat ini, "Gue tau semuanya kok, Mark. Sangaat tau. Dan gue juga udah sangat terang-terangan nunjukkin sikap gue ke Pak Doyoung ke mereka. Tujuannya ya biar mereka sadar. Gusti, kenapa ribet begini dah. Kita kesini tuh fokus kuliah, ngapa malah jadi cinta-cintaan begini sih.."
Mark tertawa lepas melihat gue mendumal diakhir. Setelahnya dia mengusak rambut gue lagi lalu memakai helm, "Yaudah, tidur yang nyenyak. Urusan Jeno nggak usah lo pikirin. Gue yakin, mereka disana bisa bikin Jeno baikan alias seperti Jeno yang lo kenal."
"Duluan." Pamitnya sembari mengklakson motornya dua kali.
Gue melambaikan tangan gue, "Hati-hati."
𓃹 Lecturer Around Me 𓃹
Gue memasuki kamar dengan linglung. Segera gue mencubit pipi kanan gue agar kembali ke dunia nyata. Selepas itu, gue berniat membersihkan badan namun urung begitu Kak Jaehyun nelfon gue.
"Halo, kak? Tumben... Kenapa?"
"Yee, bukannya makasih udah ditelpon malah numbenin. Niat pulang kampung nggak lo, cil?" Suara tengil Kak Jaehyun mulai terdengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
LECTURER AROUND ME
Fanfiction[ㅡSELESAI] "Nurut sama saya, Reya." "Bisa nggak sih itu kata ajaibnya diganti? Bosen aku denger kakak bilang itu mulu dari kemarin. Bahkan nih ya, sehari udah denger lima kali." "Tiga, Reya." "Iya maksudnya tiga." "Lima sama tiga jauh." "Deketin don...