11. KELVANA DAN SEPAK BOLA

2.3K 132 1
                                    

"Terus Kelvin dorong lo ke danau dan ninggalin lo gitu aja?" Sista bertanya tidak percaya. Ivana mengangguk membuat Sista mengatai Kelvin. "Emang gak ada adabnya itu cowok!"

"Maaf ya, Van. Harusnya kemarin kita gak ninggalin kamu cuma berdua sama Kelvin," kata Kira membuat Sista dan Wendy langsung mendelik padanya.

"Maksudnya?"

Kira menyengir pada Sista dan Wendy lalu beralih pada Ivana. "Iya, kamu gak ada kabar dan itu bikin kita khawatir. Wendy tanya Kelvin tapi dia bilang kamu gak ada sama dia. Wendy gak percaya, terus akhirnya bareng sama Vernon dan Joshua kita ngikutin Kelvin dan ternyata dia ketemu kamu. Tapi pas ngeliat kamu sama Kelvin lari-larian kita kira kalian baik aja, akur, jadi yaudah kita pergi."

Mendengar penjelasan Kira membuat Ivana mengangguk. Dia tersenyum. "Gak apa-apa, maaf gak ada ngabarin. Makasih ya udah khawatirin gue, gak nyangka kalian so sweet banget."

"Woi, cewek ganti baju lama banget, sih! Udah di panggil ke bawah sama Pak Syarif! Tinggal kalian berempat yang belum turun!" Damar, ketua kelas XI IPA 5 nyelonong ke dalam kelas begitu saja. Untunglah keempat cewek itu sudah berganti baju jika saja kalau belum.

"Berisik lo, bilang aja sama Pak Syarif lagi buang air bersamaan," komentar Ivana. Dia paling tidak suka jika di desak.

"Mana bisa."

"Bisain."

"Lo duluan aja, Mar, nanti kita nyusul." Wendy menengahi.

Sambil menyerocos Damar kembali ke lapangan. "Kebanyakan ngegosip, sih."

"Van, titip." Sista menyengir melihat Ivana mendelik padanya saat Sista menitipkan seragam abu-abunya pada Ivana untuk di taruh di loker yang ada di dalam kelas. "Sekalian."

Ivana menaruh seragamnya dan milik Sista, sedangkan Sista sendiri sibuk merapikan poni depannya. Sementara itu Kira menguncir rambutnya menjadi satu ke belakang seperti Ivana. Wendy bagian menunggu teman-temannya, cewek itu selalu menggerai rambutnya bahkan dalam keadaan terpanas sekalipun.

"Ayo, nanti Damar ngoceh mulu," ajak Sista.

Di bawah sana Pak Syarif berkacak pinggang dengan keempat siswi yang sedang berjalan layaknya model itu.

Ivana cengengesan. "Berasa kayak artis papan atas lagi di tungguin penggemar."

"Ivana! Sista! Wendy! Kira!" teriak Pak Syarif memanggil. "Gak turun dalam tiga detik saya kasih sepuluh poin!"

Buru-buru mereka berlari dan tabrak-tabrakan menuruni tangga. Lalu di saat detik-detik terakhir Ivana terselengkat kakinya sendiri dan mengakibatkan dirinya jatuh merosot ke bawah.

Sontak seluruh murid di kelas XI IPA 5 beserta Pak Syarif tertawa. Terutama Sista, Wendy, dan Kira yang sudah terpingkal-pingkal.

"Jatuh lo aesthetic banget, Van. Harusnya tadi gue rekam pake filter instagram," kata Sista di sela tawanya. "Sakit anjing, Wen!"

Wendy adalah yang paling ngakak, memukul Sista dan Kira yang berada di sebelah kanan dan kirinya. Kebiasaan cewek kalau sedang tertawa pasti memukul.

Ivana berdiri, memasang tampang seolah baik-baik saja. "It's okay, gak sakit kok gak sakit."

Pak Syarif mengangguk. "Sakitnya mah emang gak seberapa tapi malunya."

Ivana menengok ke belakang, menatap garang teman-temannya yang masih menertawakannya.

"Pertolongan pertama kalo ada sahabat yang lagi jatuh itu ketawa," sahut Kira mengerti arti tatapan Ivana.

"Jauh-jauh lo semua!" ngambek Ivana berjalan masuk ke dalam barisan.

KELV (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang