Happy reading
Jika kemarin
adalah hari dimana kita membuat kesalahan.
maka,
gunakanlah hari ini
untuk memperbaiki.
dan hari esok,
mengingatkan untuk tidak mengulang lagi.•••
"Wih sejarah nih, baru kamu doang di keluarga ini yang ikut osis-osis begituan. Jadi ketuanya pula." Dengan senyum bangga, Bapa merangkul pundak putri sulungnya yang baru saja pulang sekolah.
"Padahal tadi udah do'a biar gak kepilih," ucap Asilla mendudukkan dirinya di lantai.
"Syukuri apa yang ada. Hidup adalah anugrah~~" ledek Adit sambil bernyanyi.
"Itu tandanya do'a kamu gak manjur. Makannya solatnya yang rajin." Ema terkekeh melihat Asilla yang terlihat agak depresi
Aiaiaaa bang joni doyan jablay.
Aiaiaaa bang joni doyan jablay."Ringtone hp lu gak berkelas banget," ledek Adit saat ponsel Asilla berbunyi.
Asilla menatap layar ponselnya"Siapa nih?," kata Asilla, ternyata nomor asing.
"Angkat aja," ucap Adit.
Asillapun menganggat panggilanya. "Hallo?"
"Mbak Asilla?"
"Iya saya sendiri. Ini siapa ya?."
"Saya suster Rs Cempaka. Pasian sudah siuman, Mbak"
"Oh iya-iya, Sus. Saya OTW," ucap Asilla mengakhiri panggilannya.
"Ema, Bapa, Silla mau ngomong serius," cicit Asilla takut.
"Tumbe, biasanya juga gak bisa diajak serius" celetuk Bapa sambil memakan pisang goreng buatan istri tercintanya.
"Aku nabrak orang," ucap Asilla dalam sekali tarikan nafas.
"HAH!!!," kaget Ema, Bapa dan Adit bersamaan.
"Terus itu gimana, motornya baik-baik aja kan?," tanya Bapa bercanda.
"Bapa!!!Asilla serius," tegas Asilla.
"Serius??" tanya Leli memastikan.
"Serius Ma."
"Boong kali, ah," kekeh Adit.
Di keluarga Asilla, memang sangat jarang sekali membicarakan persoalan serius seperti sekarang ini. Mereka lebih sering bercanda, makannya, sekalinya serius pasti dibilang lagi bercanda.
"Serius, tadi pagi Silla nabrak orang. Orangnya masuk rumah sakit," jelas Asilla sambil menunduk takut. Ah, pasti dia akan di marahi habis-habisan karena telah mencelakakan anak orang. Sampe masuk rumah sakit pula.
"Terus, meninggal?." tanya Didit sepontan.
"Ya enggak lah."
"Yaudah sana tanggung jawab"
"Tapi....Sila takut, Ma."
"Resiko lah, kamu yang nabrak, ya kamu juga yang harus tanggung jawab. Lagian motor segede itu masa gak kelihatan. Mata kamu rabun apa gimana?," tuhkan, di marahi.
"Namanya juga musibah. Yaudah Silla mau ke rumah sakit dulu. Assalamualaikum"
"Mau kemana?"tanya Adit.
"Panti Pijet," Asilla bergegas menuju rumah sakit.
•••
"Assalamualaikum, Sus inget sama saya gak?," tanya Asilla pada suster yang baru saja keluar dari gedung rumah sakit.