Satu minggu berselang semenjak perayaan festival Lantern of The Night, agen informasi yang Stacy datangi waktu lalu belum juga memberi berita mengenai keberadaan La Delucia.
Awalnya gadis itu memang tidak tahu-menahu siapa LD sebetulnya---katakan saja tidak satupun pasang mata yang pernah menyaksikan presensinya persis secara langsung. Namun keberadaan sang penyihir legendaris itu memang benar adanya.
Terlepas dari salah satu perbuatannya yang menggegerkan dunia bawah menghilangkan 100 bangsawan kelas atas dalam waktu satu bulan tanpa siapapun menyadari, pula tertulis jelas pada buku tebal yang tengah ia pegang saat ini,
"12 tahun yang lalu, tiga puluh orang dikabarkan menghilang secara misterius dalam semalam. Berdasarkan rumor yang beredar, seluruhnya diketahui merupakan bagian penghuni sebuah panti yang berasal di pulau sebelah utara Xeothia, pulau yang saat ini telah berpindah kepemilikan di bawah nama Eustacio---Theodore Island."
Stacy ingat persis Lady Gretasha pernah membahasnya di acara pesta teh milih Lady Samantha tahun lalu sebelum dirinya menginjakkan kaki di istana---saat itu berita menyebar layaknya debu tertiup angin, dalam sehari ratusan koran tercetak dengan judul yang hampir sama.
Tapi yang menarik adalah, sore hari sebelum insiden tersebut, seseorang sempat melihat anak kecil kabur dengan membawa tongkat sihir menyala-nyala---ia menangis ketakutan keluar dari bangunan panti bersama sulur-sulur putih hampir memudah di kaki ringkihnya.
Tidak banyak penduduk Xeothia yang memiliki kekuatan sihir---lantas sejak itulah orang-orang beranggapan La Delucia sempat singgah di tempat tersebut.
Apa yang dia perbuat pada sang anak kecil? Tidak ada yang tahu. Atau bahkan La Delucia sejatinya anak kecil itu sendiri? Tidak ada jawaban pasti, sebab LD mampu merubah-rubah rupanya sesuka hati.
Stacy menyeruput tehnya, memijat pelipis yang setengah berdenyut. "Tidak ada yang melihat wujudnya tetapi langsung membuat kesimpulan yang serampangan. Hah! Lucu sekali. Bocah ingusan seorang penyihir? Aku tidak tahu buku kerajaan rupanya mampu menampung informasi tidak konkret."
"Greetings, Your Highness, The Second Princess."
Sang empunya nama melirik pedas seorang maid yang berani menginterupsi waktu bersantainya. "S-saya hanya berniat menyampaikan surat yang dikirimkan untuk anda, putri." Sadar suasana hati majikannya tidak baik, ia berucap sedikit tergagap.
"Surat?" Seperempat siku tercetak jelas di kening Stacy, membolak-balik amplop tanpa nama di tangannya.
"Kau tidak bertanya siapa pengirimnya?"
"Mohon maaf, tuan putri. Saya hanya menemukannya tergeletak di atas nakas ruang tidur anda ketika hendak mengunci pintu."
Gadis itu kian mengerutkan dahi, kecurigannya meningkat bukan main. Bukankah itu artinya seseorang telah memasuki kamarnya tanpa izin? Tapi penjagaan istana sedang diperketat setelah festival lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Pathetic Fate
FantasyAgracia Euna memang termasuk kategori orang aneh. Setelah mati tragis setengah bodoh karena menyebrang jalan sembari bermain ponsel, alih-alih bersedih, dia justru bahagia. Memasuki tingkat kekonyolan baru, tidak cukup sebatas dikirim ke surga atau...