cp 4

1.1K 136 37
                                    

"Ini sakit bai..." ucap Mew pelan sebelum ia tertidur.

______

Gulf terbangun lebih dulu, ia mengerjapkan matanya pelan. Gulf merasa asing dengan ruangan yang ia tempati saat ini. Mata Gulf berkeliling melihat sekitar ruangan, pandangannya mengarah pada pria yang tertidur pulas di atas sofa.

Gulf beranjak dari tempat kasur dan menghampiri Mew. Gulf memandang wajah Mew sekilas, ia merasa kasian dengan keadaan Mew.

Mata Mew yang sebab dengan mata hitam, menandakan betapa terpuruknya dia saat ini. Gulf kembali ke kasur Mew dan mengambil selimut, lalu menyelimuti tubuh Mew. Setelah itu Gulf langsung mandi di kamar mandi kamar Mew, dan Gulf juga memakai baju Mew untuk ia pakai.

Merasa lapar, Gulf keluar kamar dan pergi kearah dapur untuk membuat sarapan untuk dirinya dan untuk Mew.

Beberapa menit berlalu, Gulf sudah hampir selesai memasak. Tak lama kemudian Mew menghampiri Gulf yang sedang memasak.

"Gulf..." panggil Mew lembut.

"Au Mew... kau sudah bangun? Baru saja aku akan membangunkanmu" Mew lalu mendudukan dirinya di kursi meja makan dan di sertai Gulf yang membawa 2 piring nasi goreng ke meja makan.

Mereka mulai memakan nasi goreng itu dengan lahap dan habis. Masakan Gulf memang enak, karna dia seorang dokter gizi Gulf sudah pasti memasak makanan yang sehat.

______

Setelah sarapan keduanya memilih duduk di balkon apartemen Mew sambil menikmati pemandangan hari ini dengan cuaca yang cukup bagus.

"Mew... bagaimana? Apa kau sudah tau apa yang akan kita lakukan untuk bunuh diri?" Tanya Gulf pada Mew dengan memandang Mew.

"Yaaa... aku tau bagaimana caranya" tatapan keduanya pun bertemu, Mew tersenyum miring dengan tatapan yakin akan rencananya berhasil.

"Baiklah, coba katakan agar kita cepet mati" Gulf menanggapinya dengan antusias.

Entah apa yang mereka berdua pikirkan, biasanya orang lain pasti akan takut jika berhadapan dengan kematian. Namun beda halnya dengan Mew dan Gulf, mereka justru merencanakan sesuatu untuk menemui kematiannya sendiri.

"Ikut aku..." perintah Mew pada Gulf, lalu mereka masuk kedalam dan Mew mengambil 2 plastik bening di lemari dapur. Lalu menghampiri Gulf  yang diam menatap Mew dengan bingung.

"Ini pakailah" ucap Mew sambil memberikan 1 kantong plastik untuk Gilf.

"Untuk apa plastik ini?" Tanya Gulf yang masih tidak mengerti dengan rencana Mew.

"Kita akan bunuh diri dengan cara kehabisan oksigen" jelas Mew.

"Lalu? Bagaimana caranya?"

"Kemarilah... masukan plastik ini ke kepalaku lalu ikat dengan rapat... jangan biarkan udara masuk ke dalam plastik" Gulf lalu mengikuti perintah Mew. Setelah selesai Mew membantu Gulf memakaikan plastik itu.

Namun karna mata Mew yang terhalang oleh rambut, pandangannya menjadi tidak jelas hingga ia mulai kehabisan oksigen tapi plastik itu belum di ikat sempurna di kepala Gulf.

"Mew kenapa berhenti, cepat ikat ini sebelum kau kehilangan oksigen!!" Ucap Gulf sambil berteriak karna yang Gulf lihat Mew sudah sangat lemah sekarang.

"Oi Gulf... rambutku banyak yang ada di depan, pandanganku kabur, aku tidak bisa melihatmu dengan jelas!!!" Teriak Mew panik.

Dengan tergesa-gesa Mew menyobek plastik itu dari kepala dan mengambil oksigen sebanyak-banyaknya. Gulf yang melihat Mew menyobek plastik yang Mew kenakan dengan cepat pula Gulf merobek plastik yang ada pada dirinya itu sambil terengah-engah.

"Hah hah hah... kau itu sangat lambat... hah hah hah.." ucap Gulf pada Mew dengan nafas tidak teratur.

Mew dan Gulf masih memikirkan cara lain untuk bunuh diri.

"Hehh... Mew kenapa kita tidak menggunakan pisau saja? Lalu menggoreskannya di tangan... mudah kan tidak usah menggunakan caramu tadi?"

"Jangan Gulf... aku tidak mau Baifern tau aku mati karna bunuh diri... sangat tidak etis"

"Lalu apa mau mu?" Tanya Gulf memutar bola matanya malas.

"Aku tidak tau..."

"Bagaimana kalau kita membakar rumah ini dengan alasan kebocoran gas?" Lanjut Mew.

"Idemu bagus juga... tapi apakah tidak terlalu menyakitkan mati terbakar? Bukankah akan sangat panas?" Tanya Gulf ragu.

"Yaa kau benar juga Gulf"

"Oh aku tau!!! Bagaimana jika kita mati karna tersengat listrik?" Usul Gulf

"Boleh juga, ayo kita lakukan!!"

Mew dan Gulf menyiapkan 2 buah kabeh yang sudah di aliri listrik. Mereka berdua memegang masing-masing kabel yang akan mereka gunakan. Keduanya bertatapan saling meyakinkan.

"Kau siap Gulf?" Tanya Mew meyakinkan. Lalu Gulf mengangguk tanda ia siap.

"Baiklah... kita hitung sampai tiga... 1...." gulf mulai menghitung

"2....." lanjut Mew. Mereka berdua menutup mata dan bersamaan menghitung 3. Namun tiba-tiba......

Glep!

"PEMADAMAN!!!" Teriak Mew dan Gulf bersamaan.

_______

Beberapa jam setelah pemadaman listrik. Kini sudah pukul 9 malam. Mereka berdua masih memikirkan cara untuk bunuh diri kesekian kalinya.

"Ohh...!! Mew aku tau caranya!!" Ucap Gulf dengan antusias.

"Bagaimana...?" Tanya Mew.

"Kenapa kita tidak gantung diri saja?" Usul Gulf. Mew berpikir sejenak mempertimbangkan usul Gulf.

"Ehm.. benar juga sih.. tapi kan aku sudah katakan aku tidak mau Baifern tau kalau aku mati bunuh diri" ucap Mew mengingatkan Gulf.

Gulf mulai penasaran dengan wanita yang bernama Baifern itu, apakan ia sangat penting bagi Mew? Kenapa Mew juga sangat tidak ingin jika Baifern tau Mew bunuh diri.

"Kau ini.. sebenarnya siapa sih Baifern itu, kenapa kau peduli dengannya?" Gulf mulai kesal dengan sikap Mew yang terus saja sebut-sebut nama Baifern.

"Hah...." Mew menghela nafasnya kasar lalu menjelaskan siapa itu Baifern kepada Gulf mulai dari saat Baifern yang meninggalkan Mew di hari pernikahannya dan pertemuan terakhir Mew di rumah sakit.

"Ohhh... jadi.... dia itu mantan mu?" Tanya Gulf yang di angguki oleh Mew.

"Lalu apa yang akan kita lakukan?" Lanjut Gulf bertanya pada Mew.

"Entahlah Gulf... aku lelah... kita istirahat dulu saja... ayo kekamar dan tidur dulu, sekarang sudah malam" ujar Mew pada Gulf sambil mengajak Gulf kekamarnya.

"Apakah aku akan tidur di kamarmu lagi?" Tanya Gulf, ia agak tidak enak hati jika harus tidur kamar Mew.

"Iya lah dimana lagi... aku hanya memiliki 1 kamar... sebenarnya 2, tpi yang 1 aku jadikan Gudang... sudah ayo lah kita kekamar" ajak Mew lagi.

Mereka telah sampai di kamar Mew.

"Kau tidurlah di kasur... aku akan tidur di sofa" ucap Mew.

"Ehhh tidak usah..."

"Jika kau tidak keberatan kau juga tidurlah disini dengan ku..." lanjut Gulf dan di angguki oleh Mew.

Mew dan Gulf mulai menaiki kasur king size Mew dan Menidurkan dirinya masing-masing. Sebelum tidur Mew mematikan lampu kamar dan hanya menyisakan lampu tidur saja.

_____

TBC.

Gimana nih? Suka gak sama cerita ini? Kalo kalian suka author lanjutin. Tapi kalau gak ya mau author unpub aja😅.

Jangan lupa vote, komen dan follow akun author yaa👌

Tadi ada beberapa chapter yang perlu di perbaiki dan udah aku revisi. Silakan di priksa kembali.

Bye.... see you the next chapter🖐

Stay safe kalian😃

crazy love |ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang