Gilak, dah berapa abad gue nggak update?
.
.Kangen nggak?
.
.Tim baca jam berapa nih?
.
.𓃹 Lecturer Around Me 𓃹
Nggak ada hitungan menit kayanya suara bel rumah Pak Doyoung terdengar jelas walau samar-samar. Gue menatap Pak Doyoung dan pintu kamarnya secara bergantian.
"Siapa?" Tanya gue pelan ke arahnya yang dijawab dengan seringai tipis di wajahnya.
"Orang." Jawab Pak Doyoung tengil kemudian berlalu meninggalkan gue sendirian di atas kasur.
"Hih! Ya tau lah kalau orang, hih! Sebel bangeeet." Racau gue nggak karuan sembari menggigiti selimut yang gue pakai.
Gue menatap kepergian Pak Doyoung dengan tanda tanya. Nggak ada kegugupan atau kekhawatiran dari wajahnya setelah mendengar suara bel. Nggak takut apa kepergok sama orang tuanya bawa cewek ke rumahnya? Mana dibawanya ke kamarnya lagi.
Beberapa menit kemudian Pak Doyoung membuka pintu dan hanya berdiam di ambang tanpa berbicara yang membuat gue mengerutkan kening.
"Kenapa? Kok nggak masuk?"
"Turun."
"Hah? Ngapain? Emang siapa yang namu?"
"Turun, sayang."
"Hah? Siapa sih?" Gue masih bertanya-tanya sembari beranjak turun dari kasur dengan susah payah mengingat kondisi gue habis pingsan.
Namun, hal itu nggak ngebuat Pak Doyoung bergeming ngebantu gue atau apalah. Malahan hanya ditatap dari pintu. Hm, berguna banget.
Tak tahan dengan langkah gue yang amat pelan, Pak Doyoung akhirnya mendekat ke arah gue yang membuat gue memberhentikan langkah.
"Kok berhenti?"
"Terus kakak ngapain nyamperin?"
Tanpa babibu, beliau menggendong gue ala bridal style yang membuat gue melemparkan tatapan bingung.
"Sepertinya tamunya orang biasa. Kok muka kakak biasa aja?" Gue berdesis sembari mengalungkan tangan ke lehernya.
"Emang orang biasa." Ujarnya cuek dan segera melangkah keluar dari kamar.
"Kak." Panggil gue sambil menatap penuh ke wajahnya. Ya Tuhan, ganteng banget. Nggak tau lagi! Pusing!
"Hm,"
"Kakak tadi nyium aku ya?"
"Kenapa?"
"Nggak apa-apa. Nanya aja."
"Mau lagi?"
"Emang boleh?" Cicit gue pelan dan mendapat action langsung dari beliau. Memang sih, Pak Doyoung kalau urusan kissing kayanya actionnya lebih dari seratus persen. Renjun mah lewat.
"OH MY GOD!! PAK DOYOUNG!" Pekik Haechan dengan melengking sontak ngebuat gue mendorong muka Pak Doyoung menjauh.
"GUSTI NU AGUNG. UNTUNG JENO NGGAK IKUT!" Pekik Jaemin lagi yang diiringi tepukan dari Mark.
"Bener anjir!" Desis Jisung menambahkan
Gue segera menepuk dada Pak Doyoung biar gue diturunin dari gendongannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LECTURER AROUND ME
Fanfiction[ㅡSELESAI] "Nurut sama saya, Reya." "Bisa nggak sih itu kata ajaibnya diganti? Bosen aku denger kakak bilang itu mulu dari kemarin. Bahkan nih ya, sehari udah denger lima kali." "Tiga, Reya." "Iya maksudnya tiga." "Lima sama tiga jauh." "Deketin don...