4

192 23 0
                                    

seorang pria berlari dilorong panjang bangunan putih, bahunya menabrak orang yang dilaluinya. telinganya tuli akan teguran orang akibat yang dibuatnya, sekarang yang dibutuhkannya adalah menemui shin ryujin!

bruk

begitu sampai didepan ruangan lebar bertulis ICU, bahu pria itu didorong kuat oleh sesamanya. "apa yang anda lakukan pada ryujin tuan hwang!" gertaknya setelah melihat pria yang didorongnya terjatuh. sementara pria berjas hitam yang semula terduduk dilantai dingin pun bangun dari jatuhnya.

"aku tidak melakukan apapun!" sarkas pria berjas hitam itu

"lalu bagaimana ryujin mencoba bunuh diri?! jangan berbohong tuan hwang, tempat anda bertengkar dengan ryujin adalah milik jeno!" jaemin yang geram pun mengangkat kerah kemeja hitam milik hyunjin dan menatapnya tajam

"apa pantas seorang yang akan menjadi suami membiarkan calon istrinya bunuh diri?" pria itu terkekeh meremehkan

kekehan kecil itu dibalas hyunjin "apa kau iri tidak bisa menikahi sepupumu bung?" kemudian hyunjin menyeringai

"hentikan!"

bugh

"asal kau tahu bung, ku pikir dia hanya bercanda dalam perkataanya dia ingin mati. bukan kah nona shin ryujin bilang dia seorang asexual?" hyunjin membuka mulutnya yang perih akibat pukulan yang diberikan jaemin 

"lalu kau..." jaemin menghentikan bicaranya, tak berselang lama orang tua ryujin datang kepanikannya. tak lupa dengan nakyung yang menangis tersedu sedu.

"ohh jaemin, bagaimana keadaanya?" tanya nakyung masih dengan tangisanya

"ryujin dalam penanganan dokter, beruntung jeno mengikuti ryujin tadi" balas jaemin dengan tangannya yang menenangkan nakyung

"astaga, jeno bagaimana kejadianya?" nakyung menatap jeno sendu

"baik, tadi saya melihat bu ryujin sedikit bertengkar dengan tuan hwang. kemudian tuan hwang meninggalkan bu ryujin dengan meninggalkan uang dimeja. bu ryujin saya lihat memegang dadanya, saya pikir beliau kesakitan. karena itu sering terjadi dikantor, saya hendak mengejarnya tapi bu ryujin lebih dulu. karena bu ryujin jauh didepan, saya kesulitan mengejarnya. ketika hampir sampai didanau, saya melihat mobil bu ryujin dan..." jeno menggantung penjelasanya

"lanjutkan" titah jaemin dingin

"saya melihat yeji dan bu ryujin seperti berbincang, saya terkejut bu ryujin tiba tiba masuk danau begitu saja. saya melihat kepanikan yeji kemudian yeji berlari begitu saja" lanjut jeno

hyunjin membulatkan matanya sempurna "jangan mengarang cerita tuan lee!" semua mata kemudian menangkap pandangan pada hyunjin

"maksudmu?" tanya ayah ryujin, jaebum

"yeji bukan wanita seperti itu!" elak hyunjin

"baru saja, saya menelpon kepolisian untuk mengecek cctv disana" jeno mengangguk mantap "saya tidak berbohong tuan" kemudian sekertaris ryujin itu pun menatap hyunjin dalam.

-

hyunjin bosan, ia malas beradu mulut dengan orang tuanya. tak ada pilihan lain selain menunggu dokter keluar dari ruangannya. hyunjin melirik jam yang melingkar ditangannya, jarumnya menunjukkan pukul 3 pagi. 

"keluarga shin ryujin?"

kemudian hyunjin membawa dirinya mendekati dokter itu malas. "iya, dengan saya disini"  ucap hyunjin parau

"nona ryujin sudah kami tangani, tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi. kita hanya perlu menunggunya bangun saja" dokter kemudian menepuk perlahan bahu hyunjin "tenang saja tuan, pernikahan anda pasti akan terjalan. nona ryujin memiliki tubuh yang cukup sehat" lanjutnya

dahi hyunjin mengernyit sembari merasakan pria berjas putih itu mulai menghilang. muka malas tampannya ini apakah menunjukkan kekhawatiran? ada ada saja, pikir hyunjin. kehadiran sosok wanita membangunkan semangat hyunjin yang sudah tenggelam. 

"hyunjinn" kemudian dua orang itu berpelukan

"kenapa kau malah kesini? ini sudah malam" tanya hyunjin

"aku khawatir dengan kondisi ryujin dan kamu, jadi aku kemari" jelas yeji

bohong atau tidak? entahlah tak ada yang tahu

"kenapa kau meninggalkannya tadi?" hyunjin membalikkan tubuh yeji. sontak wanita itu terkejut dengan perkataan hyunjin

"maksudmu?" keringat dingin bercucuran dipelipis yeji

"kami melihatmu di cctv, kenapa?" hyunjin bertanya dengan ekspresi yang,biasa saja. entahlah wanita itu malah gugup bahkan gemetar.

"a, apa apaan kau jadi mulai memiliki perasaan padanya?! kau tidak mencintaiku lagi!!" yeji menunjukkan raut sedihnya

"tidak, tidak begitu. aku hanya tanya mengapa saja" hyunjin memeluk yeji kembali

"a, aku hanya mencari bantuan. dan kulihat sudah ada ambulance jadi ya.. aku" wanita itu menghentikan bicaranya dan melihat sebuah cincin logam mulia melingkar dijari hyunjin "apa ini.. lalu pertunangan kita? cinta kita? hyunjin.." sebuah jari menyumpal bibir yeji

"ssstt, kumohon jangan bahas itu lagi. cukup ingatlah aku hanya mencintaimu" sanggah hyunjin lembut

"kita akan tetap bisa bertemu kan?" tanya yeji memastikan

"tidak, hyunjin sudah memiliki istri dan kamu tak bisa menganggunya" nayeon berucap dari balik tembok yang besar

"bunda!" sarkas hyunjin

"hyunjin, tolong bersikap dewasa! siapa istrimu nanti dan apa yang harus kau lakukan jika kau punya istri!" balas nayeon hwang

"karena aku dewasa aku memiliki calon ku sendiri! bukan dipilihkan!" hyunjin menyembunyikan yeji dibelakangnya

"HWANG HYUNJIN!" nayeon mengeraskan suaranya

"tolong jangan lupakan perkataanmu sendiri semalam!" lanjut nayeon. hyunjin berdecak pasrah.

-

"apa aku disurga?" suara serak ryujin mengagetkan yuna yang tengah mengetik sesuatu dilaptopnya

"astaga! kak ryu" pekik yuna kaget

"sebentar aku akan memanggil dokter" kemudian yuna menaruh laptopnya dimeja samping ranjang pasien ryujin, dan berlari memanggil orang yang akan dipanggilnya.

"kenapa aku harus selamat?" gumam ryujin dengan senyum pahitnya
















tbc!

vote! and hope you like^^

𝚊𝚋𝚘𝚞𝚝 𝚊𝚕𝚕 || 𝚑𝚑𝚓 𝚏𝚝 𝚜𝚛𝚓 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang