Tak terasa sudah hampir 1 bulan mereka bersama. Mereka masih berada di vila Mew. Karna di sini lebih terasa nyaman makanya mereka memutuskan untuk tinggal di vila.
Tentang pekerjaan mereka, Gulf telah keluar dari RS. Sedangkan Mew, pekerjaannya ia serahkan pada pamannya. Mew hanya akan menerima transferan dari pamannya jika ia membutuhkan uang. (Namanya juga orangkaya)
Rencananya lusa mereka akan pergi ke pantai, Gulf yang menginginkannya. Mew? Tentu saja ia dengan senang hati menemani Gulf berlibur.
Sekarang mereka sedang duduk di teras rumah, memandangi pemandangan di depan rumah yang menampilkan tumbuhan hijau dan bukit tinggi.
"Indahnya jika hidup seperti ini" ucap Gulf yang sangat menikmati pemandangan yang ada di depan matanya.
"Em kau benar, ternyata hidup tidak selamanya terpuruk" ucap Mew.
"Akan sangat menyenangkan jika kita hidup bahagia bersama dengan orang yang kita cinta, bukan?" Tanya Mew.
"Ya, kau benar. Tapi tak selamanya cinta membuat kita bahagia" ujar Gulf.
Ah sungguh percakapan yang penuh omong kosong bagi kehidupan keduanya. Tapi biarkanlah, abaikan sebentar masa lalu mereka. Nikmatilah hari ini dan sambut hari yang akan datang.
_____
Tiba saatnya mereka berdua berlibur ke pantai. Sedikit jauh memang hingga mengharuskan mereka naik pesawat sebagai alat transportasi.
Sebenarnya Gulf tidak suka naik pesawat ia hanya takut terjadi sesuatu ketika di pesawat. Gulf tak hentinya merengek pada Mew seperti "Bagaimana jika terjadi sesuatu di pesawat? Bagaimana jika nanti pesawatnya kecelakaan dan kita semua meninggal? Bagaimana Mew, bagaimana?!"
Ya Mew hanya menggelengkan kepala melihat tingkah Gulf. Apakah ia lupa jika mereka memang ingin mengakhiri hidup mereka. Lalu apa masalahnya jika nanti terjadi kecelakaan dan mereka meninggal? Itu bisa mempermudah keduanya menemui ajal mereka bukan?.
"Sudah Gulf diam lah. Kita berada di pesawat sekarang. Hargai orang lain, jangan mengganggu mereka paham!" Ujar Mew dengan nada sedikit di tekan tapi pelan dan lembut. Gulf mengangguk paham yang di ucapkan Mew.
"Tapi aku takut Mew..." ucap Gulf pelan.
"Hem.. kemarilah... aku akan memelukmu seperti ini" ucap Mew membawa Gulf ke pelukannya.
"Kau sudah tidak takut lagi kan?" Tanya Mew.
"Eumm... ini lebih baik" jawab Gulf mempererat pelukannya pada Mew.
Entah mengapa jantung mereka berpacu lebih kencang dari biasanya. Detak jantung Mew terdengar jelas di telinga Gulf, Gulf semakin nyaman dengan pelukan Mew, seakan getaran dan suara di dada Mew terdengar seperti lagu penenang.
_____
Mereka telah sampai di pantai dan telah memesan 1 kamar hotel.
"Permisi... saya mau memesan 1 kamar dengan 2 kasur" ucap Mew kepada resepsionis.
"Baik tuan, tunggu sebentar saya cek dulu" ujar sang resepsionis.
"Permisi tuan, untuk kamar pesanan anda di kamar nomor 234. Ini kuncinya, silakan tunggu di kamar anda. Nanti barang anda akan di antar oleh pelayan" ucap resepsionis.
"Em baiklah, terimakasih" MewGulf pergi menuju kamar hotel yang telah mereka pesan.
Sesampainya mereka di depan kamar hotel, mereka membuka pintu dan memasuki kamar. Mereka membereskan barang-barang mereka.
"Mew berapa hari kita di sini?" Tanya Gulf sembari membereskan barang bawaannya.
"Emm... sekitar 5 hari mungkin... terserah kau mau di sini sampai kapan" jawab Mew.
"Eumm... baiklah kalau begitu" keduanya kembali sibuk dengan barang mereka masing-masing dan beristirahat sejenak.
_______
Waktunya makan malam, mereka berdua sudah berada di resort hotel dan memesan beberapa makanan. Keduanya hanya menikmati hidangan tanpa ada percakapan.
Setelah selesai makan malam, mereka memilih untuk berjalan-jalan menikmati angin malam.
'Kenapa rasanya sangat nyaman di dekat Mew? Apa yang terjadi dengan perasaanku? Apakah aku bnar-benar menyukai Mew? Atau hanya karna aku sudah lama bersama dia?' Batin Gulf.
Mereka berdua sedang duduk di pinggir pantai memandangi bintang yang bertebaran di langit. Tanpa Gulf sadari, Mew terus memandangi wajah Gulf. Entahlah, hanya saja Gulf lebih indah di pandang dari pada bintang, setidaknya itu yang Mew pikirkan sekarang.
Gulf menoleh ke arah Mew, ia terkejut ketika melihat Mew memandanginya. Begitupun dengan Mew, tapi kedunya tidak ada yang ingin melepas pandangan masing-masing. Jantung mereka kembali berdetak kencang.
Entah dorongan dari mana, Mew mendekatkan wajahnya dengan wajah Gulf hingga jarak antara keduanya hanya satu jengkal.
"Gulf... bolehkan aku... emmm... menciummu?" Tanya Mew dengan ragu. Gulf mengangguk pelan mengizinkan Mew menciumnya.
Mew mendekatkan bibirnya dengan bibir Gulf. Awalnya hanya kecupan namun perlahan menjadi lumatan kecil. Mew melumat bibir Gulf pelan, Gulf hanya diam tidak membalas ciuman Mew. Namun lama kelamaan Gulf mulai terbawa suasana hingga ia membalas lumatan kecil Mew.
Cukup lama mereka berciuman, dengan kepala mereka yang bergerak ke kanan dan ke kiri menyesuaikan posisi bibir mereka yang melumat bibir atas dan bawah masing-masing.
Gulf memukul pelan dada Mew, menandakan ia kehabisan pasokan oksigen. Mew yang mengerti maksud Gulf memindahkan ciumannya di pipi kanan, dagu, dan pipi kiri Gulf.
Gulf mendorong tubuh Mew perlahan hingga Mew menghentikan ciumannya pada pipi Gulf. Keduanya saling menatap, tak mengerti dengan perasaan masing-masing.
"Mew kupikir sebaiknya kita kekamar saja... aku mulai mengantuk"
"Eumm... baiklah... ayo kekamar"
_____
Setelah sampai di kamar hotel, Gulf memilih untuk membersihkan dirinya sebelum mandi. Saat selesai Gulf membaringkan tubuhnya di ranjang yang bersebelahan dengan Mew.
Gulf berbaring membelakangi Mew. Tak lama setelah Gulf tidur, Mew membersihkan dirinya juga. Mew keluar dari kamar mandi dan melihat Gulf yang tertidur pulas.
Mew mendekati ranjang Gulf dan mendudukan dirinya di samping Gulf. Mew membelai surai hitam Gulf lembut, agar Gulf tidak terbangun. Lalu Mew mencium kening Gulf.
"Sepertinya memang benar Gulf... aku menyukaimu... tapi aku tidak berani mengatakannya padamu... aku takut kau membenciku karna kau bukan gay..." Mew masih terus membelai rambut Gulf, dari ujung kepala ke surai hitam Gulf. Sesekali Mew juga membelai pipi Gulf.
"Aku tidak tau apa yang harus aku lakukan Gulf... aku tidak bisa selalu di sisimu, aku takut perasaanku padamu semakin dalam... tapi aku juga tidak bisa jika hidup tanpa mu... aku hanya ingin kita seperti ini dulu dalam waktu yang lama"
Mew beranjak dari ranjang Gulf dan membaringkan tubuhnya di ranjangnya sendiri dan mulai tertidur.
'Aku juga bingung Mew... apa yang harus aku lakukan... aku masih tidak yakin dengan perasaanku sendiri... tapi untuk berpisah darimu, aku belum bisa Mew... aku menyayangimu' batin Gulf.
Ya, sedari tadi Gulf memang hanya pura-pura tertidur dan mendengar jelas yang di katakan Mew. Perkataan Mew semakin membuatnya bimbang, apa yang harus ia lakukan.
____
TBC.
Maaf yaaa... kayanya cerita ini bakal slowup. Soalnya gak tau kenapa lagi gak mood banget nulis.. dan selalu ada aja halangannya. Tapi aku usahain bakal up cepet ya.
Oia sebenarnya aku ada ide cerita baru. Niatnya aku publikasiin setelah book ini selesai. Tapi aku pikir bakal lama kalo nunggu ini taman.
Jadi gimana menurut kalian? Untuk deskripsi aku up besok yaa... komen yaaa kasih pendapat kalian oke!
Jangan lupa vote dan komen
See you..
KAMU SEDANG MEMBACA
crazy love |END
Random(Revisi) Mew Suppasit Jongcheveevat seorang pria yang selalu gagal dalam percintaannya dan bertemu dengan Gulf Kanawut pria yang belum bisa melupakan sosok wanita yang bertahun-tahun telah menemani hidupnya. Seberapa beratkah problema kehidupan mer...