23 - Pengkhianat

7 1 5
                                    

Hai gyuss meskipun gak ada yang baca aku tetep update...
Dan, aku yakin suatu saat nanti juga lapak ini bakal banyak yang baca🌻🌙 tapi gak ada yang tau kan, biar tuhan yang tau...

Apasih gue gj banget😭🤣

Pakai emot ini khusus lapak DS 🌻🌻🌻🌻🌻

Pakai emot ini khusus lapak DS 🌻🌻🌻🌻🌻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAAPY READING FREN 🌻🌻

*******

Cklekk...

Mendengar suara pintu terbuka perempuan bersurai itu menengok kebelakang yang mendapati perempuan berwajah imut itu tersenyum.

"Sara..."

Perempuan itu mendekat lalu duduk di dekat Sara yang langsung bisa melihat kebawah ada satu tangga untuk turun kebawah yang terdapat sofa dan meja tempat biasa sekelompok orang untuk bolos.

"Ada apa Lo kesini,"

"Gu..e mau nanya sesuatu sama Lo," kaku Linda karena belum terbiasa oleh aksen gue-lonya.

"Tentang?"

"Tentang ini.." Linda menyodorkan sebuah surat.

Dengan tatapan herannya Sara menerima surat itu dan membacanya.

"Dan pertanyaannya J itu siapa?"

"Lo gimana sih akhir akhir ini aneh banget, apa Lo emang beneran bukan Kirana," todong Sara.

"Gu...e Kirana masa bukan Kirana, aneh banget si Lo."

"Terus kenapa Lo lupa ingatan.."

"Iya gue kena Amnesia ringan karena berapa Minggu kemarin gue kejedot pintu dan ada sebagian yang gue gak ingat apalagi tentang sosok J itu,"

"Hahahah...makanya gue tau Lo kejedot pintu pasti karena tante kan."

"Kok ketawa sih jahat banget,"

"Ya Lo gila banget, emang Lo ngapain sampe kejedot."

"Udah coba jawab pertanyaan aku?!"

"Intinya J itu cowok nerd sekolah, dan dengan gampangnya Lo deketin dia karena Lo kasihan sama dia."

"... Setelah beberapa hari kalian Deket semua orang ngejauhin Lo Lo gak dengerin semua omongan mereka sampe suatu saat cowok yang disebut J ngasih Lo sebuah Sepuluh Puisi buat Lo karena saat itu Lo ulang tahun yang ke 15."

"Terus saat itu Lo sama yang lain ngejauh juga,"

"Gak, gue malahan seneng Lo Deket sama laki-laki lain selain Arga."

Arga?

Siapa lagi itu ya Tuhan!?

"Kalo ada 10 kenapa gue temuinnya 1,"

Sara mengediikan bahunya tak tau.

"Udahlah yak gue mua ke ruang BK..."

"Ngapain?"

"Biasalah kasus Kemarin gue labrak kakak kelas.." lalu dengan santainya Sara keluar meninggalkan dia sendirian.

Tanpa menanggapi perkataannya karena seluruh sekolah pun tau seberapa berandalannya Sara.

Menurut Sara Ruang BK adalah Rumah baginya, keluar masuk sesukanya.

"Nama dia J, tapi sekarang dia ada dimana?" Pertanyaan beruntun lolos menari dilidah Linda.

Tanpa disadari ada sosok lelaki dilapangan yang menatapnya dengan datar dan Bibir yang tersenyum miring.

****

Crikk...criikk....

Suara gemericik air keran terdengar disepanjang toilet yang ia tempati, setelah selesai membasuh lengannya Perempuan berseragam putih abu-abu itu mematikannya lalu bersiap segera keluar dari toilet.

Sepatu dengan dominan putih hitam itu terus menyusuri lorong yang terlihat sepi karena KBM masih berlangsung.

Tak...

Suara langkahnya terhenti ketika pendengarannya mendengar suara orang didalam sebuah ruangan seni musik.

Sedang apa dia disana?

Tapi....

Tunggu dulu ia kenal dengan suara ini, tapi apakah mungkin. Ini jelas pasti seseorang itu sedang bertelepon dengan orang lain, tapi ada yang tak beres...

"Terus kasih teror wanita sialan itu!"

"Ya tentu saja..."

"Terus kasih informasi ke gue tentang pergerakan dia,"

"Yayaya... sampai kapan terus begini, emang Lo gak langsung gas aja gitu.." ucap suara disebrang dengan nada konyol.

"Sampai dia lelah..."

Tuttt..

Seseorang itu menekan tombol merah yang langsung sambungan teleponnya mati.

Ketika suara percakapan itu mati, buru buru Perempuan bertag "Aurelia" itu bersembunyi dibalik tembok penghubung Antara kantin dengan lapangan.

Dugg..duugg...

Derap langkah itu melewati dirinya yang sedang bersembunyi, ia menghembuskan nafasnya tenang saat lelaki tinggi itu menghilang dari pandangannya.

Dengan raut sedih dan kecewa Lia meremas rok abu-abunya karena sangking terkejut dan tak terpercaya.

"Gue gak nyangka ternyata Lo pengkhianatnya!" Ucapnya penuh kecewa.

*****
Kringgg....kringggg....

Suara bell itu membangunkan semua siswa dan siswi untuk segara bersiap untuk pulang.

"Yaa, Lo dari mana dah? Pelajaran ketiga Lo ngilang." Seru Leon ketika Lia menginjakkan kakinya dikelas.

Dengan badan yang lemas ia menatap Leon dengan raut tak terbaca, beberapa saat ia segera mengubah rautnya agar tak dapat dicurigai Leon.

"Ohhh... itu gue males aja masuk kelas, ya udah deh gue bolos aja ya gak sekalian,"

"Liaaa Lo mah bikin gue panik aja kirain kemana, Lo kenapa bolos gak aja gue dodol.." semprot Leon.

Lia menggaruk belakang telinganya gatal lalu berjalan melewati Leon yang berbicara, suara cerewet Leon itu loh berisik kaya ibu ibu komplek yang suka gosipp. Panas nihh telinga dengernya...

"Udahlah yok pulang," ajaknya.

"Tunggu...tunggu dulu, tadi pas Lo gak masuk kelas Lo kok bisa barengan sama si Randhy."

"Apa jangan jangan Lo barengan lagi bolosnya,", lanjutnya menatap Lia menyipit.

Deggg....

Mendengar itu membuat rasa kecewa Lia menguat kepermukaan, entahlah ia rasa moodnya sedang buruk ia harus cepat pulang agar bisa menenangkan diri.

"Ya enggaklah, gue gak liat si Randhy juga tadi.." kikuk Lia.

Dengan menenteng tas Lia dan Leon pergi menuju parkiran.

****

****

Partnya pendek lagi males aja ngetik...
Ya udah deh, jangan lupa vote and komen yaa...

Next part...

Di Seberang [BELUM REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang