7 - "Apa kita Jodoh yak"

24 11 5
                                    

*

*

*

*


Tandai typo"
HAAPY READING**

Jangan lupa vote komen dan share cerita ini!!

*******
"woyy martinnn" teriak Vega.

Sosok yang bernama Martin itu pun menengok kebelakang. Sedikit perkenalan Martin adalah salah satu murid yang kalem dan ramah kepada orang lain, dia suka sekali di ejek oleh geng Raga dkk karena namanya yang sama dengan salah satu kartun Indonesia. Liat foto diatas....

"Apaan" ketus Martin ketika namanya dipanggil.

"Tolong cabut nyawa dia" tunjuk Vega pada Chiko yang di balas tatapan melotot.

"Ngapain gue, Lo aja sekalian." Sarkas Chiko.

Martin memutar bola matanya malas mendengar perdebatan mereka. "Gue itu Roy Martin,bukan Martin malaikat pencabut nyawa orang."

"Ya.... hahaha...Roy Martin Lo itu cocok jadi tukang nyabut nyawa orang," tertawa Vega.

"Ya kali Lo berubah jadi Roy Martin Lo kan buluk." Cerca Chiko mengejek.

"Ye...diem Lo Coki Coki," kata Martin dengan muka masam.

"Gue Chiko bukan Coki Coki" Chiko mulai nyolot.

"Sama aja Lo kan mukanya mirip tuh sama sama Coklat itemm, teruss enaknya selangit lagi." Ucap Vega lalu tertawa bersama Martin.

"Woyy....ngapa jadi ngebully gue dah, Lo juga Veg ngapain ketawa" kesal Chiko.

"Ehmm... Oke kali ini si Martin harus Benar-benar bunuh orang yang bener jangan salah Mulu Lo" kata Vega Menganti topik cerita.

"Iya jangan malah Anak perawan Orang Lo cabut" saut Chiko.

"Bacot Lo berdua" kesal Martin berjalan meninggalkan mereka.

"Woyyy Martin..Lo mau kemane," teriak Chiko dengan muka watadosnya.

"Nyabut anak perawan Orang," teriak Martin dengan kesal bercampur marah.

"Hahahaha" tertawa ngakak mereka berdua sampai mengeluarkan air matanya.

******
Seorang siswi perempuan berbaju seragam putih biru yang duduk di kantin bersama bakso pak Nurdin di depannya.

Dengan nama tag "Widya Sara leola" dengan Santainya duduk di kantin di waktu pelajaran masih berlangsung.

"Emangnya neng Sara teh gak dimarahin makan dikantin,"

"Kan belum istirahat atuhh." Lanjut Pak Nurdin.

"Udahlah saya males pak di Kelas cuman liatin papan tulis doang gak ngapa ngapain"

"Lagian saya juga pusing ngeliat rumus rumus di buku"

"Yahh itu mah memang kewajibannya seorang pelajar atuh neng," ucap pak Nurdin dengan tangan yang mengusap ngusap meja dengan Lap.

Sara hanya diam menganggap enteng perkataan pak Nurdin yang masih memakan baksonya dengan santai.

"Sara kenapa kamu dikantin," teriak Bu Rika yang dikenal Guru Bk kelir.

"Mampus" tepuk tangan Sara pada jidatnya.

Pak Nurdin yang melihatnya pun langsung berlari terbirit-birit takut kena damprat juga.

"Ngapain kamu disini" tanyanya berkecak pinggang.

Di Seberang [BELUM REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang