"jangan membuat hidupmu terus bergantung pada orang lain, karena bahagia gak harus tentang orang lain."
~Aurelia~
❇️❇️❇️❇️Semua murid berseragam putih abu-abu itu berhamburan memasuki kelas masing masing saat bell masuk menggema keseluruh sudut "SMA SEMESTA".
Sama halnya dengan perempuan berambut sepundak itu sudah duduk tenang dengan pulpen ditangnya bersama Leon teman sebangkunya aka sahabatnya.
"Lo besok ikut kan kerumahnya Tante Winda." tanya Leon.
"Ikut sih, tapi kan gue setiap minggu harus ibadah?" ucapnya disela menyingkirkan rambutnya yang menutupi wajahnya.
"Ya udah gue anter Lo ke gereja, sembari gue shalat Dzuhur gimana"
"Eem, oke deh kalo begitu."
"Sutt..woy kalian liat tuh didepan ada Bu juminten, malah pada ngobrol." bisik Beni teman kelasnya yang berada di belakang kursinya.
"Iya gua tau emang mata gua katarak," ketus Leon.
Masalahnya, Bu Juminten adalah guru terkiller disekolahnya jadi tak ayal semua warga murid disana merasa takut apalagi Bu Juminten guru Kimia ya pasti kalian tau lah siswa jaman sekarang.
"Gue gak ngomong mata Lo katarak ya! Lo yang ngomong." sulut si Beni.
Lia hanya memutar bola matanya malas mendengar perdebatan mereka, dari pada mendengar perdebatan mereka dan mendengar Bu Juminten yang terus mengoceh didepan lebih baik ia tidur menelengkupkan kepalanya ke meja.
"BENI LEON NGAPAIN KALIAN BERISIK, KALIAN TIDAK MENDENGARKAN SAYA!!"
perdebatan mereka terhenti oleh teriakan membahan milik Bu Juminten, semua arah mata dikelas itu mengarah pada mereka berdua selain Lia pastinya.
dengan bibir merah alis tebal rambut yang dikonde bersamaan dengan tangannya membawa sebuah pengaris kayu besar berjalan layaknya slow motion mengarah kepada mereka berdua membuat pasrah apa yang terjadi selanjutnya.
Prakkkk
Dengan kencang Bu Juminten mengebrak meja yang diduduki Leon dan Lia dengan kencang membuat Lia yang tertidur tercekit kaget.
"Ngapain Lo bangunin gue gob..." Perkataan Lia terhenti di tenggorokan saat melihat arah mata temannya dan guru terkiller di SMA-nya menatap tajam Lia.
Lia menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal, karena merasa tak tau apa yang menyebabkan mereka semua menatapnya.
Lalu arah matanya mengarah kepada Leon yang ternyata sama juga sedang menatapnya.
"Sekarang kalian bertiga berdiri hormat mengahadap tiang bendera sampai jam ISTIRAHAT!!!" Teriak bu Juminten menekankan kata terakhirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Seberang [BELUM REVISI]
Teen Fiction⚠️WASPADA LAPAK INI MENGANDUNG BAWANG⚠️ BELUM REVISI! ❇️❇️❇️❇️ "𝘛𝘢𝘬𝘥𝘪𝘳 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘳𝘪𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘳𝘶𝘣𝘢𝘩 𝘯𝘢𝘳𝘢𝘴𝘪, 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘳𝘴𝘶𝘴𝘶𝘯 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘩𝘢𝘳𝘢𝘱𝘢𝘯. 𝘛𝘢𝘬 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘬𝘦𝘯𝘺𝘢𝘵𝘢𝘢𝘯!" ~𝘙𝘢𝘨...