Happy reading🌛
Setelah kemarin acara ketiduran di rumah Bastian, Reyaksa jadi super datar dan tambah galak.
Contohnya istirahat kali ini, meja yang Reyaksa dan Asilla tempati sangat senyap. Asep, Rian, Fattah, Angga bahkan Anggi yang biasanya banyak tanyapun jadi pada diem sambil sok serius menikmati makanan masing-masing.
"Rey, mau gak?" tanya Asilla memecah keheningan. Menyodorkan es teh miliknya.
Reyaksa hanya melirik sekilas lalu kembali fokus pada ponselnya.
"Bos kenapa si?" tanya Rian berbisik.
Mereka menggeleng kompak, termasuk Asilla.
"Ck, bacot" umpat Reyaksa kesal, ia berdiri dari duduknya, melenggang pergi meninggalkan kantin.
"Napesih tuanak?" Angga geram bukan main. Sejak pagi tadi Reyaksa terus saja memasang wajah galak sok dinginnya. Sekalinya ngomong malah marah-marah.
Algi datang dengan semangkok siomay "Rey kemana?" tanya Algi mendudukkan dirinya disamping Asilla.
"Tau tuh bocah ambekan banget. Dari pagi memarahan mulu heran, Elu bikin salah kali" Anggi menodong Asilla dengan garpu bakso miliknya.
"Kaga, gua dari pagi diem"
"Cemburu tuh, lu kemaren tidur di rumah Bastian kan?" celetuk Algi dengan mulut penuh siomay.
"Ah, yakali. Jangan ngada-ada deh lu"
"Nih"
Algi menyodorkan ponselnya. Aplikasi whatsapp terpampang jelas memperlihatkan curhatan Reyaksa semalam. Reyaksa tadinya ngajak Algi mabok, pas ditanya kenapa, Reyaksa menjawab karena patahati mengetahui Ashilla main dengan cowok lain.
"lu-"
"Gak jadi, lagian sefrustasi apapun kami, kami gak pernah mabok. Jangan mikir karena kami anak geng motor bisa seenaknya mabok-mabokan, kami juga masih takut Tuhan" Algi memperjelas karena takut Asilla salah faham.
"T-terus gua gimana?"tanya Asilla bingung.
"Samperin lah. Gak ikhlas gua, bos kita jadi macem perawan gitu" Asep bersungut-sungut sambil memakan mie ayam yang tinggal setengah.
"Kalo gua dimarahin?"tanya Asilla lagi.
Brakkk
"SAMPERIN GA-!" kali ini Rian yang terlihat marah.
Anggi menatap Asilla mantap, lalu mengangguk menyetujui yang lainnya .
"Iya-iya gua samperin. Lagian segala ngambek. Bikin ribet" grutu Asilla kesal.
"Lagian suruh siapa tidur di rumah Bastian" Algi berucap santai.
"KAN GUA KETIDURAN GIMANA SIH" balas Asilla tak terima.
"YA LU NGAPAIN KETIDURAN DISONO KAYA GAK ADA TEMPAT LAIN AJA" Algi berdiri dari duduknya sambil menatap Asilla tajam.
"NAMANYA JUGA NGANTUK"
"YA LU HARUSNYA MIKIR LAH, MASA NGANTUK SAMP TIDUR DI RUMAH COWO GITU. KASIAN AKSA"
"KO LU NYOLOT SIH"
"ELO YANG NYOLOT"
"ELO-!"
Brak
Asep menggebrak meja cukup keras. Makanan dan minuman yang berada di meja tersebut sedikit tumpah karena gebrakan kuat. Kantin mendadak sunyi. Asilla dan Algi kembali duduk dengan perasaan yang masih campur aduk.
"Ko lu pada yang ribut sih. Bikin brisik aja. Asilla samperin Bos, Algi gua yang urus" Asep berusaha sebijak mungkin dalam kondisi ini. Asep tau, Algi adalah orang yang paling dekat dengan Reyaksa diantara semua anggota River. Mungkin karena mereka berteman sejak kecil.
"Dasar posesif" sinis Asilla tertuju pada Algi.
"Dasar gak peka" balas Algi tak kalah sini.
Brak
Sekali lagi Asep menggebrak meja. "UDAH-UDAH, LO SAMPERIN BOS, SEKARANG-!"
Asilla meringsut takut mendapatkan bentakan yang keluar dari mulut Asep, ia segera pergi mencari Reyaksa. Kenapa semuanya jadi runyam gini. Padahal cuma perkara ketiduran di rumah Bastian, toh selepas itu ia langsung di antar pulang oleh Bastian.
"Lu jangan gitu Gi, kasian dia."Asep berusaha setenang mungkin menenangkan Algi.
"Kesel gua Sep. Gua kaget pas dapet chat dari Aksa, mana dia tiba-tiba bawa-bawa mabok gitu, kan gua jadi takut sendiri. Gila emng bos kalian itu" Inilah Algi dia lebih suka memanggil Reyaksa dengan sebutan Aksa. Karena Aksa adalah panggilan khusus untuk keluarganya. Dan untuk panggilan Rey, itu adalah panggilan khusus dari mommy.
Dulu sekali teman-teman Reyaksa memanggilnya Asa, lalu setelah kejadian 2 tahun lalu. Tepatnya saat ia kelas 9. Ia mulai memperkenalkan dirinya dengan panggilan Rey, ia ingin semua orang memanggilnya sama seperti sosok mommy yang ia rindukan.
Asilla menemukan Reyaksa di kelasnya. Jarang sekali ia menginjakan kaki di kelas Ipa. Bau-bau anak ambis, Asilla gak suka.
Kelas kelihatan sepi, hanya ada Reyaksa dan tiga orang siswa lainnya yang tengah asik bermain game di pojokan, menatap Asilla heran. Asilla tersenyum menyapa ketiga siswa tersebut agar tidak canggung. Mereka membalas sapaan Asilla lalu kembali fokus bermain game.
"R-rey, maafin gua...." Asilla mengagetkan Reyaksa yang tengah menunduk fokus bermain ponsel.
"Hmm" matanya tak lepas dari ponsel. Asilla menggaruk tengkuk yang tak gatal. Bingung sendiri.
"Gua mau minta maaf, kemarin ketiduran di rumah Bastian, tapi sumpah gua gak ngapa-ngapain kok. Cuma tidur aja" ia berusaha menjelaskan sejujur mungkin.
"Hmm"
Asilla menarik bangku di samping Reyaksa. Ia memilih duduk di samping Reyaksa yang masih tak bergeming dari ponselnya.
"Maaf, gua gak tau harus ngapain. Gua bingung kenapa lu diem dari pagi. Reyan juga gak lu bawa ke rumah, tadi pagi Ema nanyain. Lu marah sama gua gara-gara gua ketiduran?"
"Udah?" akhirnya Reyaksa menatapnya, nada bicaranya masih sama. Datar.
"U-udah..."
"Pergi"
"Tapi-"
"Gua bilang pergi, lo budek?"
Asilla melihat sorot marah dari mata Reyaksa yang terlihat merah. Mau tak mau ia terpaksa meninggalkan kelas Reyaksa dengan hati yang makin bersalah. Pasti Reyaksa khawatir kemarin, apalagi Reyaksa tau kalu Asilla tidur di kamar Bastian. Pasti ia mikir yang macam-macam.
Asilla kembali lagi kekantin. Berniat ingin meminta saran pada Asep dan yang lainnya.
"Asep~~" Ia merengek mendudukkan dirinya di samping Asep sambil menarik-narik ujung baju yang Asep kenakan.
"hmm"
"Rey ngusir gua, dia marah. Gimana dong"
"Ya gak tau, kita gak pernah bikin dia marah selama temenan."
Fattah angkat tangan, Rian dan Angga mengikuti Fattah dengan mengangkat tangan juga"Kita gak bisa bantu" ucap Fattah diangguki Rian dan Angga.
"Nggiiii"
Anggi ikut angkat tangan"Gua gak kenal Reyaksa ya kalo lu lupa"
Benar juga, Anggi dekan dengan River kan karena di paksa Reyaksa untuk istirahat bersama agar Asilla tetap di sampingnya. Kalo udah begini kan Asilla jadi pusing sendiri.
"Minta maaf yang tulus, kasih apapun yang dia mau. Masakin, dia suka masakan rumah" Algi berucap santai memberi saran.
Jan lupa vote+comen