13 - Penyerangan

8 5 0
                                    

-Tembok ghaib yang terus,
Membelenggu kita berdua.-

~Raga~


Haloo gyaasss bertemu lagi dengan yuyaa!

Yuya membawa part 13 nichhh.... Ada yang nungguin gak ya?

Enggak kayak nya:(

Udahlah Langsung aja cusssss....

HAAPY READING"

*****
Bahagiaku bukan cara dia memperlakukanku istimewa...

Tetapi ketika dia datang dikegelapan malam yang membawa sinar yang begitu terang....

Dia selalu ada...
Dia juga yang selalu setia...

Ketika gelap malam yang terus membelenggu di kegelapan...

Dia bagai rembulan yang datang di penghujung malam...
Yang menerangi bumi yang gelap tanpa pelita....
Bahkan kau dengan tanpa imbalan kau datang membawa sebuah penerang...

Terima kasih kau datang penerang untuk hidupku yang kelamm.
Kau ada dihatiku...
Dan tetap begitu...

Aku mencintaimu yang diseberang...
Dan aku merindukanmu.

~Dear Raga~

------

Prang....

Seketika Raga terbangun dari mimpinya ketika mendengar lemparan batu mengenai kaca kamarnya.

Raga bangun lalu menatap kaca kamarnya yang pecah dan ada Sebuah botol berisi surat yang menarik perhatiannya berada dipecahan kaca itu. Tanpa ragu Raga mengambilnya lalu membuka botol dan membaca isi dalam surat itu.

"They are all around you"

(Mereka ada di sekitarmu)

Raga Mengernyit membaca tulisan, Ia lalu memandang keluar kamarnya mencari orang disana. namun nihil yang ia dapat hanya kosong karena waktu menunjukkan jam 1 malam.

Apa ada yang meneror dirinya, itu yang ada dikepalanya sedari tadi.

"Siapa dia?" Tanya Raga entah pada siapa. Raga tidak merasa heran karena sebelumnya ia sering mendapatkan yang seperti ini tapi yang membuat ia bingung untuk apa si peneror meneror dirinya.

Pikiran Raga langsung teringat oleh kejadian tadi sore ketika Lia dan Leon dikepung di gang sempit.

FLASH BACK ON:

Raga mengetuk ngetuk pulpen merahnya pada buku, yang kini sedang berusaha memecahkan misteri dari angka Tiga.

"Tiga" Raga menulis angka tiga pada bukunya.

"Orang ketiga"

"Apa, Tiga tersangka"

"Gue harus pecahin ini." Raga memandang ke depan dengan Kosong.

Raga terus mencoret coret mencari maksud arti dari tiga pada buku tulisnya.

"Akhh.." Raga mengeram frustasi.

Raga langsung mengalihkan pandangannya pada Handphonenya yang bergetar menandakan ada panggilan masuk.

"Haloo..."

Di Seberang [BELUM REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang