20 - The Reason

6.7K 812 58
                                    





𓃹Lecturer Around Me𓃹










S

ehabis makan di kantin dengan berbagai kejutan tadi, kini gue berakhir di dalam mobil Pak Doyoung. Pasalnya di hari yang agak mendung sedari pagi, kelas gue yang masih nyisa di jam 3 sore tiba-tiba dibatalkan alias kosong. Penyebabnya sih kata Mark, selaku ketua offering gue bilang kalo Pak Johnny lagi ada workshop di hotel bla bla bla apa gitu gue nggak tau.


Berita kelas kosong ini tentunya dimanfaatkan oleh Pak Doyoung untuk ngajak gue jalan bentar ntah kemanapun itu. Apalagi beliau kalo hari selasa kan seharusnya libur, alias nggak ada jam. Tapi kadang-kadang masih masuk buat sekedar ngebimbing mahasiswa lain yang pengen konsultasi ke beliau.


"Masih marah?" Tanyanya begitu menyadari bahwa sedaritadi gue diam tanpa bicara semenjak mendaratkan diri di kursi penumpang.


Gue mendengus sebal kemudian melongoskan muka ke samping kiri tanpa mau melihat wajah Pak Doyoung lagi.


"Jangan marah." Ucapnya lembut sembari tangannya memutar setir ke kiri.

Gue bergidik sambil mutar bola mata gue malas. Namun sepersekian detik, gue nyaris terpentuk pintu mobil karena Pak Doyoung dengan tiba-tibanya udah ngenggam tangan gue erat. Jadi beliau hanya menyetir pakai satu tangan.


"Jangan ngambek gitu dong. Mau es krim?"

Gue menoleh ke arahnya dengan tatapan nggak percaya. Wah parah nih, bisa-bisa gue disamain kaya anak kecil. Tinggal nambah permen doang lengkap udah.


"Nggak mau." Ujar gue sambil berusaha ngelepasin tangan gue dari genggamannya.


"Jawabnya biasa aja."

"Suka-suka aku dong. Mulut juga mulut aku, bukan mulut kakak."

"Marah.." Desahnya lucu yang bikin gue senyum lebar tapi buru-buru gue sembunyiin.

"Kakak pikir aja, aku tuh mau menikmati suapan terakhir dari gado-gado yang aku makan tadi. Eh malah kakak sengaja banget bikin aku makan cepet."

"Lagian kamu geer banget. Emang kamu tau saya bakalan ngomongin apa?"

"Tau. Dari gelagat kakak aja, aku bisa tau."

"Gelagat?"

"Kakak cemburu kan?"

"Saya nggak cemburu."

"Terus kenapa pakai ngeladenin celetukannya Haechan? Udah tau kalo dia agak, masih aja diladenin."

"Ya pengen aja."

"Untung aku orangnya kalem. Hampir aja mau banting meja tadi."

"Lapor Jaehyun nggak nih?"

"Silahkan ajaㅡwait wait wait.." Ucap gue mendramatisir.

"Kak Doyoung bawa-bawa Kak Jaehyun jadinya aku keinget sesuatu yang harus dapat jawaban dari kakak." Lanjut gue random yang membuat Pak Doyoung menarik salah satu alisnya ke atas.

"Jadi.. Aku masih penasaran kenapa bisa kakak tiba-tiba minta maaf sehabis marahin aku di awal pertemuan dulu. Padahal kan kalo dipikir-pikir aku yang salah.."

"Hn?"

"Jawab ih! Kenapa?!" Tanya gue nggak sabaran sambil ngecubit lengan dia pelan.

LECTURER AROUND METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang