Happy reading
Alarm terus berbunyi. Membangunkan seorang Gadis yang masih terbalut selimut sambil memeluk gulingnya. "ASILAAAAA BANGUNNNN," triak orang di luar sana sambil menggendor-gedor pintu kamar bertuliskan Asilla Adiba.
"Bentar Ma, masih pagi buta juga," ucap Asilla sedikit berteriak.
"KATANYA MAU PEMILIHAN OSIS," triak Leli ibu Asilla.
"Osis ... Ya Allah gua lupaaa." Asilla bergegas memakai seragam putih abu-abunya tanpa mandi terlebih dulu. Hanya harga dirinya yang ia pikirkan saat ini. Apa kata orang, masa calon ketua osis telat di hari pemilihan.
"EMA, DUIT YANG DIATAS TIPI SILLA AMBIL YA ... DO'A IN BIAR SILA GAK KEPILIHHH."
"EHHH SALIM DULU," triak Leli menghampiri Asilla yang sudah menaiki motornya.
"Ihh Ema, aku udah telat nih." Asilla menyalimi Ema dengan sopan. Saat menyalakan motor metiknya, tiba-tiba ada seorang lelaki paruh baya yang mencabut konci motor Asilla.
"Pa, jangan becanda dah," triak Asilla kesal saat mengetahui bahwa Didit, bapa Asilla mengerjainya lagi.
"Kalo apa-apa tuh do'a dulu Nok,"ucap Bapa, Asilla menyaliminya lalu menadahkan tangannya untuk berdo'a. Bapa itu selalu mewanti-wanti anaknya, kalo apa-apa itu do'a dulu biar berkah.
"CILOTTT LU KAGA SALIM AMA GUA HAH!!,"triak Adit, adik semata wayang Asilla yang ngeselinnya minta ampun.
"AH, BACOT KAU IKUTAN AJA. GC GUA MO BRANGKAT," kesal Asilla, ia tetap menerima uluran tangan Adit.
"Berangkat nih ya??, gada yang mau salim lagi, kan??," ucap Asilla memastikan.
"Udah sono" Bapa tersenyum tipis sambil merangkul Ema.
"Pa,kuncinya dongg," kata Asilla.
"Lah iya Bapa lupa, nih. Dah berangkat sono."
Asilla menyalakan motornya. Melaju keluar dari halaman rumahnya. "ASSALAMUALAIKUM," triak Asilla ketika melewati gerbang rumahnya.
Asilla adalah anak pertama dari dua bersaudara. Adiknya bernama Aditya Putra. Mereka terpaut usia 3 tahun. ema dan bapa sangat bersyukur dikaruniai sepasang anak yang baik seperti mereka. Jangankan membentak, yang ada malah setiap hari rumah mereka penuh dengan canda dan tawa.
Asilla melajukan motornya diatas rata-rata. Bahkan saat ada polisi tidur bukannya nge-rem dia malah memutar gasnya semakin kencang. "Yuhuuuuu," pekik Asilla sambil merentangkan sebelah tangannya. Menikmati udara segar pagi ini.
Ponsel Asilla berdering. Ia menerima telfon tanpa berhenti. "IYA, HALLO ... INI GUA BENTAR LAGI SAMPE," triak Asilla.
"Selo aja kali, acaranya juga masih sejam lagi," ucap seseorang disebrang sana.
"AH, BANGKE LU, GUA MAH UDAH BURU-BURU. KEMAREN LU BILA-"
Bruk.
Asilla menabrak motor yang ada di depannya. Untungnya ia langsung me-rem motornya. Melihat pengendara yang barusan ia tabrak kehilangan keseimbangan, lalu berakhir menabrak pohon beringin.
"Mampus!," pekiknya kaget. Asilla menepikan motornya, menghampiri pengendara motor ninja hitam yang motornya sudah hancur karena menghantam pohon itu.
Kini korbannya sudah pingsan tertimpa motor"TOLONGG TOLONGINNNN." Asilla panik bukan main.
Para wargapun datang menghampiri Asilla, untuk membantu membawa korban ke rumah sakit terdekat.
Asilla mau tak mau harus ikut ke rumah sakit, Karena bagaimanapun itu ulahnya yang croboh mengangkat telfon sambil berkendara.