22

218 21 2
                                    

ryujin memegang erat kepalanya yang begitu terasa sakit, panas bahkan ingin pecah. beban dalam benaknya begitu kuat sehingga dirinya teramat ingin menumpahkan air matanya. ryujin masih membelalak matanya dikala jarum jam menunjukkan angka 3. notabenenya adalah 3 pagi, dua jam setelah kejadian pertumpahan darah yang terjadi pada gubuk kecil tadi.

bayi dalam perutnya merasakan iba pada ibunya, oleh karenanya yang biasanya ryujin gelisah akibat tingkah lincah bayinya tak menganggunya dengan tetap tenang dan tentram. ryujin hanya berfokuskan pada penanganan suaminya yang tengah berjalan 2 jam lamanya.

"ryujin, ada baiknya kamu istirahat sayang. biar hyunjin bunda yang tunggu" ucap nayeon khawatir pada menantu kesayangannya ini

"tidak perlu bunda, ryujin masih bisa menunggu hyunjin" tolak ryujin hangat, meskipun bibirnya sudah melukiskan sebuah warna pucat pasi. ryujin sudah menyerupai mayat hidup, wajahnya dipenuhi keringat dingin

"jangan lupakan bayimu sayang, kau perlu istirihat" nayeon benar benar khawatir dengan kondisi menantunya kali ini

"ryujin tidak ingin meninggalkan hyunjin bunda" balas ryujin, nayeon pasrah. sebagai seorang ibu dirinya mengerti betul tekad menantunya. oleh karenanya nayeon tak mampu berkutik apapun

-

setelah beberapa jam tak bergeming, sekolompok orang keluar dari ruangan bertulis ICU. dengan sigap  ryujin dan nayeon menghampirinya. "bagaimana keadaan putra saya?" tanya nayeon

"kami telah berhasil menyelamatkan tuan hwang, namun tuan hwang masih belum sadarkan dikarenakan pengaruh obat biusnya" jelasnya

"terimakasih dokter" ucap nayeon dan ryujin bersamaan, setelahnya ibu mertua dan menantu tersebut berpelukan hangat. mengalirkan rasa kelegaan dan syukur pada tuhan yang maha esa

ditengah pelukan mereka, terdengar sepasang kruk tengah bersentuhan dengan lantai dingin gedung besar putih tersebut. terdapat jeno yang disangga dua buah kruk, dan kakinya yang terbalut perban putih dan verban elastis disana. 

trak

jeno menjatuhkan dua kruk yang semula dipegang erat olehnya setelah ryujin menengok padanya, sontak nayeon dan ryujin menghampiri jeno menekuk lututnya "jeno, apa yang kau lakukan?" tanya ryujin kebingungan disertai rasa khawatir

"saya manusia yang busuk" sesal jeno lirih

"jeno, berdirilah jangan begini. kau bukan manusia busuk" ryujin berusaha membangunkan jeno, dengan susah payah tentunya

"maafkan saya bu ryujin" peralahan pria tersebut mengeluarkan air matanya

"saya menyelakai bu ryujin, saya hampir membunuh tuan hyunjin. bahkan saya memukul bu ryujin yang jelas jelas hamil besar. saya melupakan budi bu ryujin yang begitu besar hanya demi keegoisan saya demi melindungi ibu saya, say.." ucapan lebar jeno terpotong dengan pelukan hangat ryujin

"maafkan saya.." isaknya ditengah pelukan hangat tersebut

"jeno jangan menyalahkan dirimu sendiri, bila aku ada diposisimu aku akan memlih jalan sama denganmu. keselamatan orang tua lebih dari segalanya" jelas ryujin

"tetap saja, saya tidak akan memaafkan diri saya sendiri apa bila diantara bu ryujin, tuan hwang atau bayi anda terluka" sesal jeno

"jeno, ini bukan salahmu" ucapan ryujin begitu menentramkan hati jeno

"maafkan saya bu ryujin" 

"sudahlah, berhenti menangis aku telah memaafkanmu"

-

hyunjin merejapkan matanya sebentar, dilihatnya ryujin tengah tertidur dengan kepala yang bersender digenggaman tangannya yang erat bersama hyunjin. pria tersebut sedikit iba degan kondisi istrinya saat ini, namun lagi lagi mimpi itu datang.

hyunjin tidak ingin egois karena mimpinya, beberapa  hari ini dirinya berniat untuk membahagiakan istrinya sebagai balasan atas kekhawatirannya yang membahayakan kesehatannya sendiri.

"kau sudah bangun?" tanya ryujin setelah bangun dari tidurnya

"beberapa menit yang lalu" balas hyunjin lemah

ryujin tersenyum lebar, dan senyuman tersebut membuat hati hyunjin sakit "bagaimana keadaanmu? apakah lukanya masih sakit?" sungguh, hyunjin ingin memalingkan mukanya untuk menepis rasa ingin menangisnya tersebut

"aaw" tiba tiba ryujin merintih dan memegang perutnya kuat

"apa yang terjadi padamu?" tanya ryujin khawatir

"dia menendang terlalu kuat" hampir saja hyunjin meloloskan air mata dari sumbernya

karena pertahanannya, hyunjin memilih diam dan sekedar memberikan usapan hangat kecil ditangan ryujin. seperti yang dilakukannya saat ryujin mengeluh atas keaktifan bayinya.

-

'kupikir setelah kejadian itu, kau akan menganggap kehadiran anakmu hyunjin. ternyata aku salah'

'ryujin, aku benar benar meminta maaf'

-

sebuah kalimat mendalam yang sangat sungkan untuk diungkapkan. yang hyunjin lakukan tak sepenuhnya salah, walaupun dari sejuta alasan kejujuran lebih baik dari segalanya. tetap saja jika hyunjin memberikan alasannya tentu akan membuat hati ryujin sakit.

pria tersebut tak akan setega itu padanya, terlebih lagi orang yang tak ingin disakiti hatinya adalah orang tersayangnya. "hyunjin, bisa ambilkan susu dinakas itu? kakiku sedikit berat" pinta ryujin, sorot mata hyunjin tak dapat diartikan. dari sisi hyunjin sendiri, kesal dan iba. 

"badanku nyeri sekali jika harus bergerak" dustanya, tidak sedikit kasar apabila dusta. pengibulan hyunjin, mungkin kibul lebih sopan dari pada dusta.

"baiklah" ryujin menyela napasnya dan berdiri sekuat dia bisa, tentu saja pemandangan yang menyedihkan bagi hyunjin. tubuh pria itu bahkan tak terasa apapun kecuali seseorang dengan lancang memukul tepat pada bekas jahitan diperutnya

hyunjin tak kuat, dia mengambilkan segelas berisi susu tersebut membuat ryujin duduk kembali. "kau bilang.." ucapan ryujin terhenti dan menatap aneh hyunjin

"sudah sembuh" balasnya singkat, ryujin terkekeh kecil

meskipun tidak ikhlas.































to be continued~~

don't forget to vote!!

^^

𝚊𝚋𝚘𝚞𝚝 𝚊𝚕𝚕 || 𝚑𝚑𝚓 𝚏𝚝 𝚜𝚛𝚓 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang