36. SESUATU YANG JANGGAL

1.2K 81 0
                                    

“Punten, ada yang namanya Wendy apa enggak, Neng?”

Cewek berambut digerai itu menggeleng. “Nggak ada.”

“Loh, terus ini siapa?” Vernon menunjuknya.

“Wenda.”

“Oh Wenda, toh. Kembarannya Wendy, ya.” Vernon berucap. “Wenda, Wendy-nya ada dimana? Liat nggak?”

“Bacot, buruan ah.” Wendy yang kesal dengan cowok itu langsung menarik tas belakang Vernon dan menggeretnya keluar kelas. “Sis, Ra, duluan!”

“Iya, Wen!” balas Sista dan Kira yang masih ada di dalam kelas secara bersamaan.

“Kok kamu KDRT sih, Sayang?” Vernon ikhlas saja digeret Wendy seperti itu. Pemandangan seperti ini sudah sangat biasa untuk anak-anak SMA Qwerty yang memang tahu betul hubungan antara Vernon dan Wendy.

“Sayang-sayang pala lo peyang!” Wendy melepas cengkeramannya saat sampai di parkiran.

Vernon mengeluarkan motornya dari sana. Memakaikan helm kepada diri sendiri dan juga sahabat sekaligus pemilik hatinya. Setelah itu mereka tancap gas untuk mampir ke restauran tempat biasa.

“Gue pikir ada sesuatu yang janggal antara Kelvin, Joshua dan Ivana,” kata Vernon memberitahu.

Sembari melahap kentang gorengnya, Wendy mengangguk. “Iya, gue tau.”

Vernon bingung dengan respon Wendy. “Tau apanya?”

“Ada sesuatu antara mereka.”

“Kok bisa tau? Tau darimana?” tanya Vernon.

Wendy menggedikkan bahu. “Tau aja.”

“Wen,”

“Iya.” Dia pasrah. “Gue pernah ciduk Joshua ngestalking Ivana di Instagram.

“Demi apazi?” Vernon kaget. “Bukannya selama ini Joshua senyum-senyum sendiri pegang hp karena lagi chatting sama Kira?”

Wendy menyuapi Vernon satu potong kentang goreng. “Gue pikir awalnya juga gitu. Tapi siapa sangka?”

“Kasian ya Kira.” Vernon geleng kepala. “Kalo misalnya Joshua suka sama Ivana, kenapa sikap dia ke Kira kayak gitu?”

“Mana saya tau kok tanya saya?” balas Wendy membuat Vernon mengacak rambutnya.

“Gak tanya kamu, Sayang.”

Wendy menebas tangan Vernon dengan kasar. “Kebiasaan banget, sih!”

“Wen?” panggil Vernon.

“Hm?” Wendy menjawab tanpa melihat ke arah orang yang memanggilnya. Dia sibuk makan burger sekarang.

“Pacaran, yuk?”

Uhuk! Uhuk!

Ceplosan Vernon membuat Wendy jadi batuk dan bisa masuk ke rumah sakit jika tidak ditangani segera.

****

“Terus kapan kita mau pacaran?”

Kelvin terdiam, mencermati pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Ivana secara blak-blakan.

“Kelv? Kok, diem?” Ivana bertanya lagi. Dia mengangkat kepalanya dan melihat Kelvin. “Lo gak mau pacaran sama gue, ya? Lo cuma main-main sama gue?”

“Nanti,” balas Kelvin. Dia berdiri dari duduknya. “Ayo pulang.”

Respon Kelvin membuat Ivana jadi kecewa dan sedih. Dia ikut berdiri dan mengikuti Kelvin berjalan menuju motor. Di sepanjang jalan, setiap Kelvin mengajak bicara Ivana jadi lebih banyak diam dan menjawab seperlunya. Kelvin mengantar Ivana sampai depan rumah.

KELV (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang