17. •|𝙳𝚒𝚐𝚘𝚍𝚊𝚒𝚗 𝚒𝚋𝚞-𝚒𝚋𝚞 𝚙𝚊𝚜𝚊𝚛|•

845 117 11
                                    

Happy reading

"Di apartemen Rey"

"SETUJUUUUU"

Sekolah sudah libur. Dari awal liburan Asep udah ngebacot minta bukber. Katanya biar kaya geng sebelah.

Dan mereka mau agar bukber kali ini diadakan di apartemen Reyaksa. Reyaksa yang mendengarnya hanya mengangguk santai. Seluruh anggota senior River sebelum Reyaksa akan berkumpul kali ini. Jika dihitung dari angkatan River yang pertama. Jumlahnya kurang lebih ada ratusan. Tapi Reyaksa yakin yang datang hanya sebagian.

Siang ini Reyaksa tengah berbelanja di pasar. Tentunya dengan si Bibi Asilla dan Reyan. Asep pengen dimasakin oreg tempe buatan Asilla katanya. Emang siAsep ini banyak maunya.

"Teh, tempenya sepuluh ribu." ucap Asilla pada si penjual tempe.

Setelah membeli tempe. Reyaksa dan Asilla beralih ke penjual kolang kaling. Katanya Reyaksa rindu kolak kolang-kaling buatan Mommynya jadi  Asilla berinisiatif untuk membuatkannya.

"Apa lagi?"tanya Asilla.

"Gak tau. "balas Reyaksa bingung.

"Ayam kecap. Mau?"tanya Asilla pada Reyan yang ada di gendongan Reyaksa.

"Mauuuuu"balas Reyan girang.

"Bi, ko gua tiba-tiba pengen gorengan ya?."ucap Reyaksa saat melihat tukang gorengan.

"Iya-iya gua bikinin. Yuk cari bahan-bahannya."

Asilla dan Reyaksa beralih ke tukang sayur untuk membeli sayuran yang akan ia buat bakwan.

"Ihh, gua juga mau gorengan tempe."rengek Reyaksa seperti anak kecil.

"Iya-iya bawel nanti dibikinin"kesana Asilla.

Pembeli lainnya yang sedang membeli sayuran menatap Reyaksa dengan tatapan memuja" Neng suaminya ganteng." ujar salah satu pembeli sambil menepuk pundak Asilla.

"Iya dong Bu, istri saya aja cantik gini. "bukannya Asilla malah Reyaksa yang menjawab.

Asilla memutar bolamata malas. Melanjutkan acara memilih sayur dengan teliti.

"Anaknya baru satu mas?."tanya ibu-ibu yang lain.

"Iya, Rencana sih mau bikin lagi hahaha" Asilla sampai bingung. Kenapa Reyaksa bisa seakrab ini sama ibu-ibu pasar?. Toh biasanya kalau di sekolah dia paling malas bersosialisasi.

"Wah masnya hebat hahaha. Saya juga mau dong bikin sama masnya. Memperbaiki keturunan" ibu-ibu lainnya sontak tertawa mendengar itu. Begitupun Reyaksa.

"Waduh jangan dong. Nanti istri saya marah."balas Reyaksa sambil tertawa.

"Saya dijadiin istri kedua juga gak papa deh mas. Iya gak ibu-ibu" ucap si ibu berdaster biru.

"Huuuuu" sontak mereka menyoraki si ibu berdaster itu.

"Hahaha aduh berat bu. Saya gak kuat nafkahinnya."Asilla heran. Lagi di godain masih aja dibales. Padahal yang godain ibu-ibu pasar yang kalo pake bedak clemotan, lipstik merah hati dan jangan lupakan alis coklat yang melengkung tak sempurna .

"Sayang udah?. Ayo pulang."ucap Reyaksa ketika melihat Asilla berbalik sambil menenteng blanjaannya.

Sorak baper para ibu-ibu membuat kuping Asilla panas. Udah mana laper siang-siang gini malah suruh kepasar. Ketemu ibu-ibu gak jelas pula.

"Cepet-!, malu nih gua."gerutu Asilla kesal.

Jam menunjukan pukul 4. Asilla sudah memasak ayam kecap, kolak, tempe oreg  dan yang terakhir adalah gorengan yang Reyaksa pinta.

"Bibi, gorengannya banyakin-!"ucap Reyaksa memerintah.

"Daddy nda boleh panggil Bibi, pangil mommy-!"omel Reyan sambil berkecak pinggang.

"Eh kok Mommy?."

"Daddynya temen Ley manggil Mommynya Mommy"balas Reyan

"Ck, iya-iya ribet."

"Jangan bisanya ngomong doang. Bantuin orangmah."sindir Asilla sambil memotong tempe untuk dibuat gorengan.

"Males."desis Reyaksa.

"Daddy liat kacian Mommynya kelingetan. Daddy jahat "ucap Reyan memasang wajah ingin menangis.

"Iya-iya dibantuin. Puas lo?."ucap Reyaksa malas.

"Puas banget. Noh wortel, ama kol kupasin. Gua mau bikin adonannya dulu."dengan malas Reyaksa menuruti perintah sang Bibi

"Iya bawel ih"kesal Reyaksa.

Setelah Asilla selesai membuat adonan. Reyaksa malah tertidur di lantai sambil memegang pisau dan wortel, jangan lupakan Reyan yang tertidur diperut Reyaksa dengan keadaan telungkup sambil memakan wortel.

"Ck ck ck, yang satu megang wortel sama pisau yang satu ngemut wortel. Tidurnya nyenyak banget pula, kaya gak ada dosa."cibir Asilla kesal.

Untung saja wortel dan kol yang Reyaksa potong sudah lumayan banyak. "Bagus juga dia motong. Emang berbakat jadi kang gorengan lu Rey. "kekeh Asilla.

Asilla membiarkan Reyaksa dan Reyan tertidur dilantai. Melanjutkan aktifitas memasaknya hingga selesai.

Jam menunjukan hampir pukul 5. Teman-teman Reyaksa terus berdatangan. Entah siapa Asilla tidak kenal. Sampai akhirnya Asep dan yang lain datang. Membantu Asilla membereskan dapur.

"Anjir siRey mati?."kaget Asep saat tak sengaja menginjak kaki Reyaksa.

"Dia kecapean kayanya. Pindahin ke kamar sono"titah Rian.

"Gausah, bangunin aja. Toh bentar lagi buka puasa."ucap Algi lalu menggendong Reyan yang masih tertidur pulas.

"Siapa Gi?"tanya Asep.

"Anaknya sibos."

Mereka terlonjak kaget. Reyaksa?, punya anak?. Bahkan mereka tak pernah melihat Reyaksa menggoda wanita. Atau jangan-jangan dia menghamili jalang di club?. Ntahlah.

"Rey bangun hei, udah sore loh. Emang gak mau buka puasa hmm?."Asilla membangunkan Reyaksa. Menepuk pipi Reyakasa lembut.

"Bentar lagi mom, Aksa ngantuk."balas Reyaksa yang masih memejamkan mata.

"Rey bangun."

"Iya-iya mommy bawel banget sih ihhhhh."Reyaksa terduduk, lalu menjatuhkan dirinya dipelukan Asilla.

"Heh ngapain lu. Ihh berat"kesana Asilla.

"Rey gak kuat bangun."

"Melek-!. gak melek gua pukul nih"

"AAAAA, BIBI NGAPAIN LO PELUK-PELUK GUA-!"kaget Reyaksa saat membuka matanya sempurna.

"BRISIK-!. LO YANG PELUK GUA DAN PANGGIL GUA MOMMY-!!!"trik Asilla tak kalah kencang.

Seisi apartemen Reyaksa kaget. Menghampiri Reyaksa dan Asilla yang tengah terduduk di dapur.

"Apaan ini woy brisik aja lu."

"Kenapa sih Rey.?"

"Perbacotan apa lagi ini Ya Allah."

"Cia cinta bersemi di dapur Apartemen."

Bukber bakal ada di part selanjutnya.
Jan lupa follow, vote and comen.

Bye👋🏻

REYAKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang