Hari ke-sepuluh Irish tinggal di istana sebagai Putri Mahkota, sejauh ini ia masih mampu mempertahankan nyawanya dengan meminimalisir pertemuan-bahkan setiap jam makan Irish lakukan di balkon kamar tanpa berniat mengunjungi istana utama. Ia tahu, perbuatannya tidak sopan. Ia juga tahu, cara melarikan diri seperti itu tidak akan mampu bertahan lama.
Tapi demi Tuhan, Irish masih terlalu malu dan takut bertatap muka dengan tunangannya itu. Terakhir kali ia tertangkap basah dalam posisi yang berpotensi menimbulkan kesalahpahaman.
"Chloe, apa kau sudah mendapat jadwal Pangeran Louis?" Irish bertanya selagi menyeruput teh, enggan mengalihkan pandangan dari buku di tangannya.
Gadis itu tengah menghabiskan waktu membaca di gazebo dekat taman istananya. Benar, istana yang khusus ditempati Irish-letaknya jauh di arah barat istana utama dan itu membuatnya kian bersyukur.
"Pangeran Louis dijadwalkan akan berduel dengan komandan ksatria kekaisaran, nona. Setelah itu saya mendengar beliau akan mengunjungi beberapa teritori untuk pengecekan," jawab Chloe di balik kursi sang nona.
Irish mengangguk-angguk, memejamkan mata karena nyaman atas pijatan sang maid. "Bagus, Chloe. Kalau begitu selalu ingatkan aku untuk tidak pergi dekat-dekat dengan area latihan para ksatria."
"Baru kali ini aku mendengar seorang perempuan terang-terangan menghindari tunangannya. Hmm...? kakak iparku sedikit unik ternyata."
Sontak kedatangan Orion menyita perhatian, pria itu duduk dengan santainya di hadapan Irish seraya menopang dagu-terang-terangan menelusuri wajah sang gadis. Tidak ada angin tidak ada hujan, Orion tersenyum begitu manis hingga lesung pipinya terlihat.
Tidak ingin kalah, Irish balas menarik kedua sudut bibirnya sebaik mungkin. "Saya tidak tahu bahwa etiket keluarga kekaisaran rupanya begitu buruk."
Terkekeh ringan, Orion mengibaskan tangannya santai. "Ayolah, kak. Jangan bicara etiket seolah kau mahir dalam hal itu. Lebih buruk mana-perempuan bangsawan memaki seseorang yang baru ia temui atau...," ia menjeda kalimat sejenak. "Sebatas tidak memberi salam karena malas?"
Sialan, mimpi apa semalam sampai kesabaran Irish diuji pagi-pagi begini? Jelas sekali Orion memiliki niat terselubung-bahkan sorotnya mengatakan secara gamblang. Lagipula untuk apa pria itu repot-repot menghampiri Irish jika tidak berguna? Basa-basi keluarga? Omong kosong.
Sesaat Irish ingin tertawa karena bertemu tipe laki-laki pendendam atas masalah sepele-lagipula siapa yang tidak pernah memaki atau dimaki? Irish yakin kasta bangsawan pun paling tidak, pernah melakukannya sekali seumur hidup. Ah, mungkin karena Orion adalah seorang pangeran jadi tidak ada yang berani padanya? Cukup masuk akal.
Tapi bukan masalah, Irish sering merasa stress akhir-akhir ini, membuat lidahnya sedikit berlatih mungkin akan menyenangkan.
"Saya sungguh minta maaf atas kejadian di Astuvega, pangeran."
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Pathetic Fate
FantasyAgracia Euna memang termasuk kategori orang aneh. Setelah mati tragis setengah bodoh karena menyebrang jalan sembari bermain ponsel, alih-alih bersedih, dia justru bahagia. Memasuki tingkat kekonyolan baru, tidak cukup sebatas dikirim ke surga atau...