9. Alone~

24.4K 3.2K 141
                                        

Sesuai perintah sang ayah, Aries bergegas kembali ke Astuvega

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesuai perintah sang ayah, Aries bergegas kembali ke Astuvega. Malam hari adalah waktu yang tepat untuk berpergian tanpa menarik atensi. Lagipula menerobos keamanan istana adalah perkara mudah baginya-karena pada dasarnya Aries terpilih menjadi penerus keluarga Eustacio bukan tanpa alasan.

Dalam jubah hitamnya, Aries menungganggi kuda dengan rute tercepat-yang berarti ia tidak akan melewati kapital. Setidaknya perlu setengah hari untuk sampai di Astuvega tapi berhubung Aries ingin mampir memberi kejutan untuk seseorang, perkiraan paling lambat ia akan tiba di mansion siang nanti.

Berjam-jam menempuh perjalanan sendirian, Aries menghentikan kudanya di balik sebuah pohon besar. Beberapa prajurit dengan lambang salah satu keluarga arsitokrat berpatroli sama sekali tidak menyadari keberadaannya.

Sekali lagi, Aries tidak dipilih oleh Cael tanpa alasan.

Maniknya melirik gerbang hitam kokoh yang menjulang tinggi, Aries mampu melihat patung emas berbentuk prajurit yang tengah menunggangi kuda dari posisinya berada. Sebelah bibirnya mengulas senyum, gelora ambisi membuat sang empu semakin tidak sabar.

Malam ini ia akan bermain-main sedikit~

Set!

Aries mendarat mulus di salah satu balkon setelah memanjat beberapa kali. Maniknya kian bersinar menatap sang target tengah tertidur pulas.

Ceklek

Pintu balkon terbuka dengan sendirinya ketika Aries meletakkan telapak tangan. Sulur-sulur ungu menyala samar-samar mengerubungi kakinya.

Targetnya terkesiap lantas terbangun dengan posisi terduduk.

"K-kau! Siapa kau?!" panik, sosok itu memundurkan diri hingga menabrak sandaran kasur.

"B-bagaimana kau masuk kesini? Hey, berhenti disana!! AKU BILANG BERHENTI DISANA ATAU AKU AKAN BERTERIAK-KEEUUKKK!"

Tanpa disadari, Aries telah mencekram kedua pipi sosok itu. Sebelah kaki naik ke kasur, wajahnya begitu dekat dengan sang target.

"Zoey Esmeralda.... It is your name, isn't it?"

Menatap datar tepat manik sang gadis yang bergetar ketakutan, Aries perlahan mengusap anak rambut yang menghalangi dahi berkeringat Zoey.

"Aku memperingatimu, jika kau berani berteriak.... Aku akan membunuhmu saat ini juga," suaranya terdengar berbisik mengancam.

Perlahan Aries melepaskan cengkramannya.

"Young Lord Eustacio... S-sebenarnya apa yang kau lakukan disini?" Zoey mencicit bagai tikus yang tertangkap kucing.

"Apa kau yakin kau tidak mengerti?"

"........"

Zoey menelan ludah, mengarahkan pandangannya ke pintu. Aries masih mengamati wajah sosok di hadapannya tanpa peduli jika mereka tengah bertukar napas.

Her Pathetic FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang