38. AWAL MULA KERENGGANGAN

1.3K 73 1
                                    

YOU! YOU FOUL LOATHSOME EVIL LITTLE COCKROACH!

“Sista, no! He's not worth it.

“Gak worth it gimana? Gue nyerahin Ivana ke dia, gue percaya sama dia, tapi nyatanya apa? Dia lebih dari sekedar nyakitin Ivana.”

Wendy mengangguk, dia masih memegangi Sista yang sedang terbakar amarah. Wendy juga tahu bahwa Kelvin harus diberi pelajaran namun bukan oleh Sista. Cewek itu bisa-bisa membunuh Kelvin dengan keahlian tinjunya.

Girls, what's going on?” Vernon dan Joshua datang. Mereka terkejut melihat Kelvin yang dipojokkan di sudut kelas oleh dua orang perempuan tapi tidak ada yang melerai. Kelvin juga diam saja disana karena dia tahu dia salah tapi dia tidak ada niatan untuk meminta maaf atau menyesali perbuatannya.

“Lo berdua tanya sama temen lo yang brengsek ini.” Sista menuding Kelvin menggunakan telunjuknya. “Tanya apa yang udah dia lakuin ke Ivana!”

“Vin, ada masalah apa?” tanya Vernon namun karena Kelvin tidak menjawab ia beralih kepada Wendy. “Wen, bisa jelasin ke gue apa yang terjadi?”

Wendy menunjukkan sebuah rekaman video yang sedang ramai diperbincangkan oleh satu sekolah kepada Vernon dan Joshua.

Tidak lama setelah itu, Joshua langsung membuat keributan dengan menonjok Kelvin. Semua yang ada disana terperangah namun tidak ada yang berhak melerai kemarahan Joshua.

“Gue gak nyangka lo dibiarin malah jadi kayak gini!” bentak Joshua. “Gue sama Vernon awalnya mikir lo bakalan bisa berubah! Kalo lo terlahir dari bokap yang sifatnya iblis, gue percaya lo bisa nentang dan jadi orang baik. Tapi nyatanya apa? Lo justru ngambil jalan yang sama bahkan lebih parah! Lo iblis dari segala setan!”

Tidak ada yang percaya laki-laki seperti Joshua yang ternilai soft, kalem dan ramah mampu mengucapkan kata-kata kasar seperti itu.

“Gue udah gak bisa toleran atas semua sikap bejat lo!” Joshua kembali memukuli Kelvin sampai cowok itu muntah darah.

Sista bingung harus menarik Joshua di situasi seperti ini atau tidak. Sejujurnya dia juga puas karena Joshua memukuli Kelvin tanpa cowok itu berniat membalas namun juga Sista khawatir akan Joshua yang nantinya dapat hukuman berat karena sudah menghajar Kelvin di lingkungan sekolah, terlebih tempat suci seperti kelas.

Sementara Sista yang masih berkutat dengan pikirannya, Wendy lebih dulu ambil tindakan. Dia menarik Joshua dengan semua tenaga yang dia punya.

“Wen, lepasin gue! Dia harus di kasih pelajaran karena udah nyakitin Ivana!” Joshua memberontak.

“Ver, tolong bawa Joshua pergi dulu dari sini. Gue takut dia bisa kena DO atau semacamnya kalau ketahuan bikin anak berpengaruh jadi begini,” ucap Wendy menyindir Kelvin yang tengah duduk tidak berdaya di pojok kelas.

Vernon mengangguk, mengiyakan. Ia menepuk bahu Joshua sembari membawa cowok itu pergi. Saat mengambil tas miliknya dan Joshua, mata Vernon bertemu dengan Kelvin lalu sedetik setelahnya dia membuang muka.

****

“ASTAGA INI ADA APA?” Pak Syarif masuk ke dalam kelas. Guru yang ada di bidang kesiswaan dan olahraga itu terkejut melihat Kelvin yang bonyok seperti habis di keroyok massa. Antara percaya dan tidak percaya, Kelvin Anggara yang selama ini ia kenal selalu menjotosi orang-orang kini jadi berbalik pada diri sendiri. “Ini seriusan kamu, Kelvin? Siapa yang giniin kamu?”

Kelvin tidak berniat menjawab, begitu juga dengan orang-orang yang ada di dalam kelas yang sebenarnya sejak tadi melihat semua. Tidak ada yang berani angkat bicara karena takut terlibat.

“Kok pada diem aja, sih? Bilang sama saya siapa yang bikin Kelvin kayak gini!” ujar Pak Syarif. Dia sendiri ketar ketir karena tidak ada yang boleh menyakiti Kelvin yang notebenenya anak dari direktur terbesar di SMA Qwerty.

Kelvin akhirnya berdiri. Ia mengambil tas ransel dari tempatnya lalu menyangklongkannya satu sisi di bahu. “Ini urusan gue, jangan ada yang ikut campur.” Dengan kurang ajarnya berkata begitu. Kelvin hendak pergi keluar kelas namun baru beberapa langkah dia teringat sesuatu yang harus disampaikan kepada guru berkepala plontos itu. “Alvin udah bukan siapa-siapa gue, begitu juga sebaliknya. Jangan pernah disangkutpautin lagi.”

“ASTAGHFIRULLAH INI ANAK GIMANA CARA BAIKINNYA, YA?” Pak Syarif geleng kepala sepeninggalan Kelvin. “Apa harus di ruqyah dulu?”

“Kali-kali di kasih hukuman berat, Pak, yang kayak gitu.” Sista memberi saran. “Biar sadar anaknya.”

“Kalo akalnya udah ilang mau digimanain juga gak bakalan sembuh,” ujar Wendy savage.

Pak Syarif menoleh pada dua siswi itu. “Kalian berdua, kenapa bisa ada disini? Bentar lagi bel masuk, cepet balik ke kelas!”

“Iya, Pak.”

****

Ivana membuka matanya setelah pingsan selama beberapa saat. Kira yang duduk di dekat brankar Ivana langsung terkesiap dan membantu sahabatnya itu untuk duduk.

“Kamu ngeyel banget, Van. Tuh, kan, kamu emang lagi sakit sampe pingsan gini,” omel Kira.

Pintu UKS terketuk dua kali kemudian terbuka. Wendy masuk diikuti Sista dibelakangnya. Di tangan Sista ada sebuah nampan berisi semangkuk bubur dan segelas teh hangat. “Bangun juga akhirnya.”

“Makasih, ya.” Ivana tersenyum. “Kalian bolos kelas?”

“Masih aja mikirin gituan.” Wendy mengambil duduk. “Pikirin dulu kesehatan lo.”

“Kesehatan hati juga perlu,” sindir Sista membuat Wendy menggeplak lengannya.

“Ivana baru sadar, ngapain lo ungkit-ungkit masalah itu?”

“Asal lo tau, Wen. Gimana bisa gue nahan kalo temen gue digituin?” Sista mengeluarkan unek-unek. “Darah gue rasanya mendidih sampe ubun-ubun!”

“Panas dong otaknya?” Sungguh Kira yang lemot. “Bisa sewaktu-waktu meledak, ya? Mirip gunung berapi.”

Sista memasang tampang jengah. “Suka-suka lo aja, Ra.”

“Sista jangan marah-marah. Nanti jadi lekas tua.” Niat hati Kira adalah ingin menghibur. “Nanti keriput loh, jadi jelek.”

“Kalo mau nangis, nangis aja. Nanti habis nangis baru makan buburnya sama minum teh. Balikin energi,” kata Wendy.

Ivana menggeleng. “Gue gak mau nangisin orang kayak gitu. Air mata gue terlalu berharga.”

“Aaa, good choice, my girl.” Sista mendekat, memeluk Ivana dengan senang. “Bener. Lo harus bisa buktiin ke dia kalo lo bahagia tanpa dia. Cowok kayak gitu gak ada peran apa-apa di hidup lo.”

“Inget, Van. Kamu masih punya kita,” ujar Kira ikut berpelukan.

Disini rasanya hati Wendy yang malah sakit. Pertemanan Kelvin, Vernon, dan Joshua sudah rusak dan sebentar lagi giliran waktu menerjang mereka. Mungkin sekarang Kira bilang begitu tapi siapa yang bisa menebak ke depannya? Terlebih saat ini Ivana dan Kelvin sudah putus hubungan istilahnya. Semakin besar peluang Joshua untuk berjuang.

“Wen? Kok diem aja?” tanya Ivana. “Sini teletubbies dulu.”

****

HELO! Gak tau mau ngomong apa tapi intinya semoga kalian semua selalu dilimpahi kebaikan, dilindungi Tuhan dan diberkahi kebahagiaan. Aku pengen hidup kalian happy terus, jangan sedih yaa.

KELV (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang