Hari Sabtu yang membagongkan. Pagi-pagi gini udah ujan, bikin makin galau aja. Reyaksa mendudukkan dirinya di dekat jendela, tangan kanannya memegang secankir kopi pahit. Lagi galau-in Asilla ceritanya.
"Daddy napa?" tanya Reyan menghampiri.
"Gak pa-pa. Lihat, hujannya bagus kan?" Reyaksa menaruh cangkirnya di tepian jendela yang terbuka.
"Daddy, lumah Mommy mana?" Tanya Reyan, mata bulatnya menerawang mencari rumah Asilla didepan sana.
"Ngaco kamu, ya gak kelihatan dong sayang" Reyaksa terkekeh gemas.
"Coba ikutin Daddy. 'R' " Reyaksa mengalihkan pembicaraan.
"El"
"ERrrrrr"
"Ley ga bisa ihhh"
"Payah, kemarin kan 'S' bisa. Makannya belajar yang bener. Nanti kalo Rey bisa 'R' Daddy kasih hadiah deh"
"Selius?, mmmm kemalen kan Ley bisa 'S' Daddy kasih Sepatu. Sekalang Ley, mau minta........"
"Dasar..... Bisa dulu, nanti Daddy kasih apapun yang Rey mau"
Reyan meminta turun dari gendongannya, lalu berlari menuju sofa untuk kembali bermain robot ultramen yang kemari baru Reyaksa beli.
"EL EL EL EL EL EL" triak Reyan menggema.
Kalo lagi kaya gini Reyaksa jadi inget Asilla. Saat itu Asilla yang pertama kali ngajarin Reyan huruf 'S'. Di iming-iming cilok gocengan sebagai hadiah, Reyan jadi semangat, ajaibnya lima hari kemudian Reyan sudah faseh huruf 'S'.
Kalau di pikir-pikir, Asilla sudah masuk terlalu jauh di kehidupannya. Seharusnya dia cuma tau sebatas Reyan itu anak kandung Reyaksa, tapi entah kenapa. Reyaksa bisa seterbuka itu.
"DADDY AYO KE LUMAH MOMMY" Triak Reyan membuyarkan lamanya.
Reyaksa meneguk kopinya hingga tandas. Menutup jendela lalu menghampiri Reyan di sofa "Hujan. Pake mobil ya?"
Reyan mengangguk semangat "Mau bawa Meejiiiikommmm." seru Reyan sambil mengangkat ultramen mainnya.
Bentar, Mejikom? "Ngapain bawa-bawa magic coom?" tanya Reyaksa bingung.
"Kata Mommy ini namanya Mejikom." cengir Reyan.
Gila. Reyaksa tak habis pikir, jelas- jelas itu ultramen bukan majic comm. Setidaknya kalo mau ngasih nama tuh yang logis gituloh.
"Terserah lah. Buruan Daddy telat nih..."
Di sekolah Asilla uring-uringan nyari Reyaksa. Pasalnya tadi pagi Rey gak kerumahnya lagi, biasanya juga Reyan dititipin disana tapi semenjak kejadian Asilla ketiduran di rumah Bastian yang berujung masalah yang sangat panjang, Reyan tidak lagi diantar kesana setiap pagi. Asilla pun sudah beberapa hari tak bertemu Reyan.
Kebetulan guru Bahasa Inggris lagi gak masuk, Asilla mutusin buat pergi ke kantin. Siapa tau Reyaksa ada disana.
"Sep, sep, liat Rey gak?" tanya Asilla.
"Di kelas lah. Lagian lu ngapain disini? Bolos lu yaa...."
"Gak. Balik ke kelas, atau gua seret ke BK?"
"Mending makan bareng kita deh. Laper kan lu?" goda Rian dengan muka tengilnya.
Asilla mendudukkan dirinya di dekat Rian. Ceritanya dia lagi galau "Rey masih marah gak ya...." Asilla membuang nafasnya gusar.