cp 14

880 95 6
                                    

Mew POV

Hampir satu jam Gulf di tangani oleh dokter, setelah selesai penanganan Gulf langsung di bawa ke ruang inap.

Untunglah bekas sayatan itu tidak cukup dalam hingga Gulf masih bisa di selamatkan.

Sudah satu setengah jam setelah Gulf di tangani, tapi Gulf juga belum bangun.

Aku pergi keluar untuk mengurus biaya administrasi. Saat aku sedang di tempat administrasi, aku tak sengaja bertemu dengan dokter yang menangani Gulf.

Ia sedang berbicara dengan salah satu pegawai bagian admin. Samar-samar aku mendengar pembicaraannya.

"Bagaimana tadi dok? Apakah ada masalah hari ini?" Tanya petugas admin.

"Iya, seperti biasa, selalu saja ada orang yang berpikiran sempit hanya karna mengalami masalah yang bahkan sebenarnya kita bisa menyelesaikannya dengan mudah" ucap dokter itu.

"Memang kenapa dok?"

"Ya kau tahu? Pasienku tadi dia di bawa ke sini karna dia melakukan percobaan bunuh diri... tak tahu apa yang dia alami hingga seperti ini... tapi kau harus tahu, bahwa mengakhiri hidup bukanlah hal yang benar dalam menghadapi masalah..."

"Iya benar dok, akan terlihat seperti kita lari dari takdir kita jika seperti itu kan?" Tanggap petugas admin.

"Tentu saja... kita juga harus yakin, bahwa Tuhan tidak akan memberikan hambanya ujian yang besar jika hambanya tidak mampu...-

-kita hanya di beri satu kali kesempatan untuk hidup dan kita tidak boleh menyia-nyiakannya begitu saja, maka dari itu kita harus menggunakan kesempatan itu dengan hal baik... hadapi semua masalah yang ada di depan kita... yakinlah bahwa diri kita mampu mengatasinya... dan jika itu menyangkut masa lalu, seharusnya kita lebih bisa memperbaiki masa depan dengan mempelajari kesalahan yang dulu agar kesalahan itu tak terulang di kemudian hari" lanjut dokter itu.

"Emmm benar sekali dok, kau sangat bijak yah?" Gurau petugas admin.

"Haha iya sudah kalau begitu saya permisi ya... bekerjalah dengan baik, saya tinggal dulu... sampai jumpa!" Dokter itupun pergi.

Ada benarnya juga apa yang dia bilang tadi, tak seharusnya aku mempunyai pemikiran untuk mengakhiri hidupku ini.

Dan dengan keadaan perasaanku terhadap Gulf sungguh membuatku tak ingin mengakhiri hidupku lagi. Tapi jika aku mengatakan aku tak ingin mengakhiri hidupku dan aku menyatakan cintaku padanya, apakah Gulf bisa menerima ini? Dan di tambah lagi dia straigh, dia bahkan belum bisa melupakan masa lalunya.

Ya Tuhan kenapa hidupku semakin berantakan? Apa yang harus aku lakukan untuk menjalani semua ujian darimu?

Terlalu sibuk dengan pikiranku sendiri hingga aku lupa apa tujuanku kemari tadi.

Tanpa membuang waktu aku segera menyelesaikan masalah administrasi Gulf dan segera menemui Gulf di ruang inap kembali.

Ternyata dia belum juga sadarkan diri, apakah separah itu sampai dia lama sekali tertidur?.

Aku duduk di kursi sebelah bankar Gulf, aku mengelus pelan pergelangan tangan kanan Gulf yang di balut perban dengan jari telunjuk dan tengahku. Aku takut menyakitinya.

"Apakah ini sakit?" Tanyaku, walaupun aku tahu Gulf tidak akan menjawabnya.

Aku terus mengamati wajah pucat Gulf, bibir kering Gulf, tangan kiri Gulf yang terpasang infus, serta tangan kanan yang di perban akibat goresan yang Gulf buat sendiri.

crazy love |ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang